Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tengah menjalin koalisi yang disebut-sebut bernama Koalisi Perubahan. Mulanya, Partai NasDem mengusulkan deklarasi koalisi digelar pada 10 November 2022. Namun, Partai Demokrat dan PKS belum menyanggupi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid, menyebut partainya menginginkan koalisi yang paham betul apa saja yang bakal dikerjakan bersama. Menurut dia, tergesa-gesa dalam berkoalisi ibarat cek kosong yang tidak tahu siapa yang mengisi maupun apa isinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kan kita inginnya itu bukan hanya asal koalisi, tapi kemudian nggak ngerti yang akan dikerjakan bersama apa. Atau ada cek kosong yang kita nggak ngerti siapa yang ngisi dan apa isinya,” kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 21 November 2022.
Adapun dari ketiga partai ini, hanya Partai NasDem yang secara eksplisit mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Partai NasDem menyerahkan kewenangan pada Anies untuk memilih sendiri pendampingnya.
Hal yang belum disepakati
Menurut Hidayat, tim kecil ketiga partai belum sepenuhnya sepakat ihwal strategi kemenangan maupun visi misi kemenangan itu sendiri. Kendati NasDem menyerahkan pada Anies soal sosok cawapres, Hidayat hakulyakin Anies pasti bermusyawarah dengan partai calon mitra koalisinya.
“Kita belum sepakat betul tentang strategi kemenangan, tentang visi misi kemenangan itu sendiri. Betul bahwa NasDem mengatakan terserah Anies, tapi saya yakin Pak Anies tidak mungkin menyerahkan pada dirinya sendiri, pasti akan bermusyawarah juga dengan yang lain,” kata dia.
Tim kecil disebut Hidayat turut mendiskusikan ihwal visi misi pemerintah dan menyamakan persepsi mengenai perubahan yang selama ini digaungkan ketiga partai. Dia menyebut proses ini membutuhkan waktu mengingat ada tiga entitas yang berbeda.
“Diperlukan pembicaraan bersama-sama. Apalagi tiga partai ini, tiga entitas yang tidak satu. NasDem, Demokrat, PKS, punya visi misinya. Itu akan lebih baik kita bicarakan sebelum dideklarasikan. Sehingga ketika deklarasi, kita sudah on the track, mengerti apa yang diperjuangkan,” ujarnya.
Selanjutnya: kemungkinan deklarasi awal tahun...
Sebelumnya, Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menegaskan bahwa target deklarasi koalisi digelar secepatnya. “Kalau deklarasi koalisi, PKS saja kan baru rapat Majelis Syura bulan Desember. Kita target secepatnya, itu beneran,” kata Herzaky saat dihubungi, Rabu, 16 November 2022.
Ia menampik jika deklarasi koalisi ini ditargetkan pada tanggal atau bulan tertentu. Kendati demikian, saat ditanya apakah koalisi bakal dideklarasikan pada awal tahun, Herzaky menilai itu permulaan yang baik memulai sesuatu.
“Ya awal tahun mungkin awal yang baik untuk memulai sesuatu kan,” kata dia.
Adapun Partai Demokrat menyerahkan keputusan soal koalisi beserta paket calon presiden dan calon wakil presiden pada Majelis Tinggi Partai. Herzaky menyebut partainya masih terus menerima masukan dan mencermati berbagai kemungkinan.
Menurut dia, momentum deklarasi koalisi sangat penting. Oleh sebab itu, kata Herzaky, saat ini partainya masih berfokus mendengarkan dan mendalami aspirasi masyarakat.
“Ada juga pergerakan partai lain yang mesti kita cermati, yang mungkin bisa berpengaruh terhadap proses pemenangan kita. Kan itu bagian dari strategi. Lawannya kita kan juga menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi,” kata dia.
Baca: Habil Marati Klaim 20 Juta Suara PPP ke Anies, Arsul Sani: Terjangkit Waham Kebesaran