Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan Duta Besar atau Dubes Arab Saudi untuk Republik Indonesia, Osamah Muhammad Al-Suaibi, perlu mengklarifikasi cuitannya di Twitter mengenai reuni 212. "Pertama-tama harus diketahui dulu konteksnya apa dari pernyataan itu," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Desember 2018.
Menurut Fahri, bisa saja cuitan Osamah ditujukan untuk warga negaranya di Arab Saudi maupun di Indonesia. Hal itu, kata dia, untuk memberikan penjelasan hubungan aksi dan pembakaran bendera sebelumnya. "Sebagai duta besar, dia wajib berikan keterangan kepada warganya kan. Tapi, saya tak tahu persisnya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: GP Ansor Meminta Klarifikasi Cuitan Dubes Arab ...
Dalam cuitannya, Ahad, 2 Desember 2018, Osamah menyebut reuni 212 dipicu pembakaran bendera di Jawa Barat oleh organisasi yang disebutnya sesat. "Massa yang berjumlah lebih dari satu juta berkumpul demi menyatakan persatuan umat Islam merupakan reaksi keras terhadap dibakarnya bendera tauhid oleh seorang atau pihak organisasi sesat, menyimpang, kurang lebih sebulan yang lalu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Osamah mencuit melalui akun @Os_alshuibi dalam Bahasa Arab. Cuitan itu diterjemahkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj. Namun saat Tempo memeriksa akun Twitter milik Osama, cuitan itu sudah tak ada lagi. Dalam akunnya, Osama mengunggah beberapa foto tentang acara Reuni Akbar 212 di Monas.
Baca: Dua Hal yang Memicu Protes PBNU ke Dubes Arab Saudi
Cuitan Osamah berbuah protes keras dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU. Said mengatakan ada penghinaan dalam cuitan Osamah itu. "Kami betul-betul merasa dihina oleh pernyataan Osamah Muhammad Al-Suaibi yang menganggap bahwa kemarin reuni 212 itu, yang dihadiri jutaan umat, merupakan reaksi dari pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh organisasi sesat dan menyimpang," kata Said di Kantor PBNU, Jakarta, Senin, 3 Desember 2018.
Fahri menuturkan kemungkinan adanya intepretasi tertentu terkait sikap negara dan Dubes Arab Saudi terkait pembakaran bendera. Sebab, menurut Fahri, bendera Arab Saudi mirip dengan bendera yang dibakar.
Indonesia harus mendengarkan penjelasan Osama tentang sikap mereka terhadap bendera itu. “Sekali lagi itu harus dicek. Jangan-jangan itu adminnya ada di Saudi, untuk orang Saudi, bukan untuk orang Indonesia."
SYAFIUL HADI | VINDRY FLORENTIN