Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Aksi Menginap Mahasiswa UGM di Gedung Rektorat Universitas Gadjah Mada, Protes Iuran Pembangunan Institusi

Mahasiswa UGM lakukan aksi menginap di Gedung Rektorat UGM untuk lakukan protes penerapan iuran pembangunan institusi atau IPI.

27 Mei 2024 | 20.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang sore hari, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mendirikan tenda di depan Gedung Balairung UGM, pada Senin, 27 Mei 2024. Hingga pukul 19.40 WIB, terlihat tiga tenda berjajar dan puluhan mahasiswa berkumpul. Mereka mengisi waktu dengan berdiskusi dan bernyanyi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arga Lutfi, Menteri Aksi dan Propaganda BEM KM UGM menyebutkan bahwa aksi dilakukan untuk menanggapi hadirnya Iuran Pengembangan Institusi atau IPI di UGM. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami menolak IPI atau uang pangkal diterapkan di UGM. IPI sendiri merupakan cara cepat untuk universitas mendapatkan uang bagi biaya operasional. Tapi, cepat bukan berarti tepat,” kata Arga kepada Tempo, pada Senin, 27 Mei 2024. 

Menurut Agra, mahasiswa UGM akan menginap atau camping di depan Gedung Balairung UGM hingga seminggu ke kedepan. Setelah itu, kata Agra, mahasiswa UGM akan melancarkan aksi besar-besaran menuntut pencabutan IPI pada Senin, 3 Juni 2024. 

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan aksi menginap dengan mendirikan tenda di depan Gedung Balairung UGM, pada Senin, 27 Mei 2024. TEMPO/Michelle Gabirela

Lebih lanjut, Agra mengungkapkan bahwa sebelumnya UGM tidak pernah menerapkan uang pangkal. Pada 2022, UGM hanya menarik sumbangan sukarela bagi mahasiswa jalur mandiri. Kemudian, pada 2023, UGM baru menerapkan kebijakan uang pangkal bagi mahasiswa jalur mandiri yang mendapat UKT golongan tertinggi. 

Namun, pada tahun ini, UGM menarik uang pangkal kepada seluruh mahasiswa jalur mandiri, kecuali yang mendapat UKT golongan nol rupiah. Menurut Arga, hingga saat ini, belum ada tanggapan dari pihak rektorat terkait aksi mahasiswa ini. 

Dari pantauan Tempo.co, hingga pukul 19.30 WIB, belum ada pihak rektorat yang menemui mahasiswa secara resmi. Namun, sebelumnya, pada pukul 18.00 WIB terlihat Andi Sandi Antonius, Sekretaris Universitas, sempat menemui beberapa mahasiswa. Ketika ditanyai terkait tanggapan pihak rektorat terhadap aksi ini, ia enggan menjawab. 

Menurut Andi, saat ini Ova Emilia, Rektor UGM sedang dalam perjalanan dari Qatar menuju Indonesia. Kemudian, Arie Sujito, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, sedang melakukan ibadah umroh.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, sedang dalam perjalanan. Ketika dikonfirmasi apakah Wening akan menemui mahasiswa, Andi menjawab, “Kurang tahu kalau itu.”

“Saya ke sini cuma untuk menemui anak-anak saya. Terkait pertanyaan substantif, saya tidak berkewenangan untuk menjawab,” ujar Andi kepada Tempo. UGM sendiri mempublikasikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan IPI bagi mahasiswa baru jalur mandiri pada Senin, 20 Mei 2024, pukul 03.29 WIB di laman resminya. 

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan aksi menginap dengan mendirikan tenda di depan Gedung Balairung UGM, pada Senin, 27 Mei 2024. TEMPO/Michelle Gabriela

Anju Gelard, salah seorang peserta aksi mengungkapkan bahwa IPI akan memberatkan mahasiswa. Ia juga mengungkapkan bahwa pengumuman UGM menerapkan IPI ini terjadi secara mendadak. “Pemberlakuan IPI bagi seluruh golongan mahasiswa baru jalur mandiri itu tidak ada sosialisasi dari UGM sebelumnya,” katanya. 

“Sebelum ada IPI saja teman-teman mahasiswa sudah banyak yang merasa berat untuk membayar UKT. Hal ini dibuktikan dari kajian Forum Advokasi Mahasiswa UGM yang menyebutkan bahwa pada golongan tertentu terjadi kenaikan biaya kuliah secara signifikan,” kata Anju kepada Tempo

Lebih lanjut, Anju mengungkapkan kenaikan biaya kuliah sendiri tidak diimbangi dengan daya beli masyarakat. “Sekarang mahasiswa baru tidak hanya terhimpit dengan mahalnya biaya kuliah, tetapi juga dengan hadirnya IPI,” katanya. 

Bagi Anju, berkumpulnya mahasiswa UGM di depan Gedung Balairung ini didasari oleh hadirnya kebijakan IPI. Oleh karena itu, kata Anju, mahasiswa UGM menuntut pihak rektorat untuk mencabut IPI. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus