Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETIGA kontestan memang berlomba melemparkan isu untuk menarik simpati calon pemilih. Itulah yang mereka rumuskan dalam program sebelum turun ke gelanggang kampanye. Namun, program yang disusun oleh tiaptiap kontestan mesti diterjemahkan dan disesuaikan dengan daya serap massa di berbagai tempat yang dihadapi selama kampanye. Bagaimana ketiga peserta pemilu itu menyajikan programnya pun beragam. Pendek kata, program dikemas dalam rumusan atau pernyataan yang menarik. Tentu saja apa yang ditawarkan itu sudah diperhitungkan punya dampak politik yang menguntungkan bagi masing-masing organisasi peserta pemilu. PPP, misalnya, menarik perhatian pemilih dengan pagi-pagi mencalonkan kembali Pak Harto menjadi presiden untuk masa jabatan 1993-1998. Ini tampaknya dinilai bakal menguntungkan bagi massa pemilih partai bintang itu. Sementara itu, Golkar dan PDI belum menyebut siapa calonnya. "Golkar sudah punya calon. Tapi akan diumumkan pada saat yang tepat," kata Ketua Golkar Wahono. Dan Ketua PDI Soerjadi bersikap mirip Wahono. Keputusan menentukan calon presiden akan dirundingkan dulu dalam rapat pimpinan partai awal tahun depan. Di samping itu, tiap kontestan juga bersaing dalam "mengemas jualan"nya dengan cara berbeda, baik mengenai sistem ekonomi, sistem politik, monopoli, maupun siapa yang akan diusulkan menjadi wakil presiden. Ada perbedaan penekanan di sana-sini. Tapi intinya, isu yang dilempar ketiga kontestan semata demi menarik simpati massa pemilih. Berikut ringkasan sikap ketiga kontestan yang sudah dilempar ke masyarakat selama ini:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo