Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Eks politikus PDIP Maruarar Sirait menyebut tak ada contoh kerukunan tanpa Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto. Menurut dia, citra Prabowo sebagai lambang kerukunan menjadi alasan dia mendukung pasangan Prabowo-Gibran dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria bersapaan akrab Ara itu bercerita, Jokowi dengan rendah hati meminta Prabowo membantu di dalam pemerintahan. Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan Sandiaga Uno, calon wakil presiden Prabowo saat itu, sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski bertarung keras dua kali dan pendukungnya tidak suka karena menganggapnya pengkhianat, Ara mengatakan, Prabowo rela bersatu dengan Jokowi. "Demi bangsa dan negara, demi kerukunan, Pak Prabowo dan Pak Jokowi rela untuk bersatu. Untuk Indonesia,” ucap Ara di Majalengka, Jawa Barat, dikutip dari keterangan tertulis, Ahad, 21 Januari 2024.
Menurut Ara, Jokowi dan Prabowo menjadi contoh rivalitas dalam politik tidak lebih besar dibandingkan kepentingan bangsa dan negara. “Kalau tidak ada Jokowi dan Prabowo, tidak ada contoh soal kerukunan. Pemimpinnya cuma ada konflik terus. Bertarung terus,” kata Ara.
Dia menilai, Jokowi dan Prabowo menghormati sekaligus membuat sejarah sebagai bekas rival yang bersatu. "Bukan hanya di Indonesia, melainkan di dunia. Ini adalah nilai kelas dunia. Nilai juara. Dua orang yang bertarung keras bisa bersatu untuk Indonesia,” ujar dia.
Sebelumnya, Ara resmi mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dia menyatakan dukungannya usai mendampingi Prabowo mengunjungi ke Kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Grha Oikoumene, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024.
Pilihan Editor: Di Balik Isu Keinginan Sri Mulyani Mundur dari Kabinet