Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasannya menggenjot pembangunan infrastruktur, khususnya prioritas Ibu Kota Nusantara (IKN) di periode dua pemerintahannya. Menurut Jokowi, pembangunan IKN diprioritaskan sebab efisiensi biaya logistik, meningkatkan daya saing negara, menumbuhkan titik pertumbuhan ekonomi baru, dan konektivitas sosial budaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi menyampaikan ini saat bertemu penggiat infrastruktur dalam acara peringatakan Hari Bakti Pekerja Umum ke-78 di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 4 Desember 2023. Kepala negara sejak 2015 anggaran infrastruktur pemerintah hampir naik dua kali lipat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidatonya, presiden tak memberikan rinciannya. "Negara sebesar Indonesia dengan 17 ribu pulau semuanya membutuhkan yang namanya infrastruktur. Konektivitas - jalan, pelabuhan, airport semuanya dibutuhkan," kata Jokowi. "Infrastruktur dalam rangka penyediaan air, dimulai, baik bendungan irigasi dan juga infrastruktur yang berkaitan dengan pelayanan. Rumah sakit sekolah pasar rakyat semuanya dibangun oleh pemerintah dikerjakan oleh PUPR."
IKN, proyek mercusuar era Jokowi, dikritik oleh sejumlah pihak seperti ekonom hingga calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan. Pemerintah bersikeras pembangunan ini perlu dilanjutkan sebab telah dibuatkan undang-undang.
Revisi UU No. 3/2022 tentang Ibu Kota Negara baru saja ditetapkan pada 31 Oktober 2023, menjadi UU No. 21/2023. Melalui UU tersebut, seperti tertulis dalam Pasal 24 Ayat 3, proses pembangunan dan pemindahan IKN ditetapkan sebagai program prioritas nasional untuk jangka waktu minimal 10 tahun terhitung sejak berlakunya aturan ini.
Jokowi mengklaim, hasil dari pembangunan infrastruktur secara besar-besaran pun sudah mulai terlihat. Ini sesuai dengan pemeringkatan Global Competitiveness Index. Indonesia berhasil naik peringkat setelah pembangunan infrastruktur besar-besaran digalakkan.
“Dalam hal indeks infrastruktur pada 2014 kita tertinggal, dalam Global Competitiveness Index bidang infrastruktur kita saat itu peringkat 54, sekarang 51, artinya meningkat meskipun belum melompat,” kata Jokowi dalam sambutannya di Istana Negara pada Senin.
Pilihan Editor: Jokowi Temui Pegiat Infrastruktur di Istana Negara