Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Situbondo yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis dini hari, 9 Oktober 2018, merusak 25 rumah di Kecamatan Sepudi, sebuah pulau. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Rahman Riadi mengatakan 25 rumah yang rusak itu tidak semuanya di Pulau Sepudi.
Sebagian rumah berada di wilayah daratan. Antara lain di Desa Gendang Timur, Kecamatan Bluto. desa Kapedi, Kecamatan Bluto. Desa Nyabakan, Kalianget. Desa Kertasada, Sumenep. Juga di Kecamatan Batang-batang. "Tidak semua ambruk, sebagian retak-retak, termasuk satu masjid," kata dia, Kamis, 9 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:BNPB: Gempa Situbondo Menewaskan 3 Orang di Sumenep
Kerusakan di Sepudi menyebabkan tiga orang meninggal dan sembilan lainnya terluka akibat tertimpa reruntuhan rumah. Korban meninggal adalah H.Nadhar, 55 tahun. Nuril Kamilia, 7 tahun dan Suhamar, 70 tahun. Mereka semua penduduk Desa Prambanan, Kecamatan Gayam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada pun korban luka masing-masing: Aswiya, 65 tahun. Sudik, 60 tahun. Nasia, 55 tahun. Buhama, 55 tahun. Samsu, 65 tahun. Su’aida, 55 tahun. Sarwini, 50 tahun. Muhawiya, 60 tahun dan Rinami, 70 tahun. Mereka kini tengah dirawat di Puskesmas Sepudi.
Pulau Sepudi merupakan salah satu daerah terdampak gempa Situbondo. Sepudi bisa dijangkau melalui dua pelabuhan rakyat: Pelabuhan Dungkek dan Pelabuhan Gresik Putih di Kecamatan Kalianget. Jarak tempuhnya sekitar dua jam dengan perahu motor.
Data BMKG menyebutkan gempa yang mengguncang Sumenep terjadi di laut Situbondo. Sekitar 55 kilometer arah timur laut Kabupaten Situbondo. Kekuatan gempa dipastikan 6,3 magnitundo, dengan kedalaman 12 kilometer. BMKG juga menyebut sempat terjadi gempa susulan dengan kekuatan lebih kecil.