Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

4 Momen Panas Dingin dan Gergeran di Sidang MK Sengketa Pilpres

Ada banyak momen panas dingin dan gergeran di Sidang MK Sengketa Pilpres.

22 Juni 2019 | 09.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman menutup sidang sengketa pemilihan presiden 2019 (Sengketa Pilpres) pada Jumat, 21 Juni 2019. Anwar menyatakan, hakim MK akan menggelar Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) setelah mendengarkan jawaban dan juga keterangan saksi serta ahli dari para pihak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Saat Ketua MK Protes Tak Disebut Alumni UGM oleh Ahli Jokowi

Anwar menyebut jadwal pengucapan putusan akan disampaikan kepaniteraan kepada para tim hukum Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Komisi Pemilihan Umum, tim hukum Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, serta Badan Pengawas Pemilu. 

"Kepaniteraan melalui surat untuk (agenda) pengucapan putusan. Sudah selesai dan tak ada lagi hal-hal tersisa. Dengan demikian sidang selesai dan ditutup," ujar Anwar sebelum mengetok palu sidang, Jumat, 22 Juni 2019.

Sidang sengketa Pilpres 2019 dimulai sejak Jumat pekan lalu dengan agenda pembacaan permohonan dari tim hukum Prabowo - Sandiaga. Sidang kemudian dilanjutkan dengan agenda pembacaan jawaban dari KPU, tim hukum Jokowi - Ma'ruf, serta Bawaslu, hingga keterangan saksi serta ahli dari para pihak.

Selama persidangan, banyak pula momen-momen menegangkan dan juga momen lucu penuh canda. Tempo merangkum beberapa momen tersebut, seperti berikut ini;

1. Bambang Widjojanto Kerap Ditegur Hakim

Kuasa hukum Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 selaku pemohon Bambang Widjojanto (kanan) saat menanggapi Majelis Hakim terkait bukti milik BPN Prabowo - Sandi yang dihadirkan pada sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) sengketa Pilpres 2019 dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dan ahli di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Selama sidang, Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi Bambang Widjojanto kerap berdebat hingga ditegur hakim. Hakim Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat bahkan nyaris pernah meminta Bambang keluar dari ruang sidang lantaran terus berbicara dan memotong pembicaraan Arief dengan saksi.

Baca: Bambang Widjojanto: Emang Muka Gue Tak Siap Terima Keputusan?

"Sudah Pak Bambang sekarang diam, saya akan dialog dengan dia. Kalau tidak setop Pak Bambang saya suruh keluar," kata Arief di ruang sidang MK, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2019.

Bambang juga pernah ditegur hakim MK Saldi Isra karena mondar-mandir saat sidang pemeriksaan saksi yang dihadirkan tim kuasa hukum Jokowi - Ma'ruf Amin berlangsung pada Jumat, 21 Juni 2019.

"Pak Bambang, supaya Bapak tidak pindah-pindah mungkin pindah ke belakang saja kalau mau koordinasi. Ada yang berdiri-berdiri dalam ruang sidang kan tidak baik," kata Saldi.

2. Saksi Ahli KPU Bikin Gergeran Ruangan Sidang

Saksi Ahli IT, Marsudi Wahyu Kisworo, yang dihadirkan oleh tim hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam sidang lanjutan sengketa pilpres di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis, 20 Juni 2019. Dalam kesaksiannya Marsudi menjelaskan terkait persoalan perhitungan suara di Situng KPU. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Saksi ahli KPU, Profesor IT Marsudi Wahyu Kisworo berhasil mencuri perhatian karena tingkah lucunya ketika memberi keterangan dalam sidang MK pada Kamis, 20 Juni 2019.

Baca: 4 Momen Marsudi Wahyu Kisworo Bikin Gergeran Ruang Sidang MK

Salah satu tingkah lucu Marsudi terjadi ketika dicecar oleh kuasa hukum Prabowo-Sandi atas hal yang tidak diminta kepadanya untuk menjelaskan. Namun, ketika kuasa hukum Prabowo-Sandi mulai meragukan kemampuan Marsudi, Pakar IT itu pun menjawab sebetulnya dia bisa dengan mudah melakukannya apa saja jika ditugaskan.

"Saya selaku pakar security selalu mengatakan, sistem apapun bisa saya jebol. Bahkan tadi saya bercanda, saya enggak perlu tanya password WiFi MK, saya bisa tembus saja. Tapi nanti saya ditangkap," ujar Marsudi diikuti tawa peserta sidang MK pada Kamis, 20 Juni 2019.

Baca: Berkenalan dengan Marsudi Wahyu Kisworo, Saksi KPU di Sidang MK

Momen lainnya, terjadi ketika Marsudi memilih berdiri sepanjang sidang selama kurang lebih dua jam memberikan keterangan di depan hakim dan para pihak. Hakim MK Saldi Isra sampai mempersilakan Marsudi untuk duduk barang sebentar. Namun, Marsudi enggan duduk dan tetap berdiri di podium. "Saya 60 tahun, tapi masih fit. Karena tai chi (ilmu beladiri China)," ujar Marsudi sambil memperagakan tangannya dengan gerakan silat. Sontak tingkah Marsudi lagi-lagi mengundang tawa peserta sidang.

3. BW Ragukan Saksi Ahli Jokowi, Dibalas Telak

Saksi Ahli, Heru Widodo saat memberikan kesaksiannya terkait PHPU di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat, 21 Juni 2019. Dua saksi ahli yang dihadirkan adalah Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Eddy O.S. Hiariej dan Doktor di bidang ilmu hukum dari Universitas Padjadjaran, Heru Widodo. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Ketua Tim Hukum Prabowo - Sandiaga Bambang Widjojanto mempertanyakan kapabilitas Eddy Hiariej, saat menjadi saksi ahli yang dihadirkan tim hukum Jokowi-Ma'ruf dalam sidang sengketa MK yang digelar pada Jumat, 21 Juni 2019.

