Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Prabowo Subianto disebut berkeinginan untuk membentuk semacam klub presiden untuk membahas sejumlah masalah pemerintahan.
Klub presiden itu juga sebagai pengaruh untuk membagi rata kue kekuasaan kepada partai pendukung di kabinet.
Gibran tak menampik keinginan Prabowo yang hendak melibatkan sejumlah pihak.
PASANGAN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, setelah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, kini bersiap dengan transisi pemerintahan dan membentuk kabinet. Komposisi kabinet Prabowo masih terus dibahas bersama tim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo disebut berkeinginan untuk membentuk semacam klub presiden (presidential club) setelah ditetapkan sebagai presiden terpilih melalui rapat pleno terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU). Klub ini bertujuan menjadi tempat bagi para presiden dan mantan presiden untuk berdiskusi, terutama mengenai persoalan negara dan pemerintahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan bahwa masukan para presiden terdahulu menjadi hal penting karena dinilai punya pengalaman panjang sebagai pemimpin negara. "Prabowo bersikap terbuka untuk menerima masukan dari presiden sebelumnya, khususnya dalam merumuskan kabinet pemerintahan," ujar Dahnil pada akhir April 2024.
Presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka didampingi sejumlah ketua partai pengusung menyampaikan keterangan pers usai mengikuti rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih Pemilu 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, 24 April 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Sebagai presiden terpilih, Dahnil melanjutkan, Prabowo tidak hanya berkomitmen melanjutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, tapi juga kepemimpinan presiden-presiden sebelumnya, baik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Megawati Soekarnoputri. Karena itulah, kata dia, Prabowo membuka pintu berdiskusi dengan banyak pihak dalam menentukan kabinet ke depan, termasuk para pemimpin negara pendahulunya.
Direktur juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi, mengatakan Menteri Pertahanan tersebut menginginkan yang terbaik dalam pemerintahannya nanti. Menurut dia, hal yang wajar apabila Prabowo berkeinginan menerima masukan dari para presiden terdahulu seperti Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Megawati Soekarnoputri. “Masukan itu, kan, penting. Wajar bila Prabowo berniat membentuk semacam presidential club untuk berdiskusi dengan para pendahulunya,” kata Viva saat dihubungi Tempo pada Kamis, 2 Mei 2024.
Seorang pengurus pusat Partai Gerindra mengatakan ketua umum partai itu berkeinginan membentuk klub presiden karena memerlukan berbagai masukan dan dukungan pengaruh untuk membagi rata kue kekuasaan kepada partai-partai pendukungnya di kabinet nanti. Koalisi Indonesia Maju (KIM), koalisi yang mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024, dibentuk dengan berisikan sembilan partai pendukung.
Koalisi partai tersebut adalah Partai Gerinda, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan lima partai non-Dewan Perwakilan Rakyat, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima. “Belum lagi partai lain yang akan diajak masuk dan relawan,” kata pengurus partai besutan Prabowo tersebut.
Narasumber lain di kubu Prabowo-Gibran menyebutkan pembentukan klub presiden karena Prabowo menjadi bimbang setelah Golkar menginginkan jatah kursi menteri lebih dari lima. Di hadapan pengurus pusat dan provinsi Partai Golkar dalam acara di Bali pada akhir Maret 2024, Airlangga Hartarto menyebutkan partainya berkontribusi besar memenangkan pasangan calon Prabowo-Gibran. Ketua Umun Partai Golkar itu optimistis bisa mendapat jatah kursi menteri lebih dari lima di kabinet Prabowo.
Hal itu disebut-sebut membuat gejolak di antara para anggota partai koalisi. Sebab, partai lain juga mengklaim berkontribusi besar memenangkan pasangan calon nomor urut 2 itu dalam kontestasi pilpres di masing-masing konstituennya. “Termasuk juga soal pembagian dengan partai di luar koalisi. Prabowo memerlukan masukan agar tak memicu gejolak di lingkup internal,” ujar narasumber ini.
Pembahasan komposisi kabinet masih terus dilakukan. Pengurus Partai Gerindra lainnya bercerita bahwa Prabowo dengan dibantu tim asistensi, yang dua orang di antaranya adalah Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, terus mengkaji guna merumuskan komposisi kabinet pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan koalisi. Salah satunya dengan merencanakan penambahan lembaga atau melebur kementerian dari sebelumnya berjumlah 34 menjadi 41 badan atau lembaga.
Pengurus ini mengatakan, setelah menerima Partai NasDem di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara pada pekan lalu, 25 April 2024, misalnya, Prabowo berdiskusi dengan Dasco dan Muzani ihwal spesifik komposisi kabinet. Mereka disebut-sebut membahas komposisi kabinet nantinya, apakah didominasi oleh kalangan profesional atau kalangan kader partai pendukung. “Yang jelas, ada beberapa pos yang tidak akan diserahkan kepada kader partai,” ucap pengurus ini. "Komposisi kabinet akan dibuat 50 : 50. Posisi strategis seperti Kejaksaan Agung dan Kapolri akan diberikan kepada profesional."
Adapun Sufmi Dasco Ahmad belum menjawab pesan konfirmasi yang dikirim Tempo melalui aplikasi perpesanan WhatsApp di nomor teleponnya. Meski begitu, pada 25 April lalu, Dasco membantah jika dikatakan adanya rencana penambahan lembaga/kementerian di kabinet Prabowo-Gibran. “Tidak ada pembahasan soal itu,” ujarnya di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Begitu pun Ahmad Muzani belum menjawab pesan upaya konfirmasi yang dikirim Tempo melalui aplikasi WhatsApp di nomor teleponnya. Namun, serupa dengan Dasco, di kediaman Prabowo pada 25 April lalu, Muzani mengatakan Prabowo belum melakukan pembahasan apa pun ihwal komposisi kabinet.
Viva Yoga Mauladi mengatakan Prabowo-Gibran pada prinsipnya akan membentuk kabinet pemerintahan yang berkomposisikan para ahli, sehingga pemerintahan Prabowo-Gibran tidak terpaku dari kalangan politikus saja. “Sumber dari nonpartai juga akan dilibatkan, dengan syarat profesional di bidangnya,” kata Viva.
Ihwal komposisi kabinet secara proporsional, apakah akan diisi politikus atau kalangan ahli, Viva mengatakan, PAN sebagai anggota Koalisi Indonesia Maju menerima dan menghormati segala keputusan Prabowo dalam menentukan komposisi kabinet pemerintahan. “Itu hak prerogatif presiden terpilih. Kami akan patuh dan menjalankan,” ujar Viva.
Salah seorang pendiri Partai Gerindra, Rahmat Sorialam Harahap, hakulyakin Prabowo akan merumuskan kabinet pemerintahan secara terstruktur dan terarah. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu, kata dia, tentu akan menempatkan para kalangan profesional nonpartai untuk mengisi sejumlah pos strategis. “Posisi Kejaksaan Agung diyakini diberikan kepada profesional, bukan politikus,” ujar Rahmat.
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto saat apel peringatan HUT ke-72 Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, 30 April 2024. ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Dalam kesempatan terpisah, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka tak menampik keinginan Prabowo yang hendak melibatkan sejumlah pihak, termasuk presiden terdahulu, dalam menyusun kabinet. “Senior-senior, tokoh, ketua partai, semuanya akan kami mintai masukan. Tidak terkecuali Ibu Megawati,” ujar Gibran di Solo, Jawa Tengah, kemarin. Meski begitu, Wali Kota Surakarta itu mengatakan Prabowo belum melakukan komunikasi ihwal masukan pembentukan kabinet, khususnya dengan Megawati Soekarnoputri.
Gibran menolak untuk menjelaskan tim asistensi dalam perumusan kabinet. Dia meminta hal tersebut ditanyakan lain waktu. Dia hanya menyebutkan transisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin ke Prabowo-Gibran saat ini tengah berproses.
Apalagi ayah Gibran, Presiden Jokowi, telah memberi pesan agar kabinet Prabowo-Gibran dapat segera bekerja setelah dilantik menjadi presiden-wakil presiden pada Oktober mendatang. “Intinya, di sini kami sudah menyepakati untuk meminimalkan learning process dan proses adaptasi,” ujar Gibran.
Kabinet Ahli untuk Amankan Posisi
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, mengatakan bukan menjadi hal yang pelik apabila kabinet Prabowo-Gibran menjadi kabinet yang membutuhkan banyak posisi. Menurut dia, dengan banyaknya partai politik yang bergabung dengan koalisi, suka atau tidak menjadikan kabinet Prabowo-Gibran sebagai kabinet yang gemuk. “Namun, pada periode pertama pemerintahan, kabinet cenderung diisi oleh kalangan profesional nonpartai,” kata Agung.
Komposisi yang didominasi oleh kalangan profesional nonpartai, kata Agung, telah dilakukan dua presiden sebelumnya, yaitu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi. Tujuannya adalah membuat citra pemerintahan yang baru dipandang positif oleh publik. “Jika langsung didominasi kalangan non-profesional, kinerja kabinet tidak maksimal dan akan gaduh,” ujarnya.
Peneliti senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan, seperti langkah yang dilakukan dua pemerintahan sebelumnya, amat besar kemungkinan Prabowo mengikuti jejak langkah tersebut. Apalagi, secara posisi, Prabowo memiliki kedekatan yang intens dengan Presiden Jokowi dan Presiden SBY setelah masing-masing putra sulung mereka, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Agus Harimurti Yudhoyono, masuk ke koalisi Prabowo. “Jadi, rasanya kabinet awal Prabowo-Gibran akan didominasi kalangan profesional di pos strategis, sementara kader partai mengisi pos lain,” ujar Usep, kemarin.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Septhia Ryanthie (Surakarta) berkontribusi pada artikel ini.