Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon berencana melanjutkan penelitian Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Penelitian ini sempat berhenti pada 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Riset situs Gunung Padang sempat lama terhenti. Ada pandangan berbeda-beda dari para arkeolog," kata politikus Gerindra ini kepada awak media di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fadli mengatakan, perbedaan merupakan hal biasa dalam melakukan riset. Karena itu, Fadli akan mempertemukan kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan pendapat itu. "Kita perlu kumpulkan supaya ilmuan berdebat. Nanti kita cari solusi terbaik," kata Fadli.
Situs Gunung Padang merupakan punden berundak terbesar dan tertua di Indonesia, warisan budaya megalitik ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional (CBN).
Fadli bersama Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Situs Gunung Padang di Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 1 Januari 2025 lalu.
“Banyak yang berpendapat Situs Gunung Padang ini sudah ada sejak belasan hingga puluhan ribu tahun lalu. Situs ini membutuhkan penelitian lebih dalam untuk mengungkap sejarah dan jejak peradaban nenek moyang kita,” ujar Fadli.
Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, sebelumnya telah menerbitkan penelitian situs ini dengan judul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” pada jurnal Archaeological Prospection sejak 20 Oktober 2023. Namun, artikel ilmiah itu ditarik kembali oleh penerbit John Wiley & Sons. Artikel itu hilang dari Wiley Online Library, basis data milik penerbit tersebut, sejak 18 Maret lalu.
Kasus penarikan publikasi riset soal piramida di CIanjur yang disebut lebih tua daripada Piramida Giza di Mesir menjadi perbincangan kalangan ilmuwan. Pakar paleotsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan, masalah itu memang menyulitkan tim untuk melanjutkan penelitian Gunung Padang.
Tim riset tak setuju dengan vonis major error yang diputuskan oleh pemilik jurnal di Wiley Online Libraru. Para peneliti ini meminta dukungan dari komunitas akademis, organisasi ilmiah, dan individu yang peduli untuk menentang penarikan. Mereka juga menjunjung tinggi prinsip integritas, transparansi, dan keadilan dalam penelitian dan penerbitan ilmiah.
Dalam penelitian tersebut, ada Andang Bachtiar yang bergerak sebagai Ketua Tim Pengeboran. Ketua Tim Seismic Tomografi dipegang oleh Bagus Endar B. Nurhandoko, sedangkan Ketua Tim Arkeologi diisi Ali Akbar. Anggota lainnya adalah Pon Purajatnika, Mudrik R. Daryono, Dadan D. Wardhana, Andri S. Subandriyo, Andi Krisyunianto, Taqyuddin, Budianto Ontowiryo, dan Yusuf Maulana.
Pilihan Editor: Kemendikdasmen Catat 1.275 Satuan Pendidikan Terdampak Banjir di Sukabumi dan Cianjur
Anwar Siswadi (kontributor) berkontribusi dalam tulisan ini