Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Haul ke-14 Gus Dur, Mahfud Md Cerita 4 Sosok Meninggal yang Ditangisi Banyak Orang

Gus Dur, kata Mahfud Md, juga tidak menggunakan aparatur negara demi kepentingan pribadi. Gus Dur memegang teguh demokrasi dan konstitusi.

7 Januari 2024 | 06.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menko Polhukam sekaligus Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD hadir di acara shalawat bersama Persatuan Indonesia (Perindo) di Prampelan Tengah, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Jumat malam, 5 Januari 2024. Foto: Tim Mahfud MD

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Mahfud Md menghadiri Haul Ke-14 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 6 Januari 2024. Mahfud menyebut Gus Dur adalah satu dari empat tokoh dunia setelah abad ke-19, sepanjang sejarah pemimpin dunia yang ketika wafat, ditangisi jutaan orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Orang berteriak histeris, Gus Dur, Gus Dur. Paginya saya ikut mengantar ke Jombang. Dari Juanda hingga ke Tebuireng, berderet di jalanan, anak sekolah, orang tua menangis, bertahlil. Saya tidak pernah lagi membaca tokoh yang ditangisi kepergiannya oleh sebanyak tokoh-tokoh ini," kata Mahfud ketika mengenang kepergian Gus Dur pada Desember 2009.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, Mahfud menyebut tokoh dunia di antaranya Mahatma Gandhi yang wafat pada 30 Januari 1948. Ketika pemimpin India itu meninggal, Mahfud mengatakan seluruh India berduka.

Kemudian, pada 22 November 1963, Presiden Amerika Serikat John F Kennedy meninggal. Saat itu, Mahfud mengatakan seluruh rakyat Amerika Serikat berduka melepas kepergiannya di jalanan.

Selain Kennedy, pada 3 Juni 1989, Ayatollah Ruhulllah Khomeini, pemimpin besar revolusi Iran wafat, jutaan rakyat menangisi kepergiannya. Dan keempat, kata Mahfud, pada 30 Desember 2009, Abdurrahman Wahid wafat. Seluruh rakyat Indonesia berduka.

Menurut Mahfud, hingga saat ini setiap hari dan malam orang berziarah ke makam Gus Dur. Bukan hanya oleh orang Islam, tetapi elemen agama lain mendoakan sesuai ajaran masing-masing.

"Bahwa orang hebat, itu tidak mati ide-idenya, terus bersama kita. Setiap ada problem perpecahan, selalu ingat Gus Dur," kata Mahfud.

Tak hanya itu, Mahfud juga bercerita bahwa Gus Dur terus mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Mahfud sebenarnya Gus Dur itu bisa mempertahankan kekuasannya, tetapi dengan syarat bisa menerima tawaran lawan politik.

"Tapi, Gus Dur bilang, demokrasi itu bukan pasar. Bukan tukar menukar jabatan begitu. Dan tidak boleh ada jabatan yang dipertahankan sampai meneteskan darah," ungkapnya.

Gus Dur, kata Mahfud, juga tidak menggunakan aparatur negara demi kepentingan pribadi. Gus Dur memegang teguh demokrasi dan konstitusi. "Beliau tak pernah ambil keuntungan dari kekuasaannya," kata Mahfud.

Hadir dalam Haul ini antara lain putri mendiang Gus Dur, Yenny Wahid, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH. Abdul Hakim Maufudz (Gus Kikin), KH. Ali Mashuri, Gus Nadirsyah Hosen, KH. Marzuki Mustamar dan dzuriyah pengasuh Ponpes Tebuireng seperti KH. Fahmi Amrullah Hadziq (Gus Fahmi), KH. Mustain Syafiie, serta para pengajar dan utsdaz di kompleks Tebuireng.

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus