Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite III DPD RI, Sylviana Murni, ikut meminta masyarakat melakukan efisiensi penggunaan minyak goreng dengan cara mengubah metode memasak menjadi merebus, mengukus, hingga membakar. Hal serupa sebelumnya disampaikan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu memang betul, perlu adanya pengolahan makanan dibakar, dikukus, tetapi minyak tetap perlu. Walaupun untuk beberapa hal, kita harus melakukan efisiensi dalam penggunaan minyak," ujar Sylvia di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Ahad, 20 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain untuk mengatasi kelangkaan dan harga yang terus melambung, Sylviana menerangkan efisiensi minyak goreng juga dapat membuat masyarakat hidup lebih sehat dan tidak menumpuk lemak. Meski begitu, Sylviana Murni menilai pasokan minyak goreng untuk masyarakat tetap aman terkendali.
"Saat ini pasokan sudah berangsur membaik," kata dia.
Pasokan minyak goreng memang sudah berangsur membaik pasca pemerintah mencabut aturan soal Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng dalam kemasan. Akan tetapi harganya melambung tinggi dari sebelumnya Rp 14 ribu per liter menjari Rp 25 ribu - 30 ribu per liter.
Pemerintah juga sebelumnya menyatakan akan memberikan subsidi terhadap minyak goreng curah. HET minyak goreng curah ditetapkan Rp 14 ribu per liter meskipun di pasaran banyak pihak menjual di atas harga tersebut.
Megawati Soekarnoputri berbicara soal yang sama dalam webinar tentang pencegahan stunting, Kamis kemarin, 18 Maret 2022. Megawati mengaku heran dengan masyarakat yang berebut dan antre minyak goreng dan menilai masyarakat bisa beralih menggunakan metode memasak yang lain jika harga minyak goreng melambung.
"Saya tuh sampai ke ngelus dodo, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya itu sampai mikir jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng. Sampai begitu rebutannya," kata Megawati.
Alih-alih memasak menggunakan minyak, Megawati menyarankan agar masyarakat memasak dengan cara direbus, dikukus, hingga dirujak. Dengan cara itu, Megawati yakin kelangkaan minyak goreng tidak akan menjadi masalah dan masyarakat menjadi lebih sehat.
Ujaran Megawati itu mendapat kecaman dari berbagai pihak. Pakar politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, meminta agar Presiden ke-5 Indonesia itu menahan diri, karena komentar yang dilontarkannya justru melukai perasaan publik. Pengamat politik Universitas Al-Azhar juga menilai Megawati seharusnya justru meminta para kadernya seperti Presiden Jokowi dan Ketua DPR Puan Maharani bekerja lebih keras agar kelangkaan minyak goreng tak terus terjadi dan harganya bisa lebih terjangkau.