Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jokowi Temui Prabowo, Hendri Satrio: Bisa Dipersepsikan Sedang Cari Perlindungan Politik

Hendri Satrio ikut berkomentar soal pertemuan Jokowi dan Prabowo Jumat malam. Menurut dia, Jokowi tengah cari perlindungan politik seusai dipecat PDIP

7 Desember 2024 | 11.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto (kiri) makan malam bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, 6 Desember 2024. Pertemuan tersebut sebagai kunjungan balasan Joko Widodo atas kunjungan Presiden Prabowo di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-Tim Media Prabowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Hendri Satrio menilai mantan Presiden Joko Widodo sedang mencari perlindungan kepada Presiden Prabowo Subianto setelah dipecat dari PDIP.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini merespons pertemuan Jokowi dan Prabowo di rumah Kertanegara pada Jumat malam, 6 Desember 2024.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jokowi bisa dipersepsikan sedang mencari perlindungan politik bagi dirinya dan keluarganya, termasuk bagi Wakil Presiden Gibran setelah mereka sekeluarga disanksi oleh PDI Perjuangan,” kata pria yang akrab disapa Hensa ini, Sabtu, 7 Desember 2024.

Hensa mengatakan, Prabowo nampaknya akan mengambil sikap pada dua pilihan, yakni kepentingan nasional dan menghormati kedaulatan PDIP. Menurut dia, publik sama-sama memahami bahwa Prabowo adalah sosok pemimpin yang sangat memperhatikan rakyat dari berbagai elemen, termasuk Jokowi. 

“Tetapi Prabowo juga sosok nasionalis yang berdiri di semua golongan, maka menurut saya dia akan mendengarkan Jokowi sekaligus juga mempertimbangkan PDI Perjuangan,” katanya. 

Hensa mengatakan, tampaknya akan ada pertemuan antara Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pertemuan itu, ucap Hensa, bukan karena Jokowi, tetapi karena Prabowo ingin semua elemen masyarakat lebih maju dan sejahtera.

Kemarin, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa partainya terbuka dengan Presiden ke-7 Joko Widodo. Namun, Prabowo mengatakan partainya tidak bisa memaksa Jokowi masuk.

"Oh kalau Gerindra terbuka, tapi kami tentunya tidak bisa maksa beliau masuk," kata Prabowo usai menerima Jokowi di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 6 Desember 2024.

Jokowi hanya tertawa saat ditanya opsi dirinya masuk partai politik lain setelah tidak lagi menjadi kader PDIP. Mantan gubernur Jakarta ini mengatakan bahwa dia dan Prabowo hanya makan malam.

"Beliau bapak presiden dulu waktu ke Merauke kan kemudian mampir ke Solo. Ini saya pas ke Jakarta kayak kunjungan balasan. Karena kangen," kata Jokowi.

Pertemuan ini terjadi setelah Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengumumkan bahwa Jokowi dan keluarganya sudah bukan lagi kader PDIP meski mereka masih memegang KTA partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

“Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDIP,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Desember 2024. 

Hasto mengatakan Gibran Rakabuming Raka –putra sulung Jokowi-- dan Bobby Afif Nasution –menantu Jokowi— sudah tidak lagi menjadi anggota PDIP ketika dicalonkan oleh partai politik lain di pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah 2024.

Gibran, yang awalnya menjadi kader PDIP, memilih berseberangan sikap dengan partainya di pemilihan presiden 2024. Mantan wali kota Solo itu menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto di pemilihan presiden 2024 lewat sokongan Koalisi Indonesia Maju (KIM) –gabungan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora. Sedangkan PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud Md., di pemilihan presiden 2024.

Jokowi dan Bobby Nasution, yang keduanya masih kader PDIP saat itu, mendukung pilihan politik Gibran tersebut. Bobby lantas pindah ke Partai Gerindra. Ia pun berkontestasi di pemilihan Gubernur Sumatera Utara lewat dukungan KIM Plus.

Hasto menegaskan, pemberhentian Gibran sebagai kader PDIP dibuktikan dengan surat Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kota Surakarta, tempat KTA Gibran dibuat. Surat tersebut memberitahukan bahwa berdasarkan Undang-Undang Partai Politik dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PDIP, keanggotaan Jokowi dan keluarganya secara otomatis berhenti. 

Joko Widodo merespons pernyataan Hasto dengan santai. Jokowi belum mau berandai-andai soal rencana masuk partai politik. 

 "Ya berarti partainya perorangan," ucap Jokowi ketika ditemui awak media di rumahnya, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 5 Desember 2024.

Daniel A. Fajri dan Septia Ryantihie berkontribusi dalam artikel ini.

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus