Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BELASAN mobil pribadi dan bus terparkir di Tugu Proklamasi, Ahad dua pekan lalu. Umbul-umbul Partai Demokrat dan baliho Andi Mallarangeng dipajang ramai mentereng. Malam itu di kantor FOX Indonesia, Jalan Proklamasi 41, Jakarta Pusat, Andi Mallarangeng mendekla rasikan diri sebagai kandidat Ketua Umum Partai Demokrat.
Hadir 427 Dewan Perwakilan Cabang dan 33 Dewan Perwakilan Daerah. Dijamu makan malam mewah, mereka juga diinapkan semalam di Hotel Aston dan Sheraton. ”Menginap di hotel itu memang sejak Rakornas,” kata Chief Executive Officer FOX Andi Zulkarnaen Mallarangeng, Jumat dua pekan lalu. ”Jadi panitia Rakornas yang menyediakan semuanya, bukan Andi.”
Tidak hanya melayani DPC dengan menginap di hotel, Andi juga gencar beriklan. Paling jelas, wajah Andi terpampang di billboard raksasa berukuran 3 x 5 meter persegi di depan Plaza Semanggi, Jalan Gatot Subroto. Papan iklan setinggi 20 meter itu bisa dilihat dari arah Slipi dan Gatot Su broto.
Bila diperhitungkan, harga billboard itu bisa mencapai ratusan juta rupiah, mengingat rentang harga pembuatan baliho sederhana berbahan kain hingga papan reklame yang paling mewah berbahan melamin Rp 6-70 juta. Biaya pemasangan billboard pun memiliki perhitungan yang berbeda. Untuk wilayah DKI Jakarta, biaya pemasangan papan iklan dipatok Rp 300-400 juta.
Pada rentang waktu bersamaan, wajah Andi Mallarangeng juga mencorong di sejumlah media cetak nasional. ”Biayanya bisa lebih dari Rp 475 juta per hari,” kata sumber Tempo di Partai Demokrat. Belum lagi iklan di televisi. ”Bila dihitung, uang yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 50 miliar.”
Ditanya soal angka itu, Zulkarnaen berkelit. ”Uang dari mana Andi?” ia balik bertanya. ”Lihat saja gajinya berapa.” Gaji menteri saat ini Rp 18 juta se bulan. Menurut Zulkarnaen, semua iklan kampanye abangnya tidak dibayar dengan uang, tapi merupakan bantuan teman-teman Andi yang menjalin hubungan dengan FOX.
Zulkarnaen enggan menyebutkan biaya yang sudah dikeluarkan FOX sebagai konsultan politik Andi. ”Tidak etis,” katanya. Tapi ia tak menyangkal kampanye abangnya dibantu beberapa teman pengusaha muda. ”Mungkin karena kesamaan visi,” katanya, tanpa menyebut nama para pengusaha itu.
Calon lain, Anas Urbaningrum, juga mengklaim menerima bantuan dari pengusaha muda. Anas lebih terbuka dengan menyebut dua organisasi di belakangnya, Himpunan Mahasiswa Islam dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. ”Dulu kan Anas memang aktif di HMI,” ujar ketua tim sukses Anas Urbaningrum, Ahmad Mubarok.
Perwakilan cabang dan daerah yang hadir dalam deklarasi Andi juga datang pada acara silaturahmi Anas di Ball Room Hotel Sultan, Jakarta, pada hari yang sama. Fasilitas tak kalah keren: menginap di Hotel Sultan. ”Nginepnya di Lagoon Tower,” kata Mubarok. ”Ada 359 yang hadir.”
Tapi biaya hotel, kata Mubarok, bukan Anas yang menanggung. Menurut dia, ada enam pengusaha muda yang aktif membantu Anas. Tentu dia menolak menyebutkan nama. Tim Anas memilih Apartemen Belleza Tower Unit 7 lantai 8 sebagai markas. Apartemen itu pun, kata Mubarok, bantuan dari para kolega Anas.
Anas menggelar deklarasi di Hotel Sultan, Jumat pekan lalu. ”Dengan segala kerendahan hati, saya menyatakan siap dimajukan sebagai calon ketua umum.” Tak mau kalah, ia menyatakan deklarasi digelar dengan penyelenggara acara Folks Indonesia pelesetan dari FOX Indonesia. Folks dipimpin Ichsan Loulembah, mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah.
Menurut wakil ketua tim sukses Anas, Benny K. Harman, selain diberi ongkos jalan, peserta diinapkan di Grand Tower Hotel Sultan. Tarif kamar deluxe di sini US$ 147 atau Rp 1,32 juta per malam. Tim Anas setidaknya me ngeluarkan Rp 580 juta buat acara ini.
Dari tiga calon, hanya Marzuki Alie yang tak terdengar gaungnya. Menurut Max Sopacua, timnya hanya melakukan kampanye melalui pesan pendek. ”SMS itu lebih menyentuh daripada iklan,” kata Max.
Cheta Nilawaty, Munawwaroh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo