Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK Citra Medika Sragen menyemarakkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan mengusung tema Caregiver Jepang. MPLS selama tiga hari ke depan ini sekaligus digunakan untuk memperkenalkan budaya, terutama budaya kerja, di salah satu negara tujuan siswa-siswi dari sekolah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak sekitar pukul 06.00 WIB, sebanyak 220 siswa baru SMK Citra Medika diperkenalkan dengan program-program jurusan unggulan di bidang kesehatan dan keperawatan, hingga lingkungan sekolah itu. Nuansa Jepang terasa kental dengan sejumlah guru dan siswa panitia MPLS yang mengenakan kimono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di awal perkenalan dengan para siswa baru, mereka juga menyapa menggunakan bahasa Jepang. Di tengah halaman sekolah, selain panggung untuk pentas seni, juga terdapat pohon yang dihias sedemikian rupa hingga menyerupai pohon sakura khas di Jepang.
Kepala SMK Citra Medika Sragen, Nano Priyanto, berharap tema Caregiver Jepang dapat menarik minat dan memotivasi para siswa baru untuk belajar ke depannya. "Sehingga lebih siap memasuki dunia kerja, terutama untuk bekerja di Jepang, baik secara mental, bahasa, dan penguasaan keterampilan di sini," ujar Nano, Senin pagi, 22 Juli 2024.
Sejumlah siswa di SMK Citra Medika Sragen, Jawa Tengah, memperkenalkan praktik perawatan pasien lansia kepada siswa baru sekolah itu dalam kegiatan MPLS, Senin, 22 Juli 2024. Kegiatan itu mengusung tema Care Giver Jepang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Ia menjelaskan rangkaian kegiatan MPLS sengaja dikemas unik karena, menurut dia, Gen Z butuh sentuhan supaya bersemangat dan lebih gigih dalam berjuang dan memiliki tekat yang kuat dan tekun. "Tentu dengan cara dan gaya mereka sendiri agar tertarik, bersemangat tinggi dalam belajar, dan bekerja keras sehingga impian mereka dapat terwujud," tutur dia.
Terpisah, Wali Kota Solo, Teguh Prakosa meninjau pelaksanaan MPLS di sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Teguh berpesan agar sekolah-sekolah lebih menekankan tentang pembangunan karakter diri para siswa.
"Tidak ada tindakan kekerasan atau olahraga yang berat tapi lebih ke membangun jiwa, mempertebal iman dan ketakwaan mereka, dari sisi mental dan spiritual, termasuk agar senantiasa menjaga nama baik almamaternya," kata Teguh.