BW meminta Eddy menunjukkan karya tulis dan hasil riset Guru Besar Hukum Pidana Universitas Gadjah Mada (UGM) itu yang berkaitan dengan perkara pemilu. "Anda sudah menulis berapa buku soal Pemilu dan TSM? Berikan kepada kami buku itu. Berikan jurnal internasional yang pernah anda tulis," ujar BW dengan nada tinggi dalam sidang sengketa MK yang digelar pada Jumat, 21 Juni 2019.

Pertanyaan itu merupakan balasan karena sebelumnya tim hukum Jokowi-Ma'ruf juga mempertanyakan hal yang sama kepada saksi ahli yang dihadirkan pihak Prabowo-Sandi. "Saksi kami ditanya dan agak setengah ditelanjangi oleh pihak terkait, apakah anda pantas jadi ahli? Ahli kami itu punya 22 buku dan ratusan jurnal, tapi masih dipertanyakan keahliannya," ujar BW.

Eddy Hiariej kemudian membalas dengan meminta BW mengecek sendiri CV yang telah dia lampirkan sebelum sidang. "Kalau Saudara tanya saya sudah berapa buku, saya kira tadi saya sudah melampirkan CV. Ada berapa buku, ada berapa jurnal internasional, silakan, nanti bisa diperiksa. Kalau saya sebutkan mulai dari poin 1 sampai 200, sidang ini selesai. Jadi bukan persoalan kualifikasi," ujar Eddy.

4. Sidang MK Jadi Kontes Pakar Hukum dan Reuni UGM

Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri), Arief Hidayat (tengah) dan Manahan MP Sitompul (kanan) berbincang saat memimpin sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019. ANTARA/Galih Pradipta

Dalam sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli dari tim Jokowi-Ma'ruf kemarin, terjadi unjuk kemampuan antar para alumni UGM saat sesi bertanya pada Guru Besar UGM Eddy Hiariej yang dihadirkan sebagai saksi ahli.

Baca: Saat Ketua MK Protes Tak Disebut Alumni UGM oleh Ahli Jokowi

Alih-alih bertanya, sejumlah kuasa hukum Prabowo-Sandi yang notabene alumni UGM serupa Eddy Hiariej, malah saling unjuk kemampuan. Salah satunya dilakukan kuasa hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Luthfi Yazid.

Mendapat giliran bertanya, Luthfi mengaku tak ingin kalah dari tiga kolega yang sebelumnya mengajukan pertanyaan kepada Eddy. "Saya juga tidak mau kalah, Yang Mulia, dengan teman-teman saya," kata Luthfi.

Sembari terkekeh, hakim Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat mempersilakan Luthfi unjuk gigi sambil melontarkan sindiran. "Ya, ini anu, kok, apa namanya, kontes para pakar hukum supaya didengar oleh seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana para pakar hukum di Indonesia berdebat, silakan," kata Arief.

Alih-alih bertanya, Luthfi malah bercerita bahwa Eddy Hiariej serta dua koleganya di tim kuasa hukum Prabowo-Sandiaga, Iwan Satriawan dan Denny Indrayana sebagai juniornya. Namun dia pun mengakui bahwa senior tak melulu lebih berhasil ketimbang juniornya. "Hanya di Indonesia itu, jalan duluan kan belum tentu nyampe duluan," kata dia.

Ada enam nama lulusan UGM yang disebut Hakim MK Saldi Isra ketika menyindir sidang rasa panggung alumni UGM, kemarin. Yakni kuasa hukum Prabowo-Sandi Lutfhi Yazid, Iwan Satriawan, dan Denny Indrayana, serta saksi ahli Tim Hukum Jokowi, Heru Widodo, dan Eddy Hiariej, serta hakim MK Enny Nurbaningsih.

Tak terima, Eddy Hiariej juga menambahkan nama Saldi Isra. "Beliau bilang ini panggung alumni UGM, padahal beliau juga alumni. Jadi ada enam alumni UGM di ruangan ini," ujar saksi ahli tim hukum Jokowi tersebut.

Di penghujung persidangan, Ketua MK Anwar Usman tiba-tiba menyampaikan protes karena tak disebut sebagai alumni UGM oleh Eddy Hiariej. "Sebentar, saya mau protes dulu ke Prof Eddy. Saya dan Wakil merasa sedih. Saya sama Yang Mulia Pak Wakil nggak diakui. Gimana ceritanya," kata Anwar Usman dengan wajah sedih sebelum menutup persidangan.

Anwar Usman ternyata juga memperoleh gelar doktor dari universitas tersebut. Ada pula Wakil Ketua MK Aswanto, yang juga lulusan S-2 UGM. Sontak wajah Eddy Hiariej tampak sedikit pucat, sebelum selanjutnya tawa pecah.

Baca: Sidang MK, Saldi Isra Sebut Persidangan Jadi Panggung Alumni UGM

"Kami kan juga alumni. Waduh, sedih saya. Prof Saldi juga alumni, tapi sudah dihitung tadi. Belum termasuk saya sama Pak Wakil. Prof Eddy lupa tadi," lanjut Anwar Usman. Seisi ruangan pun tertawa di akhir sidang, tawa pecah. Eddy pun tampak tertawa sambil mengatupkan kedua tangannya menyimbolkan minta maaf. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus