MAKIN banyaknya anggota ABRI menduduki jabatan penting rupanya
tak terbatas dalam Kabinet Pembangunan III. Pekan lalu Jenderal
Darjatmo yang baru sekitar satu setengah bulan menjabat
Kaskopkamtib, sudah menyatakan kesediaannya menjadi Ketua
DPR/MPR. Kenyataan itu menarik perhatian banyak orang Mengapa
pos yang semula ditawarkan kepada PPP -- tapi kemudian ditolak
-- lalu dipegang oleh ABRI juga?
"Bukan apa-apa," kata seorang perwira tinggi Hankam kepada TEMPO
pekan lalu. "Semua itu didasari kenyataan bahwa Indonesia akan
menghadapi crucial stage (fase yang menentukan-Red.) dalam lima
tahun mendatang ini." Sumber itu beranggapan baiknya memang
orang partai yang duduk sebagai ketua badan legislatif. Atau
Golkar yang selain terbesar, juga dikenal sebagai "partai"
pemerintah. Tapi selain figur seperti Adam Malik dan Sultan
Hamengkubuwono, dalam Golkar rupanya tak dilihat orang lain yang
dianggap punya bobot untuk jabatan itu.
Tapi selain soal bobot itu, pihak Hankam rupanya beranggapan
masalah pengamanan itulah yang menjadi soal. Menurut sumber di
Hankam itu, dalam masa Pelita III yang akan dimulai April tahun
depan, "semua bidang penting harus diamankan," katanya. "Dan
tanggungjawab terberat mau tak mau ada di pundak ABRI."
Tanggungjawab lain di bidang keamanan akan dijabat Letjen Yoga
Sugama. Selain terus mengepalai Bakin, Yoga akan mengisi
lowongan yang ditinggalkan Darjatmo. Mendampingi Yoga sebagai
orang kedua di Bakin, ditunjuk Majen Benny Moerdani, yang juga
masih akan merangkap jabatan lamanya sebagai Asisten Intelijen
Hankam.
Dikukuhkannya Majen Moerdani sebagai orang penting di Senopati
-- sebutan populer untuk Bakin yang berkantor pusat di mulut Jl.
Senopati -- telah diduga banyak orang. Perwira tinggi kelahiran
Cepu yang berusia 45 taun itu sejak lama memang dikenal sebagai
orang Nomor 2 dalam bidang intelijen di Indonesia. Karirnya
menanjak cepat sejak dia dipanggil pulang sesudah peristiwa 15
Januari 1974. Jabatannya waktu itu adalah sebagai Kuasa Usaha di
Kedubes RI di Seoul. Dia pulang menggantikan Majen Kharis Suhud
sebagai Asisten Intelijen Hankam.
Jabatan Waka Bakin itu semula memang tidak ada, sebelum Letjen
Ali Murtopo masuk ke sana. Yang ada waktu itu adalah para Deputi
Bakin. Tapi instansi Waka Bakin rupanya tetap dipertahankan
dengan makin berkembangnya badan intelijen tersebut. Kegiatannya
begitu meluas, hingga makin dirasakan pentingnya seorang petugas
pelaksana yang bertindak sebagai "orang kedua". Dengan demikian,
menurut sumber di Hankam itu, menjadi kecil kemungkinan adanya
masalah yang lewat dan perhatian.
Dirangkapnya jabatan Ka Bakin dan Kaskopkamtib di satu tangan,
sepintas lalu memang terasa sebagai hal baru. Bakin sebagai
badan intelijen tugasnya terutama mendeteksi perkembangan
keadaan melalui pengumpulan informasi. Sedang Kopkamtib tugas
utamanya adalah menjaga keamanan dan ketertiban. Di banyak
negara, tugas intelijen dengan tugas operasionil memelihara
kamtib umumnya tak berada di satu tangan.
Sekalipun begitu, Ka Bakin Yoga Sugama konon akan lebih sibuk
berkantor di Merdeka Barat 17, kantornya sebagai Kaskopkamtib,
daripada di Senopati. Sedang Benny Moerdani dikabarkan akan
lebih banyak sibuk di Senopati daripada kantor lamanya di Tebet.
Apakah Waka Bakin yang baru ini akan banyak berceramah? Sebuah
sumber yang dekat dengan Waka Bakin yang baru itu
menyangsikannya. "Pak Benny itu memegang teguh prinsip bahwa
orang intel tidak boleh banyak bicara," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini