Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan telah memberikan arahan untuk mengatasi antrean uji spesimen di Jawa Timur. Ia meminta agar pemerintah dan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur melaksanakan arahan pemerintah sebelumnya.
Arahan itu adalah melakukan pemeriksaan laboratorium secara massif dan menelusuri kontak pasien positif dan mengisolasi pasien secara ketat. “Patuhi arahan sebelumnya, lab masif, tracing aktif dan isolasi ketat,” kata Yurianto, Selasa, 26 Mei 2020.
Yurianto mengatakan sedang mencari penyebab mengapa terjadi penumpukan spesimen di Jawa Timur. Sejauh ini, yang ia ketahui hal itu terjadi karena jumlah spesimen yang harus dites cukup banyak. Namun, dia tak menyebutkan jumlahnya.
Terjadi lonjakan yang signifikan jumlah pasien Covid-19 di Jawa Timur, yaitu sebanyak 502 kasus baru pada 21 Mei 2020. Angka itu menyumbang lebih dari 50 persen jumlah pasien baru yang diumumkan pemerintah pusat pada hari yang sama, yakni 973 kasus.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak melalui akun Instagramnya menjelaskan jumlah itu sebenarnya akumulasi dari hasil tes selama tiga hari, 18-20 Mei 2020. Jumlah 502 orang positif, merupakan hasil dari pengetesan 1.500 sampel di Institute of Tropical Disease yang menumpuk. Penumpukan spesimen itu, baru bisa diselesaikan setelah Pemerintah Provinsi menyerahkan 10 ribu reagen tes Polymerase Chain Reaction ke ITD.
Untuk mengatasi penumpukan antrean uji spesimen di ITD, Pemerintah Jawa Timur mengembangkan sistem zonasi laboratorium. Sistem zonasi ini diatur berdasarkan Badan Koordinasi Wilayah, penambahan laboratorium baru, dan pembagian cartridge TCM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini