SETAHUN sudah lamanya DPRD Tingkat II Asahan (Sumatera Utara)
tak punya ketua. Sebab Ketuanya, Nirmansyah, sejak Mei 1975
mendadak menghilang. Masyarakat tak tahu ke mana ngacirnya sang
ketua model Pemilu 1971 itu. Tak seorang pejabat sudi
memperjelas kepergiannya yang bak ditelan bumi itu. Juga para
sejawatnya sesama anggota dewan.
Yang jelas, 15 Mei kemarin, Mayor Ahmad Efendi Hasyim Nasution
dilantik Bupati Asahan H. Abdul Manan Simatupang, sebagai ketua
DPRD Asahan menggantikan Nirmansyah. Dan terjadilah sesuatu yang
lucu. Yaitu orang yang digantikan tak nampak batang hidungnya.
Hingga tentu saja tak mungkin dilakukan serah terima jabatan
sebagaimana lazimnya. Dalam upacara ini pun tak ada penjelasan
apa sebab Nirmansyah diganti dan bagaimana nasibnya atau apa
sebab tiba-tiba menghilang. Para pembicara di upacara itu tampak
selalu mencoba mengelak menyinggungnya.
Hidup Baru
Letkol Polisi A.W. Simanjyntak yang berbicara selaku Ketua
Muspida Asahan, bagaikan kelu lidahnya, hingga kata-kata
sambutannya terdengar aneh. "Selama ini kepemimpinan DPRD
Asahan vakum, mudah-mudahan hari ini kevakuman itu dapat diatasi
dengan dilantiknya saudara Mayor Efendi Hasyim", ujarnya
menambah tak jelasnya keadaan. Juga Bupati Abdul Manan
Simatupang, membiarkan hilangnya Nirmansyah tetap misterius.
Meski ia menyebut, "dilantiknya Efendi Hasyim karena Nirmansyah
diberhentikan pemerintah", tapi ia tak menyinggung
sebab-sebabnya. Ia cuma memperingatkan Mayor Efendi bahwa
jabatan itu dipegangnya dalam periode menghadapi Pemilu 1977.
"Mudah-mudahan rakyat merasakan manfaat kepemimpinan saudara",
begitu ia memberi restu sang Mayor yang juga Ketua Golkar Asahan
itu. Dan seperti layaknya seorang haji, Bupati Simatupang
memanjatkan doa buat Nirmansyah: "Kepada Nirmansyah yang tak
bisa hadir, mudah-mudahan beliau mendapat hidup baru di dalam
dunia ini"
Tak jelas hidup baru bagaimana yang diharapkan Simatupang buat
Nirmansyah. Yang terang di bulan Mei 1975 itu Nirmansyah sebagai
tokoh dan pejabat penting, sudah tak nampak di peresmian
pemakaian gedung Golkar, PDI dan PPP di kampung Sibogat Kisaran
oleh Gubernur Marah Halim. Selang seminggu kemudhn rumah (dinas)
kediaman Ketua DPRD itu, di kampung Sentang Kisaran mendadak
kosong. Keluarga Nirmansyah dan seluruh isi rumah sampai ke
antena TV dan bunga-bungaan diboyong dari sana. Diduga di malam
hari. Dan pecahlah kabar bahwa Nirmansyah diperiksa yang
berwajib di Medan karena suatu persoalan. Tapi persoalan apa,
tak jelas. Karena yang berwenang, termasuk Humas DPRD dan kantor
Bupati melakukan gerakan tutup mulut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini