Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

JK Sebut Dua Penyebab Terjadinya Konflik di Negara Islam

JK mengungkapkan penyebab negara-negara Islam mengalami konflik saat menutup Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia.

4 Mei 2018 | 08.07 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Rapat Kerja Pemerintah Percepatan Pelaksanaan Berusaha di Daerah di Jakarta, 28 Maret 2018. Rapat kerja dihadiri oleh Bupati, Walikota dan Ketua DPRD seluruh Indonesia. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Rapat Kerja Pemerintah Percepatan Pelaksanaan Berusaha di Daerah di Jakarta, 28 Maret 2018. Rapat kerja dihadiri oleh Bupati, Walikota dan Ketua DPRD seluruh Indonesia. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan penyebab terjadinya konflik di negara-negara Islam saat menutup Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia. Ia menyebutkan setidaknya dua penyebab utama terjadinya konflik di negara Islam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam pengalaman sejarah kita adalah tahun-tahun yang kita sangat sedih melihat begitu banyak peperangan, saling membunuh di antara negara-negara Islam disebabkan masalah politik, ekonomi, dan masalah lain," kata JK dalam pidatonya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

JK menyebutkan penyebab pertama adalah intervensi dari negara-negara besar terhadap negara Islam yang sedang mengalami konflik. Misalnya, ia mencontohkan ada campur tangan Amerika Serikat dan Rusia di dalam konflik Afghanistan. Menurut JK, intervensi negara-negara besar tersebut justru memperbesar konflik.

Penyebab kedua, kata JK, terjadi karena pikiran-pikiran radikal yang menyebabkan konflik berdarah. Salah satu contohnya, JK menyebutkan banyaknya aksi bunuh diri untuk membunuh banyak orang dan perang atas nama jihad.

Berdasarkan pengalamannya menangani konflik antar-agama, JK menuturkan adanya generasi muda Islam yang melakukan aksi bunuh diri atas nama agama. Kata dia, anak muda melakukan aksi bunuh bukan karena menginginkan uang dan jabatan. "Karena ingin mencapai surga dengan gampang," ujarnya.

Pernyataan Jusuf Kalla bukan tanpa alasan. Hal itu dirasakannya ketika menangani konflik di Poso dan Ambon. Padahal, kata dia, agama tidak mengajarkan membunuh untuk mendapatkan surga. "Pada waktu penyelesaian di Ambon, satu provinsi, saya katakan pada mereka, Anda tidak akan masuk surga, tapi Anda akan masuk neraka," kata JK menceritakan pengalamannya menangani konflik di Ambon.

JK melanjutkan bahwa dalam ajaran Islam tidak memperbolehkan sesama manusia membunuh anak, perempuan, maupun menebang pohon. Sehingga, kata dia, perlu adanya upaya meluruskan ajaran Islam.

Dalam penutupan KTT Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia, JK menilai perlu ada pemikiran dari para ulama untuk menyampaikan ajaran Islam yang baik. "Harapan kami semua dalam pertemuan ini, konferensi ini bukan saja kita memikirkan tapi bagaimana menghentikan ajaran-ajaran yang menyebabkan masalah di dalam negara Islam," kata dia.

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus