Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Strategi Sulit Menangkan Airlangga

Partai Golkar konsisten mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai kandidat calon presiden 2024. Elektabilitas Airlangga dari sejumlah survei hanya berkisar 1 persen.

1 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Rumah Dinas Menteri, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Golkar hendak membuktikan bahwa mereka bisa mensukseskan kader sendiri untuk maju sebagai calon presiden.

  • Skenario pemenangan Airlangga Hartarto, antara lain, menjajaki koalisi pada Pemilu 2024.

  • Narasi kampanye yang ditampilkan Airlangga di publik sangat konvensional.

JAKARTAPartai Golkar menyatakan bersikap konsisten mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai kandidat calon presiden pada Pemilihan Umum 2024. Sejumlah pentolan partai menganggap Airlangga merupakan kader terbaik untuk diusung maju berlaga pada pemilu mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Bidang Kerohanian Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, mengatakan bahwa partainya yakin Airlangga merupakan tokoh yang layak diusung sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Menurut dia, Airlangga selama ini memiliki riwayat kepemimpinan yang moncer di Partai Beringin. "Sangat wajar jika Partai Golkar punya keinginan kuat untuk menduduki kekuasaan di negara kita," tutur dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ace menilai pengusungan Airlangga sebagai calon presiden merupakan bukti keberhasilan partai dalam mencetak kader. Airlangga dianggap berhasil menjalani tempaan dan menjadi pemimpin sehingga layak bagi Golkar untuk menyodorkannya kepada masyarakat untuk memimpin negeri ini.

Ace mengklaim partainya sudah menyiapkan skenario pemenangan Airlangga, antara lain, menjajaki sejumlah partai politik untuk bisa berkoalisi pada Pemilu 2024. Hal itu sangat memungkinkan terjadi karena partai ini memiliki modal perolehan kursi 14,7 persen di parlemen. "Tentu strategi yang paling utama, bagaimana partai bisa mensosialisasi sosok Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, ke masyarakat. Hal ini sudah dilakukan sejak setahun terakhir," ujar dia.

Pemasangan baliho dan beberapa alat kampanye untuk memperkenalkan Airlangga dianggap dapat menaikkan elektabilitas ketokohan Menteri Koordinator Perekonomian tersebut. Selain itu, partai bekerja sama dengan para relawan pendukung Airlangga. Relawan ini disebut-sebut sebagai kelompok relawan organik tanpa memiliki afiliasi dengan Golkar. "Mereka ini akan bekerja mensosialisasikan Airlangga di luar partai,” ujar dia.

Baliho bergambar wajah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, di Jalan Raya Soekarno-Hatta, Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, Senin siang, 9 Agustus 2021. TEMPO/Abdi Purmono

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno, menegaskan bahwa partainya sudah bertekad bulat dan serius menyokong Airlangga sebagai calon presiden 2024. "Strateginya juga sudah berjalan. Kami sudah tegas, tidak ada lagi pertanyaan siapa calon presiden kami. Semua kader sudah berjalan," kata Dave.

Dave juga menjelaskan bahwa para kader Golkar di tingkat DPD I dan DPD II, bahkan di tingkat Kelompok Karya atau akar rumput, sudah membantu sosialisasi sosok Airlangga kepada masyarakat. Mesin partai digerakkan untuk memenangi Pemilu 2024. Terlebih melihat rekam jejak Golkar yang sering menang pemilu atau berada di urutan teratas. "Tentunya kami berharap dan yakin yang kami calonkan adalah yang terbaik."

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai tak mengherankan Golkar terkesan ngotot mengusung Airlangga sebagai calon presiden. Golkar, sebagai partai besar, hendak membuktikan bahwa mereka bisa mensukseskan kader sendiri. Terlebih tak ada kader lain di partai itu yang disebut potensial untuk maju menyaingi elektabilitas Airlangga. "Airlangga punya bekal sebagai ketua umum yang susah dibantah karena posisinya powerfull," tutur Adi.

Alasan lainnya, Golkar memiliki jumlah kursi dari suara pemilih sekitar 14,7 persen yang patut menjadi alasan untuk mengusung kader sebagai calon presiden. Golkar hanya perlu menggandeng beberapa partai politik untuk bergabung dalam koalisi. Kader Partai Beringin itu juga membutuhkan efek ekor jas atau coat-tail effect karena mencalonkan Airlangga sebagai presiden. Para kader bisa memanfaatkan hal itu dalam keperluan pemenangan pemilihan legislatif 2024.

Persoalannya, elektabilitas Airlangga disebut sangat kecil atau hanya berkisar 1 persen. Bahkan Airlangga disebut gagal mengkonversikan suara pemilih partai untuk mendukung Menteri Koordinator Perekonomian tersebut. “Ini masalah yang harus diselesaikan Golkar jika ingin menang Pemilu 2024.”

Survei sejumlah lembaga menempatkan elektabilitas Airlangga Hartarto masih rendah dengan kisaran 1 persen.

Persoalan lainnya, narasi kampanye yang ditampilkan Airlangga di publik sangat konvensional.Semestinya Airlangga memiliki konsultan politik yang profesional dalam upaya memoles pria berusia 59 tahun tersebut. Adi menyarankan agar Airlangga sering tampil di publik sebagai ketua umum partai, termasuk mengkonversikan keberhasilan dia sebagai menteri. Cara ini bisa menjadi upaya meningkatkan elektabilitas Airlangga dalam Pemilu 2024. "Harus bisa mengkonversikan hasil kerja di pemerintahan, jika tidak, keberhasilan tersebut diklaim milik Presiden Joko Widodo."

Direktur Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menjelaskan bahwa Airlangga ditunjuk sebagai calon presiden karena memiliki privilese besar sebagai ketua umum. Persoalannya, dengan elektabilitas Airlangga yang kecil, hal ini akan menyulitkan bagi Golkar untuk memenangi pemilihan umum. "Mereka akan bekerja keras untuk mencari daya ungkit Airlangga sebagai calon presiden," tutur dia.

Masalah lebih pelik karena Partai Golkar tidak memiliki pemilih loyalis seperti halnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hal ini dibuktikan dari suara kursi Golkar di parlemen tidak bisa dikonversikan menjadi suara pendukung Airlangga. Dia menilai Golkar mestinya tidak buru-buru menetapkan Airlangga sebagai calon presiden. Sebagai partai besar, Golkar memiliki kemungkinan untuk mengusung kandidat lain dari kader Golkar.

AVIT HIDAYAT
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Avit Hidayat

Avit Hidayat

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan sehari-hari bekerja di Desk Nasional Koran Tempo. Ia banyak terlibat dalam penelitian dan peliputan yang berkaitan dengan ekonomi-politik di bidang sumber daya alam serta isu-isu kemanusiaan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus