Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Air untuk sampang

Sawah di daerah kab. sampang, madura, hanya mengandalkan air hujan. pemda ja-tim lewat apbd akan membena hi kekurangan air dengan ekplorasi pengeboran air tanah & pembuatan waduk dari 3 sungai yang ada. (dh)

5 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI kabupaten Sampang. 70% rakyatnya hidup dari mencangkul. Meski cuma 1% dari seluruh wilayahnya saja yang terdiri dari sawah irigasi. Hingga,setelah dihitung, penghasilan penduduk per kepala cuma Rp 35,34 seharinya. Tentu saja Gubernur Soenandar Prijosoedarmo yang bertandang ke sana akhir April lalu, terheran-heran. Cukupkah? "Kadang-kadang cukup, kadang-kadang tidak", jawab Temran,45 tahun, petani di Robatal, Sampang. Ladangnya cuma sekitar 0,2 ha luasnya. Dan tersentuh air cuma di musim hujan. Ini yang menyebabkan Temran dan umumnya penduduk Madura, tak kenal nasi sebagai makanan pokok, meski tak pernah terdengar jeritan terjerat busung lapar. Gubernur Soenandar tak hanya berhenti pada bertanya-tanya. Lewat APBD Jawa Timur ia menyisihkan isi kas daerahnya buat membenahi kelangkaan air di wilayah yang terkenal dengan karapan sapinya itu. Yakni dengan melakukan eksplorasi pengeboran air tanah, yang menurut Ashari BIE, wakil kepala Dinas PU Jawa Timur bidang Pengairan, "telah meliputi jumlah kedalaman 4 km dari sekitar 45 ribu lobang". Dengan masing-masing lobang berkedalaman 2--300 M, bila dipasang pompa, per-M nya akan menelan biaya Rp 100 ribu. Dan bila petani harus memikil beban ini, per Ha- nya mereka harus membayar Rp 18 ribu setahun. Tentulah akan menyesakkan dada. Belum lagi kewajiban memulangkan kredit Bimas dan Ipeda. Toh sebegitu jauh belum didapat modal pompa yang cocok. Sementara masih dicari-cari, penelitian atas 3 sungai (Klampis, Blega dan Samiran) tetap berlangsung. Dengan anggaran APBD sejak 1974, waduk Klampis yang bermuatim 10 juta M3 air itu. diharap sudah kelar, sebab Rp 844 juta sudah terbenam di waduk tadi. "Maaf', carry over pak", lapor Ashari pada Gubernur Soenandar. "O, ya?" jawab Soenandar. "Tabiat kali Klampis ini agak nakal pak", tambah Ashari tertawa kecut. Menurut perhitungannya, banjir di sana akan bertandang Desember, tahu-tahu lebih pagi datangnya. "Seluruh jadwal kerja berobah". Waduk Klampis tersebut akan mampu membasahi 2.000 ha sawah di Sampang dan Bangkalan. Bertanam padi pun akan 2 kali setahun. Sedang Blega akan bermuatan air 40 juta M3 dan Samiran 30 juta M3. Dan kalau mau, di waduk Blega bisa dibangun PLTA berkekuatan 2.500 KVA. "Tapi, baru tahun 1985, waduk-waduk itu bisa beres", tutur Ashari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus