Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Bantah Gunakan Konsultan dari Rusia, Prabowo: Bayarnya Mahal

Prabowo mengakui menggunakan konsultan Rusia bukan untuk politik tetapi untuk keperluan bisnis.

5 Februari 2019 | 07.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan sambutan seusai mengikuti jalan sehat di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu, 2 Februari 2019. Kegiatan jalan sehat tersebut diselenggarakan oleh relawan Roemah Djoeang Prabowo-Sandi. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Prabowo Subianto mengakui memliki banyak teman dari berbagai negara karena berbisnis selama 20 tahun terakhir, namun Prabowo membantah menggunakan jasa konsultan politik dari Rusia selama masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2019. "Enggak ada konsultan ini. Gimana bayarnya? Mahal dan mereka enggak ngerti apa-apa tentang politik Indonesia," kata Prabowo.

Bantahan Prabowo disampaikan melalui sebuah video berdurasi satu menit yang beredar luas melalui platform media sosial Whatsapps. Dalam video itu, Prabowo duduk bersama juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca:Mulai Tanggapi Serangan Kubu Prabowo, Jokowi: Masak Diam Terus

Sebelum memberikan klarifikasi, Dahnil bercerita kepada Prabowo mengena adanya tuduhan yang beredar beberapa hari terakhir bahwa mereka menggunakan jasa konsultan dari Rusia. Prabowo santai menanggapi pertanyaan Dahnil mengenai tuduhan itu.

Prabowo mengakui menggunakan konsultan Rusia bukan untuk politik tetapi untuk keperluan bisnis. "Kalau untuk bidang lain mungkin, untuk ekonomi bisnis dan sebagainya, Tapi kalau politik sama sekali tidak."

Baca: Kubu Prabowo Anggap Ucapan Jokowi soal Propaganda Rusia Berbahaya 

Polemik mengenai propaganda Rusia bermula saat calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi menghadiri deklarasi dukungan di Kantor Redaksi Jawa Pos, Surabaya, Sabtu, 2 Februari 2019. Dalam acara itu, calon presiden Jokowi sempat mengatakan adanya pihak-pihak yang menggunakan strategi propaganda Rusia dalam berpolitik saat berpidato.

Dalam pidatonya Jokowi menyebut propaganda Rusia itu seperti mempergunakan hoax, semburan dusta dan fitnah. Teknik ini juga dikenal dengan nama firehose of falsehood atau selang pemadam kebakaran yang dipopulerkan oleh Rand Corporation pada 2016. "Cara-cara politik seperti ini harus diakhiri, menyampaikan semburan dusta, semburan fitnah, semburan hoaks, teori propaganda Rusia yang kalau nanti tidak benar, lalu minta maaf. Akan tetapi, besoknya keluar lagi pernyataan seperti itu, lalu minta maaf lagi," kata Jokowi, Sabtu.


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus