Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Bergurulah pada telepon

Kini ada jasa membantu pelajaran anak SMA lewat telepon. sayang, "sang guru" tidak dapat menjawab pertanyaan atau bertanya.

21 Mei 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI murid SMA, telepon bukan hanya untuk "mejeng suara" lewat siaran radio swasta, seperti main karaoke, menjawab kuis, memesan lagu, atau memberi ucapan selamat ulang tahun. Telepon kini juga bisa menjadi gurunya. Sejak Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu, ada layanan informasi untuk membantu murid SMA mendengarkan sejumlah mata pelajaran. Layanan itu akan lebih populer disebut Jiptel (jasa informasi pendidikan melalui telepon). Caranya sederhana. Tekan saja nomor 8382594. Suara rekaman di seberang sana akan memandu ke pilihan mata pelajaran yang ditawarkan atau langkah selanjutnya. Setelah itu, rekaman suara merdu akan menerangkan teori yang dipilih. Juga disediakan contoh-contoh soal untuk dikerjakan. Program ini diperkenalkan oleh PT Telkom. "Dengan adanya Jiptel ini, para murid bisa belajar setiap saat dalam 24 jam," kata D. Sinaga, manajer public relations PT Telkom di Jakarta. Keuntungan yang dipetik Telkom berupa pulsa dari penelepon. Untuk merancang gagasan itu, Telkom bekerja sama dengan PT Intidaya Satelindomitra, perusahaan swasta yang memiliki mesin penjawab berkapasitas besar. Untuk tahap uji coba ini, materi Jiptel diisi oleh guru-guru dari SMA Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Untuk selanjutnya, kalau memang laku, materi untuk Jiptel ini akan dibuat oleh Departemen P dan K. Saat ini baru enam mata pelajaran yang dapat dipelajari lewat telepon: Fisika, Kimia, Matematika, Biologi, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Itu pun hanya pelajaran untuk siswa kelas III SMA. Tentu ide ini disambut Departemen P dan K. "Program itu tidak ada jeleknya dicoba. Soal efektif atau tidak, baru terlihat setelah kita coba," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Z.A. Achmady. Setidaknya dalam rekaman itu ada wejangan Menteri P dan K Wardiman Djojonegoro. Jiptel punya kekurangan. "Guru" di rekaman itu hanya bisa menjelaskan -- tak pernah bertanya atau ditanyai. Dan itu wajar karena "sang guru" itu mesin belaka. "Karena itu, program ini bukan dibuat untuk menggantikan fungsi guru, tapi hanya sebagai pelengkap," kata Sinaga. Jika program ini efektif, Telkom akan mengembangkannya secara nasional. BHS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus