Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Hambatan untuk si kuda hitam

Wali kota solo r. hartomo disebut sebagai calon gubernur kalimantan tengah. tapi ia dituduh sebagai calon droping. akan kisruh seperti dulu?

21 Mei 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KERAN suara untuk pencalonan gubernur telah dibuka di Palangkaraya. Sampai pekan lalu, 104 organisasi massa, perkumpulan, dan LSM telah mengajukan jago. Nama 29 kandidat pun tercatat. Suasana marak, suhu politik menghangat. Apalagi belakangan muncul tokoh baru, Kolonel (Purnawirawan) R. Hartomo, 57 tahun, yang sekarang masih menjabat Wali Kota Solo, Jawa Tengah. Hartomo memang belum dikenal luas di Palangkaraya. Dari 104 surat dukungan yang masuk ke DPRD setempat, hanya empat yang menyebut namanya. Tapi kehadirannya diramalkan akan menjadi kuda hitam yang akan menyingkirkan semua saingan. "Tampaknya, Pak Yogie menyebut-nyebut nama itu," kata sumber TEMPO. Yang dimaksudnya adalah Menteri Dalam Negeri Yogie S. Memet. Boleh jadi itu tak ada hubungan dengan kabar yang menyebutkan Hartomo masih kerabat Nyonya Tien Soeharto. "Soalnya, Pak Hartomo dianggap sukses sebagai Wali Kota Solo," sumber itu menambahkan. Hartomo berhasil membawa Solo enam kali berturut- turut meraih Adipura, penghargaan tahunan untuk penataan kota. Toh jalan baginya tak mudah. Pagi-pagi Hartomo telah diganggu tudingan bahwa ia calon droping. Dari sederet nama yang masuk di DPRD Kalimantan Tengah, Dwiter Mangkusari, ketua Golkar provinsi itu, menempati peringkat tertinggi dengan 66 surat dukungan. Peringkat kedua diduduki Masran H. Masjukur, pejabat pemda yang juga wakil Mangkusari di kepengurusan Golkar setempat. Ia mendapat 51 surat dukungan. Berikutnya muncul nama Warsito Rasman, 60 tahun, Dirjen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah (PUOD) Departemen Dalam Negeri, yang sejak empat bulan lalu ditunjuk sebagai pemangku Gubernur Kalimantan Tengah. Ia menggaet 47 dukungan. Sedangkan Mayjen Z.A. Maulani, bekas Pangdam Tanjungpura Kalimantan, yang kini Sekjen Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan, ada di posisi keempat dengan 30 dukungan. Ini memang baru tahap pemanasan. Toh yang akan menunjuk calon nanti adalah fraksi-fraksi di DPRD setempat. Tapi apa yang terlihat itu merupakan gambaran peristiwa yang terjadi di bawah permukaan. Misalnya, bagaimana Warsito muncul? Munculnya nama itu akan bisa mengganjal si kuda hitam Hartomo. Soalnya, sebagai pemangku gubernur, dia adalah penguasa tunggal di daerah itu. Ia juga ketua dewan penasihat Golkar setempat. Dengan posisi itu, Warsito punya akses menggarap kekuatan sosial politik, sekaligus para anggota DPRD, untuk mendukungnya dalam pencalonan dan pemilihan gubernur nanti. "Ia bisa saja bermain dengan tak meloloskan nama Hartomo sebagai bakal calon gubernur," ujar sumber TEMPO. Bakal calon itu memang akan diseleksi di Jakarta. "Tapi kalau dalam tingkat bakal calon saja nama Hartomo sudah tersisih, bagaimana ia bisa menjadi gubernur?" ujar sumber itu. Maka, menurut sumber tadi, langkah Warsito Rasman itu sungguh membuat repot Menteri Yogie S. Memet. Tampaknya, Warsito sudah bergerak. Ketua F-KP H. Dinus Biem secara khusus memuji-muji Warsito. "Dia bijaksana, kebapakan, tak mudah dihasut, dan cepat mengenal masyarakatnya," tutur Dinus, yang memimpin fraksi terbesar di DPRD Kalimantan Tengah, dengan 31 anggota dari 45 anggota DPRD yang ada. Setelah mendukung Warsito, sebaliknya, ketua F-KP itu menolak Hartomo, yang disebutnya sebagai calon droping. "Kalau mau ngedrop calon, jangan tanggung-tanggung. Jangan hanya setingkat wali kota. Itu mengelasduakan Kalimantan Tengah," tutur Dinus, yang belakangan ini disebut-sebut dekat dengan Warsito. Padahal, saat melantik Warsito sebagai pemangku gubernur di sana, Januari lalu, Menteri Yogie menegaskan bahwa pemangku itu tak disiapkan sebagai calon gubernur. Tapi, kalau nanti Warsito -- akan pensiun sebagai Dirjen PUOD tahun ini juga -- tetap bertahan sebagai calon, tampaknya, pemilihan gubernur yang direncanakan berlangsung 22 Juni mendatang itu akan diwarnai kekisruhan seperti dulu. Ketika itu, Desember tahun lalu, DPRD Kalimantan Tengah telah melakukan pemungutan suara. Dan Karna Suwanda, Wakil Gubernur Jawa Barat, berhasil mengungguli Apuk Dj. Nihin, Bupati Barito Utara, tokoh yang secara resmi dijagokan oleh Golkar setempat. Kekalahan Nihin menyulut ketidakpuasan. Aksi demo terjadi terus-menerus, lalu 20 anggota F-KP mengancam mundur. Suasana panas. Walhasil, Karna Suwanda -- dituduh sebagai calon droping -- mengundurkan diri. Pemilihan gubernur pun terpaksa diulang. Untuk itu, Departemen Dalam Negeri menunjuk Dirjen PUOD Warsito Rasman sebagai pemangku, dengan tugas menyelenggarakan pemilihan gubernur. Tapi kini, tampaknya, Warsito akan didukung oleh fraksi terbesar, F-KP. Siapa mencalonkan Hartomo? Tampaknya, Fraksi ABRI. Ketua F-ABRI Kalimantan Tengah Jahja Aliderus memang masih enggan menyebut nama. "Kami menunggu petunjuk dari atas," ujarnya. Hartomo sendiri mengaku telah mendengar namanya disebut sebagai kandidat. "Tapi pencalonan itu belum kongkret. Kalau memang diperintahkan, saya siap," kata Hartomo kepada Kastoyo Ramelan dari TEMPO. Yang jadi masalah sekarang sampai di mana Warsito melepaskan kesempatan itu kepada Hartomo. Maka, orang meramal, pemilihan gubernur nanti akan diwarnai oleh aksi demo, delegasi ke Jakarta, dan juga poster-poster protes. Putut Trihusodo, Diah Purnomowati (Jakarta), dan Almin Hatta (Palangkaraya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus