Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Cara Risma Tangani Anak Berkebutuhan Khusus di Surabaya

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tak ingin kejadian penanganan terlambat pada anak berkebutuhan khusus Ibam terulang.

12 Agustus 2018 | 08.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, usai melakukan pelaporan terkait aset milik pemerintah Kota Surabaya, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin 20 Maret 2017. TEMPO/GRANDY AJI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membentuk tim khusus untuk menangani dan mengobati Farel, anak berkebutuhan khusus yang menderita banyak kelainan. "Ternyata penyakitnya bermacam-macam. Ada kelainan jantung, hiperaktif, autisme, dan ada masalah juga pada matanya," kata Risma seusai menggelar pertemuan dengan tim khusus di ruang kerjanya, Selasa 7 Agustus 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga:
4 Jenis Keterbatasan Intelegensi pada Anak
3 Tanda Anak Mengalami Gangguan Pendengaran

Risma menjelaskan keluarga Farel berasal dari keluarga yang kurang mampu. Karena itu, dia meminta petugas Dinas Kesehatan segera membawa anak berusia 8 tahun itu ke RSUD Dr. Soewandhie untuk dilakukan pemeriksaan awal. Risma juga meminta petugas kesehatan membentuk tim dokter dalam menangani Farel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Risma mengingatkan agar penanganan terhadap Farel dilakukan lebih baik dan segera agar kasus serupa seperti Muhammad Hilbram atau Ibam tidak terulang. Lantaran terlambat ditangani, kini Ibam menjadi tunanetra dan melanjutkan pendidikan di salah satu sekolah disabilitas di Surabaya.

"Sekarang tim sudah dibentuk. Kita harus berusaha dulu, nanti persoalan hasilnya di tangan Tuhan, bukan saya lagi," kata Risma. "Saya wajib menyelamatkan anak ini karena saya sudah tahu. Tim inilah nanti yang akan membantu Farel." Tim khusus tersebut terdiri dari berbagai dokter spesialis, di antaranya dokter spesialis mata, dokter anak, dokter anestesi, psikiatri, psikolog.

Seorang dokter yang masuk dalam tim khusus untuk menangani Farel, Diki Hermawan mengatakan rencananya tindakan pertama yang akan dilakukan adalah mengoperasi mata Farel. Dokter spesialis mata ini memperkirakan Farel mengalami kelainan bawaan pada mata, jantung, dan perilakunya. "Kalau dilihat dari kondisinya bisa sampai besar, maka kemungkinan kelainan jantung tidak terlalu signifikan," ucap dia.

Diagnosa sementara, Diki Hermawan melanjutkan, pada mata kanan Farel terjadi kekeruhan dan ada penebalan di selaput retina atau selaput saraf mata. Adapun mata kiri Farel mengalami kelainan pada bola karena diameternya lebih kecil, yakni 15,9 milimeter, normalnya 20 sampai 22 milimeter.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus