Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jangan Tunggu Telepon dari Cikeas

SBY mulai menyusun kabinet. Kebiasaan telepon ditinggalkan.

11 Oktober 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SURAT bersampul cokelat terus menyerbu rumah Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas Indah, Bogor. Awalnya hanya satu-dua surat. Tapi kian hari amplop cokelat itu datang dari semua arah mata angin. Ada yang diantar lewat tukang pos, banyak pula yang ditenteng langsung si pengirim. Tumpukannya terus membukit.

Puncaknya, saat Komisi Pemilihan Umum menyatakan Susilo Bambang Yudhoyono resmi sebagai Presiden RI terpilih, Selasa pekan lalu. ?Kami menerima ratusan amplop,? ujar Soeratto Siswodihardjo, salah satu ketua badan pemenangan pemilu SBY. Amplop itu memang bukan surat kaleng. Alamat si pengirim rata-rata tertera jelas. Di dalam sampul, ada sebundel riwayat hidup plus lembaran foto diri. Isi surat pun tak main-main: lamaran menjadi menteri dalam kabinet Susilo Bambang Yudhoyono.

Para ?calon menteri? itu sangat serius. Selain membawa surat lamarannya sendiri, mereka rela duduk berjam-jam di pendopo di sebelah rumah utama. Mereka bercampur-baur dengan warga sekitar Cikeas yang datang untuk memberi ucapan selamat kepada sang presiden baru. Memang, sejak SBY membuka pintu rumahnya bagi warga, tamu tak henti-hentinya mengalir ke rumah yang berdiri di atas tanah seluas lebih dari 5.000 meter persegi itu.

Di antara ratusan tamu itu, baik pembawa amplop cokelat maupun warga biasa, terseliplah Yanto Santosa, 45 tahun. Lelaki ini sudah antre sejak pagi hari. Tapi, Selasa pekan lalu sampai menjelang senja akan turun, ia belum bisa bertemu dengan Yudhoyono. Mau menjadi menteri? ?Ya,? ujarnya mantap.

Mengaku disorong teman-temannya untuk maju ke Cikeas, Yanto cukup percaya diri. ?Saya dianggap punya potensi,? ujarnya. Dia kini menjabat Ketua Program Studi Keragaman Hayati Fakultas Kehutanan di Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). Sesuai dengan bidangnya, Yanto mengincar kursi Menteri Kehutanan. Bagi Yanto, ini adalah pekerjaan serius. Setumpuk program pun sudah ia siapkan. Cita-citanya jelas: mendongkrak kas negara lewat hasil hutan. ?Saya akan menjelaskan program ini ke Pak SBY,? kata Yanto sambil memegang sebundel makalah. Sayang, hari itu ia gagal bertemu SBY.

Yanto hanya salah satu pelamar di Cikeas. Saking banyaknya pelamar, SBY harus membentuk tim penyeleksi. Menurut Soeratto, para pelamar itu datang dari pelbagai latar belakang. Ada yang dari partai politik, kaum profesional, dan juga pengusaha. Mungkin karena banyak yang berminat, berbagai jalur lobi ditempuh para pelamar.

Kondisi itu tentu rezeki nomplok bagi para calo jabatan. Itu sebabnya Yudhoyono mewanti-wanti agar waspada kepada siapa pun yang mengaku dekat dengan dirinya. ?Saya minta masyarakat tidak tertipu,? ujar Yudhoyono. Dalam soal kabinet ini, kata Yudhoyono, tak ada yang dapat menekan atau memaksanya menentukan calon. Termasuk teman dekat, para kiai, guru, atau saudaranya. ?Tanggung jawab saya hanya kepada konstitusi, rakyat, dan Tuhan,? ujarnya.

Menurut Yudhoyono, susunan kabinet mulai digodok awal pekan ini. Soal siapa menjadi menteri, SBY lebih suka mengadu konsep dengan para calon pembantunya. ?Calon menteri saya nanti tidak diangkat lewat telepon,? ujarnya saat berada di Yogyakarta pekan lalu. Dia akan ?mewawancarai? calon menterinya, satu per satu.

Dan ternyata memang tak mudah mencari kandidat yang cocok. Di Cikeas, SBY dan wakilnya, Jusuf Kalla, mengatakan belum memastikan nama menteri bagi kabinetnya nanti. Dia mengaku ratusan nama telah sampai di mejanya. Berkas lamaran itu kalau ditumpuk, kata Yudhoyono, sudah setinggi dada. Semua calon itu sedang ditelisik jejak rekam dan riwayat hidupnya. Tentang rumor sejumlah figur publik akan masuk kabinet, SBY Jumat lalu berkata, ?Saya dan Kalla masih dalam proses penyeleksian.?

SBY akan meneliti kapasitas, integritas, pengalaman, dan dedikasi calon menterinya. Selain itu, kata Yudhoyono, calon penghuni kabinet harus punya konsep dan mau bekerja keras. Lebih dari itu, mereka adalah figur yang diterima baik oleh publik. Akan ada semacam kontrak sosial antara menteri dan presiden. Tujuannya, menegaskan komitmen akan menjalankan program secara penuh selama lima tahun.

Menurut anggota tim sukses SBY-Kalla, Suko Sudarso, ?wawancara? dengan kandidat menteri mulai dilakukan awal pekan ini. SBY memang berdiskusi dengan Jusuf Kalla, tapi, ?Keputusan terakhir di tangan saya,? ujar SBY dalam pertemuan dengan para editor media massa di Jakarta, Senin pekan lalu. Dipastikan, agar mendapatkan menteri yang terbaik, untuk setiap pos dipertimbangkan lebih dari satu calon.

Pekan ini juga, sekian nama tokoh penting plus ratusan pelamar itu harus disaring ketat. Soalnya, postur kabinet yang ditawarkan SBY lumayan ramping. Meski belum bentuk final, Suko mengatakan bakal ada 34 pos kabinet. Selain 30 kursi menteri, ada empat kursi menteri koordinator. Tiga kursi menteri koordinator sebetulnya sudah ada di dalam kabinet Megawati. Misalnya Menteri Koordinator Polkam, Menko Perekonomian, dan Menko Kesejahteraan Rakyat. Dalam kabinet baru nanti bakal bertambah satu pos, ?Akan ada Menteri Koordinator Hukum dan Perundang-undangan,? ujar Suko.

Lewat ucapannya di pelbagai kesempatan, gambaran kabinet Yudhoyono sebetulnya sudah mulai tampak. Dalam acara open house di Cikeas, misalnya, Yudhoyono pernah bilang empat kursi menterinya akan diberikan kepada kaum perempuan. Bahkan, untuk jabatan Menteri Agama, dia akan merekrut tokoh Nahdlatul Ulama. Tak lupa, seorang menteri asal Papua akan diangkat mewakili Indonesia Timur.

Jadi, masih berminat mengantar lamaran sendiri ke Cikeas?

Nezar Patria, Poernomo G. Ridho, Dimas Adityo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus