Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Ada 23 Desa yang Akan Terdampak Letusan Gunung Agung

Terdapat 23 desa yang akan terdampak muntahan hasil erupsi Gunung Agung. Desa-desa tersebut masuk dalam zona awas letusan Gunung Agung.

27 November 2017 | 15.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Turis mengawasi Gunung Agung yang meletus dan mengeluarkan abu vulkanik dari Pura Besakih di Karangasem, Bali, 27 November 2017. AP/Firdia Lisnawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dari hasil pemetaan yang telah dilakukan, ada sejumlah desa yang kemungkinan akan terdampak jika terjadi letusan Gunung Agung. Dari pemetaan, ditemukan ada 23 desa yang sangat mungkin akan terdampak berbagai muntahan hasil erupsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dengan ditetapkan status Gunung Agung menjadi awas dan menetapkan radius 8 km ditambah sektoral 2 km, menjadi 10 km dari pucuk gunung sebagai zona awas, maka ada 22 desa yang harus mengungsi," kata Sutopo dalam konferensi persnya, di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur pada Senin, 27 November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai Senin, 27 November 2017 pukul 06:00 WITA. Status Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.

Adapun 23 desa yang diminta mengungsi adalah Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringasari, Muncan, Duda Utara, Amertha Bhuana, Sebudi dan Buda Keling.

Dari pemetaan yang dilakukan BNPB, 23 desa yang berada di area terdampak material letusan di bagi dalam tiga kawasan rawan bencana (KRB). Kawasan yang paling dianggap paling rawan dan paling terdampak berada pada KRB III. Pada area ini, desa akan terkena awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar dan abu lebat.

Pada KRB II merupakan area terdampak dengan intensitas menengah. Pada wilayah ini akan terkena awan panas, lontaran lava, lahar, lontaran material dan batu pijar. Sedangkan, pada KRB I yang merupakan paling minimal akan terkena lahar dingin dan lahar hujan.

Selain itu, menurut Sutopo diperkirakan pemerintah dan pihak terkait harus melakukan evakuasi sebanyak 90.000-100.000 penduduk di sekitar Gunung Agung. "Jumlah penduduk masih terus dihitung, karena beberapa catatan menunjukkan data yang berbeda. Tapi perkiraan awal ada 90.000-100.000 penduduk harus kita evakuasi, harus keluar dari zona berbahaya," katanya.

Kemudian, Sutopo juga mengatakan bahwa sejak Ahad, 25 November 2017 kemarin sudah ada juga masyarakat yang telah memulai melakukan evakuasi mandiri. Meskipun demikian, menurut catatan sementara kemungkinan sudah ada lebih dari 40.000 masyarakat mengungsi di beberapa tempat.

Menurut catatan BNPB, erupsi Gunung Agung terus meningkat. Tingkat erupsi sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada Ahad pekan lalu pukul 21.00 WITA. Sampai hari ini erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak.

Kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak. Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus