Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BOGOR - Sempat normal beberapa hari, air Sungai Cileungsi di Kabupaten Bogor kembali berubah warna dan berbusa tebal akibat pencemaran, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut warga sekitar, Suryanta, kondisi tersebut terjadi sejak kemarin pagi. "Baru tadi pagi begini lagi. Kemarin sudah normal," kata pria 40 tahun itu kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suryanta menerangkan, kondisi Sungai Cileungsi membaik beberapa hari ke belakang, yakni tidak mengeluarkan bau dan warna air berubah menjadi kehijauan. Sedangkan busa memang tak pernah hilang di kali itu. Padahal sebelumnya Pemerintah Kabupaten Bogor telah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang diduga mencemari Sungai Cileungsi berupa penyegelan.
Empat perusahaan yang disegel tersebut berada di Kecamatan Klapanunggal dan Gunung Putri, yakni PT Alfayed Indah Perkasa (AIP), PT HTI, PT Fresh On Time Seafood (Fots), dan PT MGP.
"Segel belum kami lepas karena belum ada arahan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor," kata Kepala Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah Satpol PP Kabupaten Bogor, Asep Agus Ridho, saat dimintai konfirmasi Tempo, kemarin.
Menurut Agus, segel baru bisa dilepas jika Dinas Lingkungan Hidup mendisposisikan Satpol PP sebagai penegak peraturan daerah untuk mencabutnya. Sedangkan pabrik-pabrik itu disegel karena membuang limbah ke sungai tanpa memiliki sistem pembuangan limbah yang baik.
Tempo melihat di Jembatan Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, busa menyelimuti permukaan sungai bahkan hampir menutup seluruh badan sungai. Air sungai pun berwarna hitam pekat.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas, Puarman, mengatakan kondisi Sungai Cileungsi kembali berubah warna akibat masih banyaknya limbah yang mengendap atau turbulensi. Sebelum disegel, menurut dia, pabrik-pabrik tersebut membuang limbah, tapi limbah masih mengendap di sungai bahkan ketika penyegelan dilakukan. Pengendapan terutama terjadi di Curug Parigi. "Jadi, ini masih turbulensi," ucap Puarman.
Tempo berniat menyambangi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pandji Ksatryadji di di kantornya, di Jalan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor. Namun, menurut anggota stafnya, Pandji beserta jajarannya sedang tidak ada di tempat kemarin siang. "Pak Kabid juga," ucap petugas yang menolak dikutip namanya itu. ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo