Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - British Council Indonesia telah meluncurkan Altermatter sebagai inisiatif terbaru untuk menanggapi tantangan global. Peluncuran ini sebagai momen perayaan hari jadinya yang telah memasuki usia ke-75.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Altermatter berupa lokakarya kolaborasi antara seniman Inggris Raya dan Indonesia untuk menciptakan produk baru dengan menggunakan bahan-bahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Country Director Indonesia & Director South East Asia British Council Summer Xia mengaku bangga dengan sejarah kolaborasi antara Inggris Raya dan Indonesia. Kolaborasi yang terjalin telah membina dan memberdayakan generasi muda, baik di bidang ekonomi kreatif, pendidikan, maupun budaya.
Summer mengatakan industri seni sangat penting bagi kesejahteraan bangsa. Sebab, seni mencerminkan budaya dan nilai-nilai bangsa, menghubungkannya dengan seluruh dunia serta merupakan metode perubahan sosial yang kuat.
"Altermatter menyatukan seniman Inggris Raya dan Indonesia untuk terus makmur dalam kegemaran mereka, peduli dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk mempromosikan keberlanjutan, sekaligus memajukan komitmen kami terhadap seni,” ujar Summer Xia melalui keterangan resmi yang dikutip pada Jumat, 27 Oktober 2023.
British Council Indonesia yang merupakan organisasi internasional Inggris Raya untuk hubungan budaya dan peluang pendidikan, berkomitmen untuk mendukung seni dan industri kreatif di Indonesia. Komitmen tersebut diwujudkan melalui kerja sama dengan berbagai mitra, termasuk lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil. Pada bidang seni, terdapat tiga program British Council Indonesia.
Pertama, program Culture Connects yang bertujuan menghubungkan para profesional dan organisasi budaya Inggris Raya dengan rekan-rekan dan audiens internasional mereka. Caranya adalah dengan memungkinkan koneksi dan jaringan, memberikan informasi, mempercepat dan memfasilitasi kolaborasi kreatif, pameran dan tur. Kedua, program Creative Economy yang menghubungkan ide dan pengalaman dari Inggris Raya dengan kepemimpinan budaya global yang tengah berkembang.
Ketiga, program Culture Responds to Global Challenges yang berfokus pada kekuatan transformatif seni dan budaya. Altermatter adalah program utama dalam Culture Responds to Global Challenges. Rangkaian lokakarya ini diselenggarakan bekerja sama dengan CAST Foundation, Playo, dan Applied Arts Scotland.
Usai melaksanakan lokakarya secara daring, para seniman melakukan residensi pada 18 sampai 27 Oktober di Indonesia untuk mengembangkan produk sehari-hari dengan menggunakan bahan-bahan alternatif. Kemudian di penghujung program, mereka mempresentasikan dan memamerkan konsep pemodelan produk masing-masing.
Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia Camelia Harahap mengatakan British Council Indonesia percaya bahwa perlu pendekatan alternatif dalam seni dan kerajinan. Pendekatan yang mengedepankan dan memperhatikan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan budaya.
"Hal ini didukung oleh minat para desainer dan seniman Indonesia untuk memanfaatkan kembali material yang sudah ada dan mengembangkan material baru menggunakan biomaterial dan material alternatif. Altermatter muncul sebagai respons kami,” kata Camelia.
Salah satu peserta program Altermatter dari Inggris Raya, Bartomiej Urbaski percaya lokakarya ini akan jadi jawaban atas meningkatnya kebutuhan global terhadap praktik desain berkelanjutan dan ramah lingkungan. Menurut dia, konsep keberlanjutan bukan sekadar kata kunci, melainkan suatu keharusan.
"Krisis plastik global dan tantangan lingkungan lainnya menuntut perhatian dan tindakan kita. Desainer mempunyai peran unik dalam pertarungan ini, karena mereka adalah pencipta produk yang membentuk dunia kita,” kata Bartomiej Urbaski.