PENGANGKATAN Izaac Hindom 45 tahun, asal Fak-fak, sebagai
wakil gubernur Irian Jaya, agaknya mengunci dua pendapat yang
berbeda selama ini. Yaitu, apakah jabatan gubernur daerah itu
harus diserahkan kepada putra (asli) daerah, atau tidak.
Perbedaan pendapat itu mulai terdengar keras menjelang masa
jabatan Gubernur Soetran berakhir pertengahan Agustus lalu,
sampai ia dilantik sebagai pejabat gubernur. Pihak yang
menginginkan agar jabatan Soetran diserahkan kepada putra
daerah, berpendapat jabatan itu akan merupakan kunci
keberhasilan pembangunan daerah ini selanjutnya. Dan ini juga
berarti memberi kesempatan lebih banyak bagi orang daerah ini
untuk turut membenahi daerah mereka.
Sehingga pihak ini berpendapat, jabatan wakil gubernur tak
apa dipegang oleh orang luar. Pendapat ini bertolak dari keluhan
bahwa putra daerah selama ini kurang mendapat kesempatan
menduduki jabatanjabatan penting di daerah Ir-ja. Bahkan dituduh
Ellias Paprindey, sebagai wakil gubernur selama masa jabatan
Soetran, tak lebih dari simbol belaka. Tapi pihak ini merasa
usaha mereka sia-sia setelah pelantikan Izaac Hindom. "Ini
berarti komposisi Soetran (luar daerah) dengan Paprindey (putra
daerah) akan terulang lagi," kata salah seorang dari
mereka--seorang mahasiswa asal Ir-Ja yang sedang belajar di
Yogyakarta.
Sebaliknya pendapat pihak yang tak mempedulikan persoalan
putra daerah atau nonputra daerah. "Pembedaan itu adalah
pendapat yang tak perlu lagi sekarang," kata seorang pejabat di
Departemen Dalam Negeri yang tak mau disebutkan namanya. "Yang
penting, apakah seorang gubernur itu dipandang mampu atau
tidak."
Tapi benarkah putra daerah ini kurang mendapat kesempatan?
"Sudah waktunya putra-putra Irian Jaya diberi kesempatan lebih
banyak," kataWapres Adam Malik ketika mengunjungi daerah itu 2
bulan lalu. Tetapi Adam Malik juga mengakui, selama ini
"pencetakan kader-kader putra daerah ini kurang diperhatikan."
Tapi bagi Izaac Hindom--yang memulai karirnya sebagai camat
di Teluk Etna, Kaimana, Fak-fak --kesempatan bagi putra daerah
itu tidak berarti harus tetap di kampung sendiri. "Putra Irian
harus mampu memegang jabatan apa pun dan di mana pun di seluruh
Indonesia," katanya. Kalau putra daerah harus memimpin daerahnya
sendiri, Izaac Hindom khawatir, hal itu bisa menimbulkan semacam
perasaan kesukuan.
Kesempatan bagi putra daerah Ir-Ja sesungguhnya bukan tak
ada. Selain jabatan Wagub, empat dari 9 kepala biro (Kesra,
Pembangunan, Perbekalan, Perekonomian Daerah) juga dipegang oleh
putra daerah. Dari empat gubernur, 2 yang pertama juga putra
daerah, yaitu E.J. Boney dan F. Kaisiepo. Lima di antara 9
bupati juga, putra daerah. Yaitu Bupati Jayapura, Merauke, Yapen
Waropen, Paniai dan Manokwari--ditambah Walikota Kota
Adrninistratif Jayapura.
Trikora
Ada satu hal yang masih menjadi ganjelan. Yaitu perlakuan
yang tidak sama terhadap para bekas pegawai dan pejuang
Trikora--seperti juga disinggung Adam Malik. Penghargaan
terhadap mereka sebenarnya slpdah diusahakan oleh pemerintah
(1979)i berupa hadiah uang.
Tapi kemudian muncul skandal manipulasi uang "hadiah
Trikora" yang sempat tercium Opstibda Ir-Ja pada Agustus lalu.
Yang terlibat dalam manipulasi tersebut kini kabarnya
diberhentikan dengan hormat, lantas diperbantukan sebagai staf
ahli kantor gubernur.
Sampai saat ini, masih berdatangan para pendaftar di Kantor
Administrasi Veteran di Jayapura, mengaku sebagai pejuang
Trikora. Kesempatan itu memang masih terbuka sampai 31 Desember
1980. Sampai pertengahan November ini jumlah pejuang eks Trikora
tercatat 3.246 orang (sedang yang tewas140 orang). Sementara
pegawai negeri yang berhak mendapat "hadiah Trikora" di Ir-Ja
tercatat 1.328 orang.
Willem Ayatanoy, 45 tahun, bekas pejuang Trikora, kini
tinggal di sebuah gubuk di Bukit Polimak II. Ia tidak mempunyai
pekerjaan tetap. Bapak dari 5 anak ini, seperti katanya, "kalau
ada orang butuh tenaga, baru saya bisa bekerja."
Aser Samory, 63 tahun, yang pernah bergabung dalam Komando
Revolusi Trikora di Yapen Waropen, bahkan pernah duduk sebagai
wakil veteran di DPRD, kini menjadi buruh harian di pelabuhan di
daerah kelahirannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini