Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Zulkarnaen: Panglima Komando dari Sragen

3 Oktober 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namanya berkali-kali disebut dalam persidangan kasus bom Bali sebagai salah satu arsitek teror di Pulau Dewata. "Noordin M. Top dan Dr Azahari hanya-lah ope-rator. Otaknya, ya Zulkarnaen," kata seorang petinggi intelijen kepada Tempo pekan lalu. Siapa jati diri Zulkarnaen, hingga kini baru serpihan-serpihan informasi yang didapat.

Zulkarnaen lahir sekitar 45 tahun lalu dengan nama Aris Sumarsono. Dia memegang komando tertinggi sayap militer- Jamaah Islamiyah (JI). Posisi itu terungkap dari Achmad Roi-han alias Saad, tokoh teras markaziyah (pimpinan pusat) JI di Palu, yang tertangkap dua tahun silam. Saad mengaku berjumpa- dengan Zulkarnaen dalam pertemuan markaziyah di Tawangmangu, Solo, setelah bom Bali meledak, tiga tahun lalu.

Anak Desa Gebang, Sragen, Jawa Tengah yang masih buron itu punya nama lain: Daud. "Orangnya bertubuh kecil dan pen-diam," kata Mualif Rosidi, bekas gurunya di Pondok Pe-san-tren Ngruki. Dia masuk pondok itu sejak 1975 dan belajar selama enam tahun. Zulkarnaen, yang selalu menempati lima be-sar selama belajar di pondok, dengan mulus diterima sebagai ma-hasiswa Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kesaksian Nasir Abbas, kakak ipar Muchlas, salah satu pelaku utama pengeboman, mempertegas peran Zulkarnaen dengan menyebutnya sebagai dalang di balik aksi teror bom di Bali. Nasir sendiri merupakan veteran medan perang jihad Afganistan selama enam tahun sejak 1987.

Nasir kemudian bergabung dengan gerilyawan Moro Islamic- Liberation Front (MILF) di Moro, daerah selatan Filipina. Pilih-annya mengangkat senjata di Moro atas perintah Mustofa, salah satu pentolan JI yang tertangkap di Semarang. "Mustofa meminta saya, atas perintah Zulkarnaen, dan atas saran Abdullah Sungkar," kata Nasir. Almarhum Abdullah Sungkar merupakan pendiri dan pemimpin besar JI.

Mustofa saat itu menjabat Ketua Mantiqi III, struktur ope-rasi JI yang meliputi wilayah Filipina Selatan, Sarawak, Sabah, Brunei, dan Kalimantan. Tangga perintah kepada Nasir memperjelas tingginya posisi Zulkarnaen. Tugas pasti Zulkarnaen adalah Ketua Bidang Askari (militer) Markaziyah, yang dulunya langsung berada di bawah Abdullah Sungkar.

Bagi para mujahidin asal Indonesia, Zulkarnaen dihormati- sebagai senior. Dia termasuk angkatan pertama lulusan aka-demi militer di Afganistan. Seorang veteran mujahidin, Abi Sholeh (nama samaran), mengaku satu angkatan dengan Zulkarnaen, saat terjun ke Afganistan pada 1985.

Zulkarnaen mendapat pelatihan di Kamp Saddah, aka-demi militer milik Syekh Abdurrasul Sayyaf, tokoh legen-daris mujahidin Afganistan. Di sana dia menimba ilmu perang, dari teori sampai praktek. Juga soal perang geril-ya, termasuk ge-rilya kota, meracik bom, dan artileri. Para mujahidin itu juga lihai membaca peta dan teknik pengintai-an musuh.

Menurut seorang bekas pemimpin JI-dia menolak disebut namanya karena alasan keamanan-posisi Zulkarnaen belum tergantikan. Sebagai Ketua Dewan Askari, dia memegang tongkat komando pasukan jihad, yang menjadi inti gerakan JI. Sebagai panglima, Zulkarnaen punya kuasa besar. Di tangan-nya wewenang operasi penggunaan kekuatan, seperti bom Natal dan bom Bali, dijalankan. Dan agaknya terorisme akan terus terjadi selama otak dan sumber dana-nya masih bergerak bebas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus