Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Berita Tempo Plus

Dari Martapura Untuk Bali

Presiden sudah mendapat laporan rencana teror bom, Juli lalu. Setidaknya 30 orang meninggal dunia, seratusan luka-luka dalam peristiwa ini.

3 Oktober 2005 | 00.00 WIB

Dari Martapura Untuk Bali
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Firasat buruk itu tak tercium, juga ketika malam Minggu lalu di Kuta Square, Bali. Para pelancong masih tampak riuh menghidupkan malam. Kompleks pertokoan dan pusat belanja yang hanya berjarak se--ratusan meter dari bibir pantai itu ti-ba--tiba dikejutkan bunyi gelegar ledak-an, tatkala jarum jam bergerak di angka 19.45 waktu Indonesia tengah.

Ledakan dari arah Raja’s Bar dan Res-toran itu mengubah wajah ceria para pe-lan-cong menjadi histeria kepanikan. Orang berhamburan. Tangisan pecah di sana-sini. Dan tempat makan serta hang-out yang nyaman bagi para turis asing itu pun rusak parah.

Meja, kursi, dan tenda berserak -kacau. Pot bunga yang berjejer rapi di depan bar pun bergelimpangan. Lantai I dan II bar koyak serta bertaburan pecahan kaca. ”Malam ini sedang ramai-ramai-nya,” kata I Wayan Wirta, anggota satpam Kuta Square.

Sekitar 20 menit sebelumnya, Kafe Nyoman di Kedonganan, wilayah Jimbaran, Bali menjadi sasaran ledakan bom. Tak cukup sekali hantam, Kafe Menega yang hanya berjarak 100 meter dari ledakan itu pun diguncang ledak-an berikutnya, tak lebih dari lima menit- berselang.

Polisi segera menutup area ledakan dengan police line. Melalui pengeras suara-, aparat meminta warga menying-kir dari lokasi ledakan. Betul saja, polisi menjinakkan empat benda yang diyakini- sebagai bom—yang belum sempat- me-ledak—tertanam di pasir.

Hingga Sabtu tengah malam, ketiga peristiwa ledakan di Pulau Dewata itu paling tidak telah merenggut 30 nyawa. Seratusan luka-luka. Korban langsung diboyong ke Poliklinik Jimbaran, Ru-mah Sakit Garaha Asih Kuta, dan Ru-mah Sakit Umum Daerah Sanglah, Denpa-sar.

Malam itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan rasa bela-sungkawa kepada masyarakat Bali dan keluarga yang menjadi korban. ”Ini jelas aksi terorisme,” kata Presiden di Ban-dara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Menurut Presiden, pemerintah telah men-cium rencana teror ini sebelumnya. Se-buah laporan rencana aksi teror di Indo-nesia, Malaysia, dan Filipina sudah masuk ke mejanya sejak Juli lalu. Tetapi target teroris di Indonesia dalam lapor-an itu mengarah ke Jakarta.

Presiden memerintahkan memper-ketat keamanan Jakarta. Aparat keamanan dikerahkan memeriksa setiap mobil boks yang melintas di jalanan Jakarta. Hal serupa dilakukan di Bali. Hotel dan tempat favorit bagi wisatawan men-da-pat perhatian khusus. ”Ternyata se-rang-an dilakukan di tempat terbuka,” kata Pre-siden.

Kepala Polda Bali, Made Mangku Pas-tika, sejak akhir Agustus lalu sudah me-merintahkan aparatnya lebih siaga selama September hingga Desember. Pemilik hotel diminta memeriksa para tamu. Masyarakat diharap lebih awas terhadap warga baru yang datang. Tapi toh, memang tak mudah menebak sasaran yang tepat, yang diincar para teroris.

Sumber Tempo di intelijen melihat modus teror kali ini mirip bom Natal pada akhir 2000. Saat itu bom meledak dalam waktu hampir berbarengan di 22 gereja di sembilan wilayah. Kecurigaan pun mengarah pada kelompok Jamaah Islamiyah sebagai pelaku teror kali ini. Sumber ini menyebut intelijen- -me-ng--endus adanya pertemuan kelompok ini di Martapura, Kalimantan Selatan. Temuan itulah yang mereka laporkan ke Presiden, Juli lalu.

Saat itu mereka menemukan dokumen berupa surat dalam huruf Arab gundul, tanpa tanda baca atau harakat. Dokumen serupa pernah pula mereka dapatkan beberapa bulan menjelang bom Bali, tiga tahun lalu. ”Kali ini isinya sekitar rekrutmen untuk sukarelawan pembawa bom,” katanya. Sebulan kemudian mereka mendapat informasi, ada 12 orang yang telah siap menjadi relawan. ”Tetapi kita masih yakin targetnya Jakarta,” katanya. Dia menduga pelaku pengeboman mengalihkan sasarannya ke Bali karena pengamanan di Jakarta terlalu rapat.

Intelijen yakin, kali ini pembawa bom direkrut dari kelompok Darul Islam (DI). Kelompok ini merupakan gerakan Islam garis keras yang bercita-cita mendirikan negara Islam di Indonesia. Mereka mulai dipakai sejak pe-ledakan Hotel JW Marriott di Jakarta, dua tahun lalu.

Hal ini terpaksa dilakukan karena sebagian anggota inti Jamaah Islamiyah tercerai-berai karena ditangkap dan diburu setelah peristiwa Bom Bali. ”Saat bom Natal dan bom Bali, mereka masih solid,” kata sumber itu. Menurut dia, semua serangan yang dilakukan setiap tahun itu dirancang oleh Zulkarnaen alias Aris Sumarsono (baca Zulkarnaen: Panglima Komando dari Sragen). ”Noordin M. Top dan Dr Azahari itu hanya operatornya,” katanya.

Peledakan bom ini agaknya akan memukul industri pariwisata di Bali. Padahal industri pariwisata merupa-kan penghasil rezeki yang paling meng-untungkan pada masa krisis. Lihat saja anjloknya angka kunjungan pelancong asing ke Bali setelah bom Oktober 2002. Jumlah turis yang pada 2002 mencapai hampir 1,3 juta, tahun berikutnya turun men-jadi kurang dari sejuta. Kunjungan wisatawan kembali pulih tahun lalu, men-capai 1,2 juta orang (Januari-Oktober 2004).

Setelah terguncang bom untuk ke-dua kalinya, tak gampang bagi Bali untuk- meyakinkan para pelancong agar datang kembali. Dan memang itu yang diharapkan pelaku teror: menebar rasa takut. Akankah berhasil? Harapannya pasti tidak demikian.

Agung Rulianto, A. Manan, Tjandra, Rofiqi Hasan (Kuta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus