Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sarung yang dipadukan jas dengan kopiah dan sorban di leher sudah menjadi ciri khas Ma'ruf Amin. Calon wakil presiden nomor urut 01 itu menyebut pakaian yang dikenakannya dengan istilah pakaian khas Kiai Nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ma'ruf mengatakan jika terpilih menjadi wakil presiden kelak, dia akan tetap mengenakan pakaian khas tersebut. Ma'ruf akan tetap bersarung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Terakhir kali saya mengenakan celana, itu sebelum menjadi Rais Aam PBNU," kata Ma'ruf Amin kepada Tempo di kediamannya, Jalan Situbondo Nomor 12, Jakarta pada Jumat, 7 Desember 2018.
Ma'ruf menjabat Rais Aam PBNU pada 2015. Kini dia menjabat Mustasyar PBNU.
Menurut dia, tidak ada yang salah dengan sarung. Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak pernah memintanya mengubah penampilan jika nanti terpilih menjadi wakil orang nomor satu di republik ini. "Sepanjang tidak ada UU yang melarang, saya akan tetap bersarung," kata Ma'ruf.
Toh, menurut dia, selama ini Ma'ruf nyaman berpergian keluar negeri dan bertemu petinggi negara lain dengan bersarung. "Saya ketemu Perdana Menteri Singapura, Perdana Menteri Malaysia, pakai sarung," ujarnya.
Ma'ruf Amin mengatakan ingin tercatat sebagai Wakil Presiden pertama yang mengenakan sarung sebagai pakaian dinas.