Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Khawatirkan Pemilu Curang, Koalisi Luncurkan Aplikasi JagaSuara 2024

Koalisi Jaga Suara mengkhawatirkan kecurangan dalam pemilu 2024. Terutama mengenai hasil pemungutan suara di TPS.

16 Januari 2024 | 17.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana foto bersama Koalisi Jaga Suara 2024 setelah mendiskusikan fungsi aplikasi pengawasan hasil pemungutan suara pemilihan umum bernama JagaSuara 2024, di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Januari 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Jaga Suara 2024 mengkhawatirkan kecurangan dalam pemilihan umum atau pemilu 2024. Kekhawatiran itu terutama mengenai hasil pemungutan suara di tempat pemungutan suara atau TPS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi hasil pemuatan suara nanti di setiap TPS itu harus kita pastikan tidak ada yang diubah, memanipulasi, atau mencurangi," kata anggota Koalisi Hadar Nafis Gumay di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 17 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam mengawal proses pemilu 2024 ini berjalan tanpa kecurangan, Hadar mengatakan diperlukan partisipasi masyarakat yang peduli terhadap pemilu. Salah satu cara mengawasi hasil pemilu itu diluncurkan aplikasi bernama JagaSuara2024.

Hadar menjelaskan cara kerja aplikasi itu melalui penghitungan suara di TPS. "Jadi hasil penghitungan suara nanti dituangkan di dalam formulir yang besar, namanya C hasil, itu difoto. Setelah difoto kemudian dicek apakah memang hasil bacaan aplikasi itu sudah sesuai atau tidak," kata dia menerangkan cara menggunakan JagaSuara2024.

Direktur Eksekutif Netgrit itu menjelaskan jika hasil foto keliru penggunaan bisa mengoreksinya. Jika hasil foto sudah pas, kata dia, langsung dikirimkan ke pusat pengolahan. "Jadi ada server dari Jaga Suara yang nanti disiapkan," tutur Hadar. Menurut dia, hasil itu bisa dikirimkan atau disebarluaskan hasil foto tersebut ke media sosial. Di sana publik bisa melihat data suara dari setiap TPS.

Dia mengatakan setelah pengguna memfoto kertas C itu, ada sistem scanning di dalamnya atau optical character recognition atau OCR, teknologi yang mengekstrak teks dari gambar. "OCR itu membantu membacanya. Jadi kita tidak memasukkan secara manual. Karena itu bisa merepotkan," ujar dia.

Hadar menjelaskan bahwa akurasi aplikasi membaca data ekstrak itu cukup tinggi. Selanjutnya data tersebut diolah. "Dari TPS yang dikumpulkan itu akan direkap ke kecamatan, di dalamnya nanti ada kelurahan desa," kata dia. Cara kerja aplikasi ini, dia menuturkan tak berbeda dengan perangkat yang disiapkan penyelenggara pemilu 2024.

Namun sekalipun proses pengawasan dilakukan oleh penyelenggara, dia mengatakan masyarakat perlu memantaunya bersama-sama. Pemantauan itu guna memastikan bahwa apa yang diolah tidak ada penyimpangan atau kecurangan dalam pemilu. "Ini merupakan bentuk partisipasi oleh masyarakat," ujar dia.

Adapun hasil foto kertas C dan diteruskan untuk diproses dalam aplikasi sendiri. Setelah itu para pengguna aplikasi bisa membagikan hasil suara dari setiap TPS kepada publik sebagai langkah mengawasi kecurangan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus