Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Hari Kesehatan Mental Sedunia, WHO Terbitkan Pedoman Penghapusan Stigma

Di Hari Kesehatan Mental Sedunia, WHO menerbitkan Laporan Kesehatan Mental sedunia.

19 Oktober 2022 | 13.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Para penyandang disabilitas mental ditempatkan di panti rehabilitasi disabilitas psikososial. Foto: Perhimpunan Jiwa Sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Perth - Organisasi kesehatan dunia (WHO) menerbitkan panduan kesehatan mental bagi berbagai negara dan Laporan Kesehatan Mental Dunia di peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia,  pada 10 Oktober 2022. Laporan ini memberikan cetak biru bagi pemerintah, akademisi, profesional kesehatan, masyarakat sipil, dan lainnya dengan tujuan mendukung dunia dalam mengubah perspektif dan penanganan terhadap layanan kesehatan mental.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu isu yang menjadi fokus utama dalam laporan tersebut adalah penghapusan stigma. Berdasarkan laporan WHO, stigma, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap orang dengan kondisi kesehatan mental banyak terjadi dan tersebar luas di berbagai belahan dunia. Stigma serta diskriminasi juga terjadi pada sistem perawatan kesehatan  penyandang disabilitas mental. Lantaran itu pembentukkan Komisi Lancet yang bertugas bagi penghapusan Stigma dan Diskriminasi dalam Kesehatan Mental dinilai tepat waktu dan diterima dengan baik meski kinerja   komisi ini dalam membuat perubahan masih dipertanyakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut WHO, stigma memiliki berbagai ragam bentuk di masyarakat. "Kami paling sering menyamakan bentuk stigma dengan tindakan menjustifikasi perlakuan seseorang terhadap orang lainnya,"  tulis Dévora Kestel, Direktur Kesehatan Mental WHO dalam situs resmi WHO yang dipublikasikan pada 10 OKtober 2022.

Namun penggambaran stigma tersebut belum sesuai dengan kondisi terdekat dengan yang dialami penyandang disabilitas mental. Penggambaran mengenai stigma hanya mewakili sebagian dari masalah, rasa malu pribadi, yang diinternalisasi melalui penderitaan kesehatan mental individu. Stigma menurut Kestel adalah masalah yang tidak terlihat namun terus terjadi.

"Kita harus menormalkan pembicaraan tentang kesehatan mental dan banyak kondisinya karena stigma adalah rantai yang menghubungkan semua kondisi kesehatan mental," tulis Dévora Kestel.

Salah satu keunggulan Laporan Kesehatan Mental Dunia WHO adalah laporan tersebut mencakup beragam kisah nyata tentang orang yang hidup dengan pengalaman kondisi kesehatan mental. Dalam laporan tersebut WHO menceritakan kisah hidup dan pengalaman 30 penyandang disabilitas mental. "Keberanian mereka dalam menceritakan kisah mereka patut dipuji, dengan mendengarkan semakin banyak pengalaman seperti mereka, kita dapat belajar bagaimana menyediakan dukungan yang lebih baik dan menormalkan percakapan," tulis Kestel.

Selain mempublikasikan pedoman tentang penghapusan stigma dalam kehidupan bermasyarakat, WHO juga mempublikasikan pedoman tentang kesehatan mental di tempat kerja. Pedoman ini dibuat lantaran terdapat perkiraan 12 miliar hari kerja hilang setiap tahun karena depresi dan kecemasan. Pedoman WHO merekomendasikan tindakan untuk mengatasi risiko kesehatan mental di tempat kerja seperti pengurangan beban kerjayang berat, perilaku negatif, dan faktor lain yang menciptakan tekanan di tempat kerja.

WHO memperkirakan terdapat satu miliar orang yang hidup dengan gangguan mental pada tahun 2019 mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan jiwa. Lantaran itu terdapat empat prioritas yang akan ditindaklanjuti oleh WHO.

Pertama,  mendanai layanan kesehatan mental secara lebih baik, diperkirakan negara di dunia menghabiskan kurang dari 2% anggaran negara mereka bagi perawatan dan layanan kesehatan mental. Kedua, program peningkatan kemandirian dan perawatan penyandang disabilitas mental dengan pemahaman sebaik - baiknya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan yang dialami penyandang disabilitas mental.

Ketiga, memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja guna memastikan karyawan memiliki peningkatan dan perkembangan karir serta memastikan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mental. Keempat, menghimpun suara dan inspirasi penyandang disabilitas mental dalam menyusun program pelayanan kesehatan, perawatan sesuai kebutuhan penyandang disabilitas mental.

CHETA NILAWATY 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus