Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

<font face=arial size=2 color=#ff9900>Endang Murtaningsih Katamso:</font><br />Kami Dekat dengan Banyak Jenderal

19 Desember 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA edisi 7 November 2011, majalah Tempo menerbitkan laporan khusus tentang Sarwo Edhie Wibowo. Salah satu artikel di dalamnya berjudul "Kisah Asmara Sang Jenderal". Di dalam artikel itu ditulis Sri Wulan Murni, janda Brigadir Jenderal (Anumerta) Katamso, memiliki kedekatan khusus dengan Letnan Jenderal (Purnawirawan) Sarwo Edhie Wibowo. Anak ketiga Katamso, Endang Murtaningsih, memberi komentar atas artikel itu. Wawancara ini sekaligus merupakan bantahan keluarga Katamso atas artikel "Kisah Asmara Sang Jenderal".

Pasca-G-30-S, Sarwo Edhie sering datang ke rumah keluarga di Yogyakarta menemui Sri Wulan Murni?

Bukan cuma Sarwo Edhie yang datang ke rumah kami. Banyak petinggi TNI datang setelah Bapak tidak ada. Misalnya Jenderal Surono, Jenderal Suryo Sumpeno, Kolonel Leo Ngali, dan Jenderal Widodo (caretaker Komandan Korem 072). Banyak yang memberikan simpati kepada kami. Kalaupun Pak Sarwo datang, itu tidak lebih karena ia komandan RPKAD. Setelah peristiwa itu, rumah kami memang dijaga pasukan RPKAD.

Benarkah Sarwo Edhie sampai datang ke Bandung ketika mendengar Sri Wulan Murni menderita kecelakaan hebat awal 1970-an?

Ibu saya memang pernah mengalami kecelakaan. Mobil yang ia tumpangi tergelincir di antara daerah Padalarang dan Cianjur. Akibatnya, Ibu dirawat hampir satu bulan di Rumah Sakit Borromeus, Bandung. Ibu saya harus menjalani operasi tulang paha. Tapi, selama Ibu dirawat, saya tidak pernah melihat Sarwo Edhie datang menjenguk ibu saya di Bandung.

Bagaimana dengan informasi yang menyebutkan Sri Wulan Murni juga beberapa kali pernah ke Medan, saat Sarwo Edhie menjadi Panglima Kodam Bukit Barisan?

Persinggungan ibu saya dengan Pak Sarwo Edhie itu hanya terjadi saat Pak Sarwo memimpin penumpasan Partai Komunis Indonesia di Yogyakarta. Ibu memang kerap wira-wiri karena, setelah Bapak tidak ada, Ibu harus memberi nafkah tujuh anak. Apalagi Bapak praktis tidak memberi warisan sepeser pun. Tapi saya pasti tahu ke mana saja Ibu pergi.

Sejumlah sumber menyatakan hubungan Sarwo Edhie dengan ibu Anda menghasilkan putra?

Seluruh informasi itu tidak benar. Ibu saya hanya memiliki tujuh putra-putri. Sejak Bapak wafat, Ibu tidak pernah hamil lagi.

Apa yang Sri Wulan Murni lakukan setelah ayah Anda tidak ada?

Ibu bolak-balik Yogyakarta-Bandung berjualan batik dan membuka usaha perkebunan di Lampung. Berkat kebaikan salah satu kolega keluarga, ibu saya memperoleh saham apotek di Kopo, Bandung. Di apotek itu dipajang foto ayah saya. Kami juga diberi kemudahan mengurus perizinan saat membuka bisnis pompa bensin di Bandung. Ibu saya juga sempat berjualan dendeng. Demi menafkahi anak-anaknya, ia bahkan pernah menjadi penagih utang para tentara yang meminjam uang ke orang-orang keturunan Tionghoa, menjadi rekanan dinas perbekalan TNI Angkatan Darat, dan buka usaha kantin di Markas Besar TNI di Cilangkap.

Tien Soeharto tidak senang mendengar kabar kedekatan Sarwo dengan ibu Anda, sehingga akhirnya Sarwo tersingkir dari pusaran kekuasaan....

Ibu Tien justru banyak membantu ibu saya. Setelah Ibu mengalami kecelakaan, melalui istri Pak Rono (Jenderal Surono), Ibu Tien memberikan sejumlah uang. Ibu Tien pula yang meminta agar ibu saya dipindah dari Rumah Sakit Persahabatan ke Rumah Sakit Gatot Subroto, sebelum ibu saya wafat akibat mengidap penyakit gula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus