Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya, menegaskan bahwa stok obat covid-19 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin menekankan bahwa kami sudah melakukan pengecekan bahwa kita memiliki stok yang cukup, dan stok yang kita punya ini kita sudah menghitung masih cukup dengan lonjakan kasus yang tinggi,” kata Arianti dalam konferensi pers, Sabtu, 10 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arianti memaparkan stok obat-obatan terapi Covid-19 tersebar di 34 dinas kesehatan provinsi, instalasi farmasi pusat, industri farmasi dan PBF, rumah sakit, dan apotek. Oseltamivir kapsul, misalnya, total stoknya ada 11,6 juta tablet.
Kemudian Favipiravir tablet ada 24,4 juta tablet. Remdesivir vial terdapat 148.891, Azitromisin tablet 12,3 juta, Tocilizumab vial terdapat 421, dan multivitamin tablet 75,9 juta.
Dari daftar obat-obat tersebut, Arianti mengungkapkan hanya Remdesivir dan Tocilizumab yang stoknya terbatas. Namun, ia memastikan kedua stok obat tersebut akan bertambah dalam 1-2 hari ke depan melalui impor.
Arianti menjelaskan, adanya keluhan stok obat yang kosong di sejumlah tempat terjadi karena ada kendala distribusi. Karena itu, ia pun mendorong agar industri farmasi dapat mendistribusikan obat-obatan ke zona merah yang kebutuhannya tinggi. “Suplai harus diutamakan daripada zona hijau yang peta kondisinya aman. Stok kita pantau tiap hari agar jangan sampai terjadi kekosongan dari obat,” katanya.
Menurut Arianti, stok-stok obat yang ada di dinas kesehatan kini sudah disebar dan diakses di daerah. Dinkes bersama instalasi farmasi pusat menyimpan obat-obatan tersebut sebagai buffer stock apabila stok obat di lapangan kosong.
“Obat-obatan tersebut akan kita didistribusikan ke rumah sakit, jejaring apotek Kimia Farma, dan apotek lainnya untuk dapat diakses masyarakat,” kata dia.
FRISKI RIANA
Baca: Kemenkes Impor Remdesivir dan Tocilizumab untuk Obat Terapi Covid-19