Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Rawinala mengkonfirmasi tiga anak berkebutuhan khusus yang berada di sana positif Covid-19. Pengurus yayasan langsung menerapkan prosedur isolasi dan menelusuri para pendamping anak berkebutuhan khusus tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Yayasan Rawinala, Dwiharjo Sutarto mengatakan seluruh penghuni yayasan, baik anak berkebutuhan khusus, pendamping, guru, maupun petugas, semua telah menjalani tes Covid-19. "Terdapat 52 anak serta lebih dari 20 guru dan pendamping yang menjalani rapid test dari puskesmas," kata Dwiharjo saat dihubungi Tempo, Jumat 24 April 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deteksi virus corona di lingkungan Yayasan Rawinala bermula ketika ada orang tua siswa yang meninggal pada awal Maret 2020. Sebelum dimakamkan, petugas kesehatan melakukan tes swab pada jenazah. Hasil tes tersebut baru keluar beberapa hari setelah pemakaman dan menunjukkan positif Covid-19.
Selama menjalani perawatan di rumah sakit, anak pasien yang terinfeksi virus corona tadi dititipkan di Yayasan Rawinala. Anak tersebut sempat berbaur dengan anak lain beserta pendamping. Mengetahui itu, yayasan meminta puskesmas melakukan rapid tes kepada anak-anak berkebutuhan khusus, guru, pendamping, dan petugas di sana. Hasilnya, terdapat tiga anak dan tiga pendamping yang positif Covid-19.
Tiga anak dengan disabilitas ganda yang terinfeksi virus corona itu langsung menjalani isolasi mandiri di salah satu asrama Yayasan Rawinala. Mereka tetap mendapatkan pendampingan dari 15 relawan yang dibekali alat pelindung diri atau APD sesuai standar. Adapun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya yang menjadi peserta didik maupun penghuni dipindahkan ke asrama berbeda.
Pengurus Yayasan Rawinala, menurut Dwiharjo, berkoordinasi dengan Puskesmas setempat dan dinas sosial Jakarta Timur untuk mencegah penyebaran virus di sana. Selain menerapkan prosedur isolasi dan penggunaan alat pelindung diri, petugas kesehatan melakukan rapid test secara berkala terhadap peserta didik, para guru, pendamping, dan pengurus yayasan tersebut. Mereka juga mendapatkan pasokan bahan pokok, vitamin, dan obat-obatan.
Mengenai tiga pendamping yang positif Covid-19 tadi, Dwiharjo mengtakan, mereka kemudian menjalani perawatan dan isolasi di Rumah Sakit Darurat Corona Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Sekarang, dia melanjutkan, tiga pendamping itu sudah sembuh dan dinyatakan negatif virus corona. Mereka dapat beraktivitas seperti biasa.
Selama pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar di Yayasan Rawinala disetop dan diganti dengan belajar di rumah. Langkah ini diambil karena anak berkebutuhan khusus termasuk kelompok yang rentan tertular virus corona.