Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Jabatan Khofifah Indar Parawansa Selesai sebagai Gubernur Jawa Timur, Simak 3 Hal Ini

Khofifah Indar Parawansa mengakhiri masa baktinya sebagai Gubernur Jawa Timur bersama wakilnya Emil Dardak pada 13 Februari 2024.

15 Februari 2024 | 16.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam balutan tenun ikat asal Lamongan, Jawa Timur/Foto: Instagram/Khofifah Indar Parawansa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menandatangani surat keputusan pemberhentian Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur. Khofifah mengakhiri masa baktinya sebagai Gubernur bersama Wakil Gubernur Emil Dardak pada 13 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum berhenti menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, Khofifah menyatakan akan mendukung Prabowo-Gibran. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menonaktifkan Khofifah sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PBNU sudah menetapkan parameter keterlibatan anggotanya dalam Pemilu 2024. Dalam hal ini, kata dia, pengurus yang terlibat dalam tim kampanye harus nonaktif dari jabatannya sampai Pilpres berakhir. Pada 20 Januari 2024, Khofifah menyerahkan surat penonaktifkan dari kepengurusan Muslimat NU.

Semasa menjabat Gubernur Jawa Timur, Khofifah beberapa kali disoroti.

1. Diduga Mempolitisasi Acara Harlah NU

Gelaran acara Harlah NU ke-101 dan Muslimat NU ke-78 tahun sempat menuai kritik. Alasannya, beberapa pihak menganggap acara itu sengaja digelar sebelum Khofifah nonaktif dari kepengurusan Muslimat NU. Padahal, dia sudah menyatakan diri sebagai pendukung pasangan Prabowo-Gibran.

Kabar politisasi acara Harlah Muslimat NU ke-78 juga mencuat lantaran hari peringatan yang tak sesuai dengan tanggal didirikannya organisasi tersebut. Jika merujuk pada kalender Masehi, peringatan itu seharusnya dilaksanakan pada 29 Maret 2024. Sebagian orang pun menyangka acara itu sengaja digelar lebih dulu sebelum Pilpres 2024 dilaksanakan pada 14 Februari.

Khofifah membantah. Dia menjelaskan, Harlah Muslimat NU mengikuti sistem penanggalan Hijriah, yang jatuh pada 26 Rabiul Akhir. Adapun tanggal tersebut sebenarnya telah berlalu pada November 2023. Ia menjelaskan tanggal 20 Januari dipilih untuk merayakan Harlah karena berada di tengah-tengah tanggal hari lahir menurut kalender Masehi dan Hijriah. 

"Jadi, bukan dimajukan, ini di tengah-tengah antara Hijriah dan Masehi. Hijriah 26 Rabiul Akhir, sekarang sudah masuk 8 Rajab," katanya.

Khofifah juga menyangkal tuduhan pihaknya menggunakan acara Harlah NU dan Muslimat NU untuk mendapat dukungan politik di Pemilu 2024. "Apa yang ada di dalam prosesi ini, apa ada simbol-simbol, apa ada logo-logo atau ada apa yang patut diduga (mendukung salah satu paslon)?" ucapnya.

2. Ruang Kerja Khofifah Digeledah KPK

Pada Desember 2022 ruang kerja Gubernur, Wakil Gubernur Jawa Timur, dan Sekretaris Daerah Jawa Timur, digeledah KPK. Penggeledahan ini untuk menelusuri kasus dana hibah yang menyeret Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak.

Khofifah menyatakan menghormati proses yang dilakukan KPK. "Itu bagian dari proses yang harus kami hormati semuanya," katanya, Rabu 21 Desember 2022. Sebelumnya, KPK melakukan OTT terhadap Sahat Tua Parlindungan Simanjuntak. Sahat ditangkap bersama tiga orang lain. Mereka ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap dana hibah kelompok masyarakat yang dikucurkan melalui dana APBD Jawa Timur. 

3. Menyebabkan Kerumunan Saat Pandemi

Beredar video yang menunjukkan kerumunan acara ulang tahun Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, pada 19 Mei 2021. Saat itu memicu serbuaj kritik, karena pada saat itu kasus Covid-19 sedang tinggi di Jawa Timur. Khofifah dianggap melanggar protokol kesehatan, karena membuat kerumunan.

Khofifah menyampaikan permintaan maafnya. Menurut dia video tersebut telah terdistorsi, perayaan itu sebagai syukuran yang juga tanpa persiapan, sepengetahuan dan persetujuan dia. "Tidak ada lagu ulang tahun, tidak ada ucapan ulang tahun, tidak ada bersalam atau berjejer, juga tidak ada potong kue tart ultah," kata dia,

Adapun tentang lokasi di halaman luar rumah dinas, kata Khofifah, mampu memuat 1.000 orang. Jika ditambah samping mencapai 1.500 orang. Tetapi yang hadir saat itu, dia menjelaskan, hanya 31 orang juga 10 anak yatim, serta delapan orang tim selawat dan rebana.

YOLANDA AGNE | DANIEL A. FAJRI | SULTAN ABDURRAHMAN | KUKUH S. WIBOWO | ZACHARIAS WURAGIL | EKO ARI WIBOWO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus