Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Masuk kampus dengan kode

Sindikat joki di ITB dan UGM tebongkar. tarifnya Rp 10-25 juta per orang. Cara kerja tiap kelompok berbeda. korban joki biasanya drop out.

21 Mei 1994 | 00.00 WIB

Masuk kampus dengan kode
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
GARA-gara saling ledek, sindikat joki terbongkar. Adalah Emir Amarullah, mahasiswa semester dua di Institut Teknologi Bandung (ITB), yang ketahuan menjadi mahasiswa "cangkokan" -- masuk perguruan tinggi lewat bantuan joki. Selain dipecat, ia akan diperiksa polisi. Emir memang sering diledek teman-teman sekampusnya bahwa ia masuk ITB dengan bantuan joki. Kebetulan prestasi Emir selama dua semester ini jeblok. Saling ledek itu sampai ke telinga Pembantu Rektor I ITB, Imam Sungkono. Karena curiga, Imam lalu memeriksa berkas Emir. Ternyata, ada kejanggalan -- namanya ada di Bandung dan Jakarta dengan foto berbeda. Emir lalu dipanggil dan diperiksa oleh komisi disiplin ITB. Setelah didesak, Emir memang mengaku dijoki. Ia lalu menunjuk Mona Cristo Purba, mahasiswa semester 10 Fakultas Teknik Industri ITB, sebagai jokinya. Pemeriksaan berkembang. Cristo, menurut pemeriksaan polisi, mengaku dibantu Delmar (mahasiswa ITB yang sudah drop out) dan Lumban Raja (tinggal di Jakarta) -- keduanya bertugas mencari klien. Tarif untuk masuk Unpad sekitar Rp 4 juta sampai Rp 20 juta. Sedangkan untuk di atas, Rp 20 juta. Bila ada calon mahasiswa yang tertarik, Cristo mengatur agar ada joki yang mengikuti UMPTN dengan nama klien tadi. Setelah lulus, mereka lantas mengganti foto di formulir pendaftaran dengan foto mahasiswa kliennya. Praktek perjokian ini rupanya sudah berlangsung lama. Sebab, ketika ITB melakukan operasi, ada 30 mahasiswa yang dicurigai terlibat sindikat ini. Jika terbukti, sanksinya cukup berat. "Mahasiswanya akan kami keluarkan dan para joki akan kami serahkan ke polisi," kata Pembantu Rektor III ITB, Indrajati. Cristo, Delmar, dan Lumban Raja kini ditahan di kepolisian Bandung. Mereka dianggap memalsukan data-data UMPTN. Namun, Cristo menolak semua tuduhan itu. "Saya tak salah apa-apa. Semua tuduhan itu bohong. Saya akan menuntut balik pihak ITB," kata Cristo marah-marah. Selain di ITB, kasus serupa terjadi di Universitas Gadjah Mada, Yogya. Adalah Heru Sulistyanto, mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, yang tertangkap basah polisi saat jadi joki tahun lalu. Heru ditangkap bersama tiga rekannya yang juga jadi joki. Cara kerja Heru, yang dituduh sebagai koordinator, berbeda dengan Cristo. Heru menggunakan orang dalam, pegawai administrasi UGM, untuk memperoleh nomor kursi UMPTN yang berurutan dengan kliennya. Ketika ujian berlangsung, joki memberi kode jawaban ke kliennya. Untuk jawaban A, joki menaruh pensil merah di kanan kertas jawaban. Untuk B, pensil biru. Untuk C, dua pensil ditaruh bersamaan. Kalau D, joki mengelus telinga. Dan jika E, joki mengusap rambut. Klien Heru adalah anak Tan Nugroho Ponco Waluyo. Pengusaha di Yogya ini mau membayar Rp 14 juta asalkan anaknya, Tan Cipto Waluyo, bisa masuk fakultas kedokteran. Kenyataannya, Cipto memang diterima. Namun, setelah diperiksa, Cipto masuk UGM karena kemampuannya sendiri, bukan lantaran kode dari joki. Ini dibuktikannya di kampus. Ia tergolong mahasiswa cerdas. Indeks prestasinya tinggi, 3,5. Karena sulit menyidangkan Heru sebagai joki, tuduhan pun diubah menjadi kasus penipuan. Pekan lalu, sidang Heru itu digelar di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Menurut pengalaman sejumlah perguruan tinggi, mahasiswa yang masuk lewat joki tak tahan lama. Setelah tahun kedua atau ketiga, biasanya mereka berguguran -- tak mampu mengikuti kuliah.BHS, A. Taufik (Bandung), dan R. Fadjri (Yogyakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum