Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Hilangnya sang ketua dprd

Ketua dprd kab. asahan, sum-ut, nirmansyah sejak mei 1975 menghilang. ketika ketua dprd yang baru efendi hasyim dilantik, eks ketua dprd tidak hadir karena ia sedang diperiksa yang berwajib di medan. (dh)

12 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETAHUN sudah lamanya DPRD Tingkat II Asahan (Sumatera Utara) tak punya ketua. Sebab Ketuanya, Nirmansyah, sejak Mei 1975 mendadak menghilang. Masyarakat tak tahu ke mana ngacirnya sang ketua model Pemilu 1971 itu. Tak seorang pejabat sudi memperjelas kepergiannya yang bak ditelan bumi itu. Juga para sejawatnya sesama anggota dewan. Yang jelas, 15 Mei kemarin, Mayor Ahmad Efendi Hasyim Nasution dilantik Bupati Asahan H. Abdul Manan Simatupang, sebagai ketua DPRD Asahan menggantikan Nirmansyah. Dan terjadilah sesuatu yang lucu. Yaitu orang yang digantikan tak nampak batang hidungnya. Hingga tentu saja tak mungkin dilakukan serah terima jabatan sebagaimana lazimnya. Dalam upacara ini pun tak ada penjelasan apa sebab Nirmansyah diganti dan bagaimana nasibnya atau apa sebab tiba-tiba menghilang. Para pembicara di upacara itu tampak selalu mencoba mengelak menyinggungnya. Hidup Baru Letkol Polisi A.W. Simanjyntak yang berbicara selaku Ketua Muspida Asahan, bagaikan kelu lidahnya, hingga kata-kata sambutannya terdengar aneh. "Selama ini kepemimpinan DPRD Asahan vakum, mudah-mudahan hari ini kevakuman itu dapat diatasi dengan dilantiknya saudara Mayor Efendi Hasyim", ujarnya menambah tak jelasnya keadaan. Juga Bupati Abdul Manan Simatupang, membiarkan hilangnya Nirmansyah tetap misterius. Meski ia menyebut, "dilantiknya Efendi Hasyim karena Nirmansyah diberhentikan pemerintah", tapi ia tak menyinggung sebab-sebabnya. Ia cuma memperingatkan Mayor Efendi bahwa jabatan itu dipegangnya dalam periode menghadapi Pemilu 1977. "Mudah-mudahan rakyat merasakan manfaat kepemimpinan saudara", begitu ia memberi restu sang Mayor yang juga Ketua Golkar Asahan itu. Dan seperti layaknya seorang haji, Bupati Simatupang memanjatkan doa buat Nirmansyah: "Kepada Nirmansyah yang tak bisa hadir, mudah-mudahan beliau mendapat hidup baru di dalam dunia ini" Tak jelas hidup baru bagaimana yang diharapkan Simatupang buat Nirmansyah. Yang terang di bulan Mei 1975 itu Nirmansyah sebagai tokoh dan pejabat penting, sudah tak nampak di peresmian pemakaian gedung Golkar, PDI dan PPP di kampung Sibogat Kisaran oleh Gubernur Marah Halim. Selang seminggu kemudhn rumah (dinas) kediaman Ketua DPRD itu, di kampung Sentang Kisaran mendadak kosong. Keluarga Nirmansyah dan seluruh isi rumah sampai ke antena TV dan bunga-bungaan diboyong dari sana. Diduga di malam hari. Dan pecahlah kabar bahwa Nirmansyah diperiksa yang berwajib di Medan karena suatu persoalan. Tapi persoalan apa, tak jelas. Karena yang berwenang, termasuk Humas DPRD dan kantor Bupati melakukan gerakan tutup mulut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus