Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyatakan tak menutup diri memanggil aktivis Ratna Sarumpaet untuk dimintai keterangan dalam kasus penyebaran berita palsu yang diduga ikut dilakukan oleh pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno beserta pendukungnya. Anggota Bawaslu, Mochammad Afifuddin, mengatakan rencana pemanggilan Ratna akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari aduan yang diterima.
Baca: Bawaslu Kaji Laporan terhadap Kubu Prabowo soal Ratna Sarumpaet
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Afif mengatakan Bawaslu saat ini tengah mencermati laporan dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh pasangan nomor urut 02 itu. Menurut dia, lembaganya membutuhkan keterangan Ratna untuk mengklarifikasi laporan tersebut. “Masih banyak hal yang perlu diklarifikasi mengenai pelaporan tersebut,” kata dia, Senin, 8 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Garda Nasional Indonesia dan DPP relawan Pro-Jokowi sebelumnya melaporkan Prabowo dan Sandiaga beserta tim kampanyenya ke Bawaslu pada Kamis pekan lalu. Mereka menilai Prabowo-Sandiaga ikut menyebarkan berita bohong tentang penganiayaan yang dialami Ratna. Mereka menilai Prabowo telah melakukan kampanye hitam dengan menyebarkan kabar bohong itu hingga menciptakan kegaduhan di masyarakat.
Menurut Afif, laporan dari Garda Nasional dan Projo tersebut masih diteliti kekurangannya. Dia berujar, saat ini laporan tersebut tengah dalam proses perbaikan. Setelah proses perbaikan, kata dia, Bawaslu akan mengkaji apakah laporan pelanggaran itu memenuhi unsur ataukah tidak. “Setelah perbaikan, kami punya waktu 14 hari untuk mengkaji,” kata dia.
Baca: Kontroversi Kasus Ratna Sarumpaet Belum Berakhir
Sebelumnya, Prabowo telah meminta maaf lantaran ikut menyebarkan berita bohong perihal penganiayaan yang dialami oleh Ratna pada 21 September lalu. Ratna semula mengaku telah dianiaya, sehingga membuat Prabowo khawatir setelah melihat foto aktivis perempuan tersebut tampak lebam dan bengkak. Tapi belakangan Ratna mengakui bahwa luka yang dialaminya itu lantaran tindakan medis yang dia lakukan. “Saya atas nama pribadi dan pimpinan tim kami, saya minta maaf kepada publik bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya,” kata Prabowo, Rabu pekan lalu.
SYAFIUL HADI | BUDIARTI UTAMI