Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta -Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito disingkat RSUP Sardjito saat ini masih menggencarkan upaya pendonoran plasma konvalesen untuk perang melawan Covid-19 yang belum terkendali khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Donor plasma konvalesen merupakan pengambilan plasma darah yang berasal dari penyintas Covid-19 yang sudah kembali sehat. Plasma darah yang diambil itu mengandung antibodi yang dapat membantu penyembuhan pasien CoViD-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami memiliki delapan alat yang bisa dipakai untuk donor plasma konvalesen, bahkan tidak hanya untuk memasok kebutuhan di RSUP Sardjito saja, tapi juga ke rumah sakit lain,” ujar Direktur Utama RSUP dr. Sardjito dr. Rukmono Siswishanto Selasa 19 Januari 2021.
Rukmono menambahkan, dalam dua pekan terakhir misalnya, RSUP dr. Sardjito sudah menyalurkan 50 kantong plasma konvalesen. Salah satu tujuan penyaluran ialah rumah sakit rujukan Covid di Ambon.
RSUP dr. Sardjito sendiri sudah melakukan donor plasma ini sejak Oktober-November 2020 lalu. Menurut Rukmono, jumlah penyintas yang bersedia mendonorkan plasma itu cukup banyak.
Terlebih kasus sembuh di DIY juga lumayan tinggi. Misalnya berkaca dari perkembangan Covid-19 di DIY pada Selasa 19 Januari 2021, dari total kasus terkonfirmasi 17.515 kasus, jumlah kasus sembuh ada 11.659 kasus.
“Kami biasanya melakukan pendekatan untuk donor plasma konvalesen ini sejak pasien CoViD-19 itu masih di rawat,” ujar Rukmono.
Baca juga : 3 Hari Pasca Tahun Baru 2021: Covid-19 Yogya Tambah 28 Kasus Kematian
Kalaupun tidak ada yang bersedia menjadi pendonor, ujar Rukmono, biasanya karena jumlah antibodi yang terkandung kurang tinggi dari yang seharusnya.
Menurutnya, metode penyembuhan CoViD-19 dengan donor plasma konvalesen biasanya terjadi atas permintaan dokter yang menangani. Dan layaknya pendonor darah, pendonor plasma konvalesen bisa melakukan donor secara berulang.
“Bedanya, jika donor darah rentang waktunya sampai tiga bulan, kalau donor plasma konvalesen cukup dua minggu, sudah bisa kembali mendonorkan,” ujar dia.
Menurutnya donor yang diambil benar-benar hanya bagian plasmanya saja. Darah merahnya akan langsung dikembalikan ke tubuh, sehingga tidak akan mempengaruhi hemoglobin pendonor.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan pemerintah DIY terus berupaya bagaimana agar semakin lebih banyak lagi penyintas yang mau menjadi pendonor.
“Kami melakukan edukasi yang benar kepada masyarakat terkait donor plasma konvalesen,” kata dia.
Pembayun menambahkan, semakin banyak masyarakat yang memberi perhatian dan tahu tentang donor plasma konvalesen, diharapkan semakin banyak penyintas yang bersedia menjadi pendonor. Metode penyembuhan ini pun diharapkan bisa menumbuhkan semangat bagi para penyintas.
“Bisa menjadi pendonor tentu juga bisa memberikan arti lebih bagi para penyintas, karena meskipun pernah terkena CoViD-19, mereka masih bisa berkontribusi atau berbuat baik untuk orang lain,” kata dia terkait upaya RSUP Sardjito tersebut.
PRIBADI WICAKSONO