Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu meminta legislator terpilih dari partai banteng membantu memenangkan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bogor pada Pilkada 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PDIP, kata Adian, bakal menggeser legislator dengan cara pergantian antar waktu (PAW) jika mereka tidak maksimal membantu pemenangan di Pilkada Kabupaten Bogor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini sebuah konsekuensi dalam perjuangan kita. Kita kasih pilihan, kalau tidak PAW ya tahun depan mendapat nomor urut buncit. Setuju atau tidak," tanya Adian saat memberikan sambutan konsolidasi pemenangan calon bupati Bogor dari PDIP di Cibinong, Ahad, 1 September 2024.
Di Pilkada Kabupaten Bogor, PDIP mengusung pasangan Bayu Syahjohan dan Musyafaur Rahman. PDIP menjadi satu-satunya partai yang mengusung duet Bayu-Musyafaur Rahman. PDIP akan melawan duet Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi alias Jaro Ade. Duet Rudy-Jaro Ade diusung 17 partai yang disebut Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus.
Adian meminta calon bupati yang diusung PDIP berani membuat program dan terobosan. Sebab, menurut Adian, dalam kontestasi Pilkada tahun ini, PDIP hanya sendiri untuk melawan koalisi gemuk yang dipimpin oleh partai Gerindra.
Menurut Adian, calon yang diusung PDIP mesti melawan koalisi gemuk KIM Plus dengan menggalang dukungan rakyat. Caranya dengan berkeliling minimal sepuluh titik per hari untuk bertemu dengan masyarakat.
"Koalisi dengan rakyat bisa terbentuk, dengan kita menyiapkan program yang menyasar dan memang menjadi prioritas serta berdampak langsung kepada rakyat," kata Adian.
Selain itu, Adian juga meminta bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bogor yang diusung partai banteng memperhatikan upah dan kesejahteraan buruh sebagai program jika mereka terpili.
"Berani atau tidak, harus berani. calon bupati kita harus berani menaikan upah buruh untuk kesejahteraan mereka, karena selama ini anggaran 30 persen perusahaan selalu mengalir ke kantong pejabat," kata Adian. "Ini harus diubah karena pejabat sudah digaji oleh uang rakyat."
Anggota PDIP di DPRD Kabupaten Bogor, Slamet Mulyadi mengatakan, apa yang disampaikan oleh Adian adalah hal yang biasa diucapkan dengan tujuan untuk membakar semangat semua kader PDI-P.
Namun, Slamet menyebut, tanggungjawab pemenangan tidak hanya jadi beban Anggota Dewan terpilih saja, tapi semua kader PDIP khususnya pengurus dari tingkat cabang hingga ranting juga memiliki tanggungjawab yang sama.
"Ini menjadi tugas kita bersama sebagai kader partai. Tentu tidak hanya kami di DPRD, tapi pengurus DPC, PAC hingga ranting juga memiliki beban yang sama. Soal PAW, ya itu kan lumrah untuk memecut kami bekerja untuk memenangkan calon bupati dari PDI-P," kata Slamet.