Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Insiden di tiga kota

Berbagai insiden yang menjurus pada perkelahian massal terjadi di Solo, Surabaya dan Banda Aceh. Sikap main hakim sendiri memperburuk situasi.

7 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INSIDEN yang pertama terjadi di Sala. Seperti yang dijelaskan Pangkopkamtib Sudomo, dinihari pukul 03.00 24 Oktober lalu itu Amak pulang dalam keadaan mabuk. Di depan pasar di Pasar Kliwon pemuda Keturunan Arab ini membangunkan Samto, seorang tukang becak yang tidur di becaknya, meminta tali guna mengikat kambing yang dalam keadaan slebor dikejarnya. Merasa tak diberi tali Amak kabarnya gusar, lalu memukul Samto serta menjungkirkan becaknya. Keributan selesai setelah dilerai beberapa orang yang hadir. Sekitar pukul 10.00 kemudian puluhan becak yang ditumpangi para tukang becak masuk ke Jalan Batangan, Pasar Kliwon. Konvoi ini berhenti di depan rumah Amak. Terdengar teriakan memanggil Amak keluar diselingi "Jangan menghina orang melarat." Lemparan batu pun mulai menghancurkan kaca pintu dan jendela. Kakek Amak yang berusia 80 tahun tersungkur kena lemparan batu. Amak sendiri waktu itu tidak ada di rumah. Namun beberapa saudaranya yang tak tahu persoalan, gusar karena rumah mereka digempur. Dengan pedang mereka melawan para penyerbu hingga beberapa tukang becak terluka. Perkelahian terhenti tatkala polisi dan pasukan keamanan tiba. Tiga saudara Amak dan para tukang becak yang mengadakan aksi diperiksa di Koresta 951. Siangnya mendadak muncul sekitar 100 becak beraksi lagi. Sasarannya bukan rumah Amak: toko dan rumah warga keturunan Arab sepanjang Jalan Pasar Kliwon dilempar batu. Toko-toko di kompleks Pasar Kliwon segera tutup. Namun dengan cepat pengrusakan ini bisa dihentikan dan diatasi oleh petugas keamanan. Insiden berikutnya terjadi di Surabaya dan lebih merupakan ledakan ketidakpuasan. Sekitar 7 ribu peserta-ujian pegawai baru Departemen Kehakiman wilayah Jawa Timur 27 Oktober lalu turun ke jalan setelah merusak dan membakar tenda pelindung serta belasan sepeda motor milik panitia. Sumber ketidakpuasan adalah cara kerja panitia ujian yang ceroboh. Banyak yang datang dari luar kota dan telah beberapa kali daung ke Surabaya untuk melengkapi syarat ujian. Mereka diwajibkan datang ke tempat ujian, Stadion 10 November Tambaksari, sebelum pukul 09.00. Namun pada pukul 11.30 naskah ujian untuk peserta lulusan SD, SMP dan sarjana baru dibagikan. Pertanyaan para peserta lulusan SLTA yang menunggu naskah ujian tidak mendapat jawaban pasti. Kelompok yang tidak puas ini kemudian mendatangi para peserta, menyobek kertas ujian dan mcngajak mereka bergerak. Pengrusakan pun dimulai. Namun gerak jalan rombongan ini menuju kantor Pengadilan Tinggi JaTim berhasil dibendung oleh petugas keamanan. Menurut penjelasan Pangkopkamtib Sudomo pekan lalu, kesalahan ada pada panitia penyelenggara. "Sudah mengundang orang datang, tahu-tahu ada kesalahan teknis dan tidak jadi ujian," katanya. Namun ia juga menyalahkan para peserta yang main hakim sendiri. "Marah boleh marah, tapi kepala harus tetap dingin," ujarnya. Senin pagi lalu ratusan pelamar yang sama datang ke gedung Pengadilan Tinggi di Jalan Sumatera, Surabaya. Mereka mengira ujian yang ricuh ditunda dan diselenggarakan Senin itu sesuai pengumuman Ketua Pengadilan Tinggi Ja-Tim dan Danwiltabes 101 Surabaya. Namun lagi-lagi para pelamar kecewa. Petugas Sabhara menyuruh mereka meninggalkan gedung dengan alasan kasus ini ditangani Laksusda, sedang kapan pelaksanaan ujian belum ditentukan. Aceh Yang paling.memprihatinkan adalah imiden di Banda Aceh. Menurut Pangkopkamtib Sudomo, insiden pertama terjadi 25 Oktober siang tatkala seorang pedagang kaki lima pribumi tersiram air dari bangunan tingkat atas milik Alex, seorang warga keturunan Cina. Si pedagang, Nurdin Pelor, marah dan menghasut massa. Terjadi pelemparan batu pada toko milik Alex. Esoknya, adu mulut antara Zakaria Ibrahim dengn A Chin, pemilik bengkel Expo di Jalan Mohammad Yamin, Penayong, berbuntut panjang. Persoalannya sepele: Zakaria tidak puas atas hasil pekerjaan A Chin. Adu mulut meningkat menjadl perkelahian. Seorang saudara A Chin datang membantu dan memukul Zakaria dengan benda keras. Beberapa pejalan kaki datang membantu Zakaria dan perkelahian massal pun terjadi. Petugas Polri datang dan menghentikan perkelahian. Massa yang berkumpul bersorak-sorak. Dari tengah mereka datang lemparan batu ke kaca jendela bengkel yang sudah ditutup. Satu jam kemudian massa yang mulai liar bergerak. Beberapa toko dihancurkan kacanya dan dua pemuda Cina dipukuli. Sepi segera melanda kota Banda Aceh. Rabu pagi situasi tampak normal. Petugas keamanan menyita selebaran yang bernada membangkitkan kebencian pada keturunan Cina. "Ini jelas sudah ditunggangi niat jahat," kata Pangdam Mayjen R.A. Saleh. Siangnya mendadak situasi hangat. Rombongan massa yang dipelopori mahasiswa bertindak liar dan merusak bangunan milik warga keturunan Cina. Kerusuhan berlangsung sampai sore hingga jam malam diberlakukan. Kerusuhan meledak lagi Jumat pagi. Ribuan orang, sebagian besar pemuda dan pelajar, menghancurkan bangunan milik warga Cina serta membakar mobil dan motor mereka. Namun sejak Sabtu keamanan berhasil dipulihkan. Akibat huru-hara tersebut: sekitar 150 orang pelajar dan mahasiswa ditahan, belasan orang lulauka, puluhan rumah hancur atau dibakar. Menurut keterangan resmi, tak ada yang mati. Yang mungkin mcet adalah sedikit akal sehat, bahwa aksi-aksi begini--sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka--praktis tak pernah ada hasilnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus