Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gerakan Baru Jaringan Lama

Polisi menuduh jaringan teroris lama memotori gerakan pro-ISIS di Indonesia. Lima puluhan orang diduga telah berangkat ke Suriah dan Irak. Sebagian pernah dihukum dalam perkara terorisme.

18 Agustus 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERINGATAN itu diterima Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada November tahun lalu. Pengirimnya petinggi militer dari negara di Timur Tengah. Isinya analisis yang menyebutkan gerakan Islamic State­ in Iraq and Syria (ISIS)—sekarang menjadi Islamic State (IS)—akan segera menjangkau Indonesia. "Mereka mengingatkan bahwa kita harus waspada," ujar Ansyaad Mbai, kepala lembaga itu, Senin pekan lalu.

Menurut pemberi peringatan, kata Ansyaad, ISIS akan menjadi gerakan terorisme internasional yang lebih ganas daripada Al-Qaidah, kelompok yang dituduh terlibat dalam serangkaian serangan teror di berbagai negara. Kelompok ini memusuhi­ semua yang dianggap tak sejalan. Pengikut ISIS di Mesir, misalnya, menyerang markas polisi di negara itu.

Ansyaad mengatakan Indonesia juga diperingatkan tentang ancaman dijadikan ladang peperangan pengikut ISIS. Alasannya, tak sedikit warga Indonesia yang ikut berperang di Irak dan Suriah—dua negara yang tercerai-berai akibat perang. "Mereka ingin dianggap sebagai cabang Al-Qaidah di sini," ujarnya. Peringatan serupa datang dari Global Counterterrorism Forum, tempat Indonesia dan 19 negara lain bergabung.

Tiga bulan setelah peringatan itu, "demam" ISIS telah tiba di Indonesia. Bentuknya baiat atau sumpah setia mendukung ISIS di Masjid Fathullah, kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Banten, oleh Forum Aktivis Syariat Islam. Sepekan kemudian, Kong­res Umat Islam Bekasi mendeklarasikan dukungan untuk Negara Islam di Masjid Muhammad Ramadhan, Perumahan Taman Galaxi, Bekasi Selatan. Pada Maret lalu, unjuk rasa massa penyokong organisasi pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.

Menjelang Ramadan lalu, sekelompok orang mengenakan seragam hitam-hitam ISIS muncul di tengah acara hari bebas kendaraan di Kota Solo, Jawa Tengah. Deklarasi baiat lantas muncul berentetan antara lain di Malang dan Sidoarjo, Jawa Timur; Sukoharjo, Jawa Tengah; juga di Aceh; Medan; Makassar; Poso, Sulawesi Tengah; dan Bima, Nusa Tenggara Barat.

Di tengah Ramadan, 18 Juli lalu, terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir membaiat 23 temannya sesama narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, Jawa Tengah. Foto Amir Jamaah Ansharut Tauhid itu bersama sejumlah pendukung ISIS, lengkap dengan bendera hitamnya, baru beredar ke publik pada awal Agustus.

Santoso alias Abu Wardah, yang diburu polisi karena dianggap sebagai pemimpin kelompok teroris Poso, menurut Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones, juga berada pada barisan penyokong ISIS. Bendera hitam milik ISIS dikibarkan massa pro-Palestina pada malam Lebaran di kota itu.

Beredar pula video bertajuk Join the Ranks di jejaring sosial YouTube, berisi propaganda undangan bergabung ke ISIS yang disampaikan Bahrumsyah. Menggunakan nama samaran Abu Muhammad al-Indonesia, ia merupakan tersangka kasus terorisme. "Keberadaannya masih dilacak," kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman, Jumat dua pekan lalu.

n n n

SEGERA setelah ISIS "sampai" di Indonesia, Markas Besar Kepolisian RI mengidentifikasi kelompok-kelompok pendukungnya. Menurut data Kepolisian, ideologi ISIS memunculkan pro dan kontra di kalangan "jihadis"—mereka yang mempercayai jihad sebagai "rukun Islam keenam" sehingga selalu mencari medan peperangan baru. Penyebabnya, ISIS memusuhi semua yang di luar kelompok mereka, termasuk kaum muslim yang tidak setuju.

Menurut Ansyaad, penyokong gerakan ISIS adalah "sel-sel kelompok teroris". Ia menunjuk kegiatan Ba'asyir di dalam penjara sebagai bukti. "Orangnya itu-itu saja," tuturnya.

Polisi memetakan kelompok pendukung ISIS antara lain Tauhid Wal Jihad, Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso, Mujahidin Indonesia Barat yang dipimpin Bahrumsyah, Negara Islam Indonesia Wilayah Serang di bawah Iwan Darmawan Mutho alias Rois, serta sebagian petinggi Jamaah Ansharut Tauhid.

Bahrumsyah, yang muncul dalam video ajakan bergabung ke ISIS, merupakan pengganti Abu Roban, pemimpin Mujahidin Indonesia Barat yang tewas ditembak polisi pada Mei 2013. Dia juga pernah ikut latihan ala militer di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar. "Dia anak baru," ujar seorang petinggi Kepolisian. Adapun Iwan Darmawan adalah terpidana mati perkara bom Kedutaan Besar Australia.

Tokoh utama di balik pendukung ISIS, menurut polisi, adalah Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman, pemimpin kelompok Tauhid Wal Jihad. Dinyatakan terbukti membantu pelatihan militer kelompok teroris di Pegunungan Jalin, ia dihukum sembilan tahun. Aman sebelumnya dihukum atas keterlibatannya dalam bom di Cimanggis, Jawa Barat. Menurut polisi, Aman menerjemahkan propaganda ISIS yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia di Nusakambangan.

Detasemen Khusus Antiteror mencatat, sebagian petinggi Jamaah Ansharut Tauhid tetap berkiblat ke Jamaah Islamiyah. Kelompok ini "bersaing" dengan ISIS karena perbedaan paham tentang jihad. Soleh Ibrohim, ketua jemaah itu di wilayah Solo, menolak berkomentar tentang ISIS. "Kami memang mendukung Daulah Islamiyah," katanya.

Di tengah dukungan kepada ISIS, polisi memanfaatkan situasi dengan melaksanakan operasi penangkapan tersangka teroris. Detasemen Khusus Antiteror menggerebek daerah "kekuasaan" Santoso di wilayah hutan Dusun Gayatri, Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, pada 3 Maret lalu. Polisi menangkap dua orang, Rodik dan Adi Ladangan. Laptop, alat komunikasi, senjata api, dan bendera ISIS milik mereka disita.

Di Ngawi, Jawa Timur, Jumat dua pekan lalu, polisi menangkap Guntur Pamungkas dan Kardi. Mereka dituduh sebagai anggota kelompok Santoso. Polisi mengklaim menemukan bendera ISIS dan senjata api dari keduanya. Sedangkan Afif Abdul Majid, pembaiat 1.500 orang di Solo, ditangkap di Jatiasih, Bekasi, pada Sabtu dua pekan lalu. Afif dituduh mengatur pendanaan untuk pelatihan terorisme di Aceh pada 2010 bersama Ba'asyir dan Abu Tholut.

Riyanto, anggota kelompok Abu Roban dan Bahrumsyah, ditangkap di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin pekan lalu. Dia dituduh terlibat perampokan di Batang dan Grobogan untuk mendanai aksi terorisme. "Tim Densus sudah tiga bulan mengintai dia," ujar Kepala Kepolisian Resor Karanganyar Ajun Komisaris Besar Martireni Narmadiana. Di rumahnya di Dusun Tlogo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, polisi menyatakan menemukan pistol, uang Rp 7 juta, serta buku tentang jihad.

Menurut Ansyaad, dalam dua bulan terakhir sudah belasan orang ditangkap. Dua di antaranya telah menyiapkan paspor untuk berangkat ke Suriah. Rencana bergabung dengan ISIS di Suriah juga dipersiapkan para pelaku pembunuhan polisi di sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya.

Mereka anggota kelompok Bahrumsyah. Ansyaad mengatakan informasi diperoleh dari Anton alias Septi, yang dicokok di Banyumas, Jawa Tengah, beberapa jam sebelum penggerebekan. Sedangkan enam rekan Anton tewas dalam penggerebekan di Ciputat pada malam tahun baru 2014.

Toh, sejumlah orang telah berangkat menuju "medan jihad". Menurut polisi, mereka pergi perseorangan, berbeda dengan gelombang anggota kelompok Jamaah Islamiyah yang pergi ke Afganistan pada akhir 1980-an. Mereka umumnya terbang dari Malaysia ke Istanbul, Turki, lalu menempuh jalan darat menuju perbatasan Suriah.

Ansyaad tak bisa memastikan jumlah warga Indonesia yang telah pergi bergabung dengan ISIS. Alasannya, bisa saja mereka sebelumnya tinggal di Timur Tengah. Ia menyebutkan sekitar 30 orang berangkat dari Indonesia dan sebagian pernah dihukum dalam perkara terorisme. Adapun Kepolisian menyebutkan 56 orang telah berangkat ke Suriah dari Indonesia.

Menurut data di Kepolisian, salah seorang yang berangkat adalah Abdul Rauf, yang pernah dihukum karena terlibat pengeboman Bali pada 2002. Informasi lain menyebutkan pria asal Serang, Banten, itu tewas di Suriah. Ada juga Rozikin, yang pernah dipenjara karena pengeboman Kedutaan Besar Australia pada 2004, yang bergabung dengan ISIS.

n n n

BAIAT terhadap ISIS awalnya dilakukan Ketua Harian Jamaah Ansharut Tauhid, Afif Abdul Majid. Menurut polisi, Afif adalah orang Indonesia pertama yang dibaiat di Suriah pada akhir 2013. "Ia dibaiat oleh Abu Hisyam yang mewakili Baghdadi," ujar juru bicara Markas Besar Kepolisian, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar.

Orang dekat Ba'asyir itu pula yang melakukan ritual sumpah setia 1.500 orang kepada Baghdadi di Masjid Baitul Makmur, Solo, pada 15 Juli. Baru tiga hari kemudian Ba'asyir berbaiat. Pembaiatan diawali seminar dan pemaparan soal ISIS dan politik internasional oleh Afif, Abu Fida asal Surabaya, dan Dr Amir Mahmud.

Acara ini sekaligus pembentukan Forum Pendukung Daulah Islamiyah yang dipimpin Amir Mahmud. "Saya kaget, perkiraan awal cuma 500 orang," katanya Jumat dua pekan lalu. "Undangan lewat SMS dan selebaran."

Kampanye lebih masif dilakukan Ansharul Khilafah Jawa Timur sebelum acara deklarasi dan pembaiatan di Masjid Jami Sulaiman al-Hunaishil, Malang, pada 20 Juli lalu. Juru bicaranya, Muhammad Romly, menuturkan dukungan digalang menggunakan Facebook, Twitter, undangan di media online, pesan seluler berantai, sampai selebaran. Walhasil, ratusan orang datang dari Malang, Surabaya, Sidoarjo, Jombang, dan Lamongan.

Acara di Masjid Jami Sulaiman diso­kong pembagian Al Mustaqbal. Majalah hasil unduh secara gratis lewat Internet ini baru mengeluarkan tiga edisi yang masing-masing membahas soal Al-Qaidah, Mesir, dan ISIS. Romly menyatakan majalah dibagikan Muhammad Fach­ri, narasumber dalam acara itu sekaligus Pemimpin Redaksi Al Mustaqbal.

Fachri mengakui majalahnya sering muncul dalam diskusi-diskusi kelompok pro-ISIS. Namun ia membantah berafiliasi dengan ISIS. "Tema majalah sesuai dengan apa yang sedang menjadi perbincangan publik," ucapnya Senin pekan lalu.

Di luar kelompok "jihadis", pemerintah mulai mengawasi meluasnya penyebaran ISIS. Komite Intelijen Daerah Kota Bekasi menemukan modus penguasaan ke­pengurusan masjid untuk tujuan ini. "Awalnya mereka mempengaruhi pengurus dewan kemakmuran masjid," kata Ketua Komite Intelijen, Maryono. Pada tahap selanjutnya, anggota kelompok meminta jadi imam atau khatib, sebelum menguasai kepengurusan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang diperintahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengklaim telah menutup akses 17 video yang berkaitan dengan ISIS pada awal Agustus lalu. Namun, hingga pekan lalu, video-video propaganda ISIS masih bisa ditemukan di ­YouTube.

Jobpie Sugiharto, Riky Ferdianto, Singgih Soares, Eko Ari Wibowo (Jakarta), Eko Widianto (Malang), Amar Burase (Poso), Ukky Primartantyo (Karanganyar), A. Rafiq (Solo), Pito Agustin (Yogyakarta), Syarrafah (Sidoarjo), Iqbal Lubis (Makassar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus