Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

79 Tahun Ma'ruf Amin, Alumnus Pesantren Citangkil Jadi Wakil Presiden RI ke-13

K.H. Ma'ruf Amin kelahiran Kresek, Tangerang pada 11 Maret 1943. Hari ini berusia 79 tahun, ini perjalanan hidupnya hingga menjadi Wakil Presiden RI.

11 Maret 2022 | 21.07 WIB

Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin melambaikan tangan kepada wartawan sebelum mengikuti upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Jakarta, Minggu 20 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Perbesar
Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin melambaikan tangan kepada wartawan sebelum mengikuti upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Jakarta, Minggu 20 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Prof Dr (HC.) K. H. Ma'ruf Amin saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-13 yang menjabat sejak 20 Oktober 2019. Dikutip dari presidenri.go.id, ia lahir di Kresek, Tangerang pada 11 Maret 1943, tepat hari ini 79 tahun lalu. Ma'ruf merupakan anak kedelapan dari ibu Maimoenah dan ayah Mohammad Amin, seorang ulama besar di wilayah Barat Tangerang yang muridnya tersebar dipenjuru Banten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari wapresri.go.id, sebagai seorang ulama dan juga anak ulama, ia sedari dini mendapatkan pendidikan formal dan non-formal di sekolah berbasis agama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selesai pendidikan dasar di Pesantren Citangkil pada usia 12 tahun Ma'ruf merantau ke Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Anak muda di kampung Ma`ruf biasanya memang melanjutkan belajar ke Pesantren di Jawa Timur. Sebagian besar ke Tebu Ireng, sebagiannya lagi ke Pondok Modern Daarussalam, Gontor.

Setelah selesai di Tebu Ireng, Ma`ruf Amin pernah bersekolah SMA Muhamadiyyah di Jakarta. Ia ingin belajar pengetahuan umum. Tapi akhirnya tidak diselesaikannya. Ia kemudian mondok lagi ke beberapa pesantren di Banten dalam waktu singkat-singkat. Antara lain, Pesantren Caringin, Pesantren Petir, dan Pesantren Pelamunan, Serang.

Setelah berkeliling ke beberapa pesantren, Ma`ruf mempersunting Siti Huriyah, keduanya masih ada hubungan kerabat, dan juga putra ulama besar di Kresek. Setelah menikah, pada usia 20 tahun ia pindah ke Tanjung priuk, Jakarta Utara dan kuliah di Fakultas Ushuludin, Universitas Ibnu Choldun, Jakarta. Sembari kuliah, KH. Maruf Amin memimpin Gerakan Pemuda Ansor, mulai Ketua Ranting Kecamatan Koja, sampai Cabang Jakarta Utara, Ia menjadi Ketua GP. Ancor Kota Jakarta Utara pada tahun 1964-1966.

Usai menyelesaikan studi di perguruan tinggi, Ma'ruf berdakwah di Jakarta pada 1964 dan juga menjadi guru sekolah di Jakarta Utara hingga 1970. Selain itu, ia pun bekerja sebagai Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdatul Ulama (NU) di tahun 1968 dan Direktur, sekaligus Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Yayasan Al-Jihad pada 1976.

Sebagai seorang ulama yang bertugas berdakwah, Ma'ruf menjadi anggota Koordinator Dakwah Islam sejak tahun 1970 hingga 1972. Kemudian ia menjabat sebagai anggota Badan Amil Zakar, Infak, dan Sadaqah (Bazis) Jakarta sejak 1971 hingga 1977. Tak hanya itu, Ma'ruf menjadi anggota Pengurus Lembaga Da'wah Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU), Jakarta, pada 1977 hingga 1989 dan memimpin Yayasan Syekh Nawawi Al-Bantani sebagai ketua umum tahun 1987.

Sebelum menjabat sebagai wakil presiden RI, Ma’ruf Amin sudah mempunyai pengalaman legislatif sejak 1971. Pada 1971, Ma’ruf terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari partai NU yang pada saat itu masih merupakan partai politik aktif. Ia menjadi salah satu anggota termuda pada masa itu.

Sejak tahun 1990, Ma'ruf sudah menganggotai Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta menjadi Ketua Dewan Syariah Nasional dan Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat tahun 1996.

Setelah menjabat menjadi anggota DPR RI sejak 1999–2004, Ma'ruf menjadi anggota Komite Ahli Pengembangan Bank Syariah Bank Indonesia pada 1999 dan pada 2001 mengetuai Komisi Fatwa Majelis Ulama (MUI) yang bertugas mengeluarkan fatwa.

Di tahun 2004 ia tak melanjutkan untuk menjadi DPR RI dan kembali ke MUI untuk memimpin Ketua Harian Dewan Syariah Nasional MUI hingga 2010. Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ma'ruf mengemban amanat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dari 2007 sampai 2014.

Ketika masa-masa Pemilu Presiden 2019, Joko Widodo mengumumkan Ma'ruf Amin sebagai calon Wakil Presiden. Pencalonannya sangat didukung Koalisi Indonesia Kerja dan pada akhirnya berhasil memenangi Pilpres periode 2019 - 2024.

Masih dikutip dari wapres.go.id, hingga saat ini Ma'ruf Amin telah menerbitkan banyak karya tulis antara lain, Meluruskan Makna Jihad Mencegah Terorisme pada 2006, Melawan Terorisme dengan Iman pada 2007, Harmoni dalam Keberagamaan : Dinamika Relasi Agama –Negara yang terbit pada 2011.

ANNISA FIRDAUSI 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus