Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARTAI Solidaritas Indonesia (PSI) baru bersiap menyambut kunjungan Prabowo Subianto sehari sebelum Ketua Umum Partai Gerindra itu bertandang ke kantor PSI di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pada Selasa sore, 1 Agustus lalu, Dewan Pimpinan Pusat PSI mengundang sekitar 30 pengurus untuk mengikuti rapat pembahasan teknis kedatangan Prabowo ke kantor mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara PSI, Sigit Widodo, bercerita, mulanya pengurus partai masih merahasiakan nama tamu yang akan menyambangi markas PSI. “Kami baru tahu ternyata tamu yang dimaksud adalah Pak Prabowo saat rapat berlangsung,” kata Sigit saat ditemui Tempo di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berjalan senyap, komunikasi antara Prabowo dan elite PSI sesungguhnya telah berlangsung sejak pertengahan Juni lalu. Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni yang mengawalinya. Kepada sejumlah kolega dekatnya di lingkup internal partai, Raja mengatakan memperoleh instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk membuka komunikasi politik dengan Prabowo.
Perintah Jokowi disampaikan kepada Raja dalam pertemuan empat mata di Istana Negara pada 15 Juni lalu. Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang itu semula melaporkan dukungan PSI untuk Kaesang Pangarep, putra Jokowi, sebagai calon Wali Kota Depok, Jawa Barat. Di pengujung pertemuan, Jokowi menegaskan dukungannya untuk pemilihan presiden 2024, yaitu kepada Prabowo.
Presiden kemudian meminta PSI, partai loyalisnya, untuk mulai mendekati calon presiden yang diusung koalisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa itu. Dimintai tanggapan tentang isi pertemuannya dengan Jokowi, Raja tak merespons hingga Sabtu, 5 Agustus lalu. Juru bicara Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, juga tak menanggapi soal arahan Jokowi kepada PSI.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie Louisa tak menampik kabar adanya komunikasi intens antara Raja dan Jokowi. “Bro Wamen (Raja) kan sering ketemu dengan Pak Jokowi. Komunikasi informal di mana pun, kapan pun, bisa terjadi,” ujar Grace kepada Tempo melalui Zoom, Kamis, 3 Agustus lalu.
Arahan Jokowi kepada Raja juga didengar oleh politikus PSI, Ade Armando. Dalam sejumlah pertemuan internal partai, menurut Ade, Raja menyebutkan Presiden telah memberi sinyal agar PSI dan Gerindra saling mengenal lebih dekat. “Padahal sebelumnya kami tak membayangkan akan satu perahu dengan Pak Prabowo,” ucap Ade.
Tak berselang lama seusai pertemuan dengan Presiden, Raja menemui Prabowo di sela-sela rapat kabinet. Kepada Prabowo, Raja mengutarakan sepenggal isi pembicaraannya dengan Jokowi ihwal pemilihan presiden 2024 beserta instruksi untuk memulai komunikasi dengan Gerindra.
Gayung bersambut, Prabowo membuka pintu untuk PSI. Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini lantas berinisiatif untuk datang lebih dulu ke kantor PSI. Prabowo pun memerintahkan sejumlah pengurus Gerindra mengatur kunjungannya.
“Pak Prabowo menyampaikan ingin mengunjungi partai-partai, tidak hanya yang besar, tapi juga yang kecil,” tutur Koordinator Sekretariat Bersama Prabowo Presiden, Ahmad Riza Patria, di kantor PSI, Tanah Abang, Rabu, 2 Agustus lalu.
Baca: Kenapa Jokowi Makin Condong Mendukung Prabowo Subianto?
Dua politikus PSI bercerita bahwa campur tangan Jokowi di balik kunjungan Prabowo ditekankan beberapa kali dalam rapat yang membahas kunjungan Menteri Pertahanan itu. Juru bicara PSI, Sigit Widodo, tak membantah jika dikatakan ada pembicaraan tersebut. “Tapi bukan berarti kami diminta Pak Jokowi berkoalisi dengan Gerindra untuk mendukung Pak Prabowo,” katanya.
Penekanan ihwal campur tangan Presiden, menurut seorang pengurus PSI, dianggap penting untuk mengantisipasi penolakan di lingkup internal partai. Dalam pemilihan presiden 2019, PSI menjadi gencar mengkritik Prabowo, rival Jokowi saat itu. Mereka bahkan pernah menganggap Prabowo sebagai peserta pemilu terburuk karena mempermasalahkan hasil penghitungan pemilihan presiden.
Toh, PSI pada Rabu sore itu terlihat berupaya menyenangkan hati Prabowo. Sebagai pembukaan pertemuan, pengurus partai itu memutar film yang menampilkan kolase foto kebersamaan antara Jokowi dan Prabowo. Tepuk tangan bergemuruh begitu layar putih di ruang rapat PSI menampilkan Prabowo dan Jokowi saling memberi hormat.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie Louisa bercerita, persamuhan dengan Prabowo berlangsung hangat. “PSI partai kecil, tapi tak ada aura dominasi antara senior dan junior dalam pertemuan itu,” ucap Grace. Dalam kunjungannya itu, Prabowo didampingi Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Ketua Gerindra Jakarta Riza Patria.
Sebaliknya, Prabowo, menurut sejumlah pengurus PSI, juga berupaya menyenangkan sahibulbait yang pernah menjadi musuhnya. Di depan pengurus PSI, ia menyapa Ade Armando secara khusus. Ade adalah politikus PSI sekaligus pegiat media sosial yang berseberangan dengan Prabowo sejak 2014.
Prabowo menyatakan kerap menonton video berisi kritik Ade kepadanya. “Itu Bung Ade Armando, kan? Saya suka dengan video Anda karena sangat rasional,” ujar Prabowo seperti ditirukan Ade saat dihubungi Tempo, Jumat, 4 Agustus lalu.
Di pengujung pertemuan, Prabowo juga menawari pengurus PSI berkunjung ke rumahnya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Prabowo mengajak PSI bertamu ke Hambalang, rumah pribadinya, sembari berkaraoke bersama. “Mas Giring (Ketua Umum PSI Giring Ganesha Djumaryo) sudah janji mau akan nyanyi bareng,” kata Prabowo kepada wartawan setelah bertemu dengan pengurus PSI.
Baca: Persaingan Menjadi Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto
Pertemuan di Tanah Abang, menurut anak buah Prabowo dan dua pentolan PSI, hanya awal dari rencana koalisi. Mereka bercerita, PSI akan mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo sebagai calon presiden seusai rapat koordinasi nasional akhir Agustus mendatang. Rapat itu bertujuan mengkondisikan pengurus dan kader PSI agar satu suara mendukung Prabowo.
Pada Oktober 2022, PSI mendeklarasikan dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Partai yang berdiri pada 16 November 2014 itu besar kemungkinan berbalik arah karena Jokowi belakangan terlihat condong memilih Prabowo ketimbang Ganjar. Juru bicara PSI, Sigit Widodo, mengklaim partainya tegak lurus dengan Jokowi.
Selain faktor Jokowi, di lingkup internal PSI muncul sentimen negatif terhadap partai pengusung Ganjar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dukungan PSI untuk Ganjar tahun lalu membuat marah pengurus PDIP karena dianggap telah melangkahi partai banteng. Sentimen itu kini telah mengkristal. “Kami merasa PDIP menjadi kurang inklusif,” tutur Sigit.
Pun PSI mulai berpaling karena elektabilitas Ganjar kini tertinggal dari Prabowo. Hasil sigi tiga nama calon presiden oleh Lingkaran Survei Indonesia Denny J.A. akhir Juni lalu, misalnya, menunjukkan Prabowo unggul dengan elektabilitas 34,3 persen. Sedangkan Ganjar memiliki tingkat keterpilihan 32,7 persen.
Survei tertutup dari salah satu lembaga yang menjadi acuan PSI juga memperlihatkan elektabilitas Prabowo lebih tinggi sekitar 10 persen ketimbang Ganjar. Ketua Dewan Pimpinan Daerah PSI Kota Solo Antonius Yoga Prabowo mengatakan lingkup internal partai mencermati besarnya selisih tersebut. “Kami menilai Prabowo secara obyektif,” katanya.
Rencana PSI menyokong Prabowo membuat lingkup internal partai itu terbelah. DPD PSI Rembang, Jawa Tengah, bersiap membelot jika partai beralih mendukung Prabowo. Sikap itu telah dirembukkan di grup internal pengurus. Ketua DPD PSI Rembang Yan Chrisna menuturkan, calon anggota legislatif di daerah pemilihan Rembang waswas perolehan suara mereka tergerus seumpama PSI tak mengusung Ganjar.
“Di sini mayoritas konstituen PSI masih mendukung Ganjar,” ucap Yan saat dihubungi, Jumat, 5 Agustus lalu. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyebutkan perbedaan pandangan di lingkup internal partai adalah dinamika yang lumrah. “Pengurus di daerah kan aspirasinya macam-macam,” ujar Grace.
Baca: Untuk Apa Aktivis 1998 Mendukung Prabowo Subianto?
•••
SEBELUM Partai Solidaritas Indonesia berencana mengusung Prabowo Subianto, Partai Bulan Bintang (PBB) telah mendeklarasikan dukungannya untuk Ketua Umum Partai Gerindra itu. Pada Ahad, 30 Juli lalu, berbarengan dengan hari ulang tahun ke-25 partai, PBB mengumumkan akan mengusung Prabowo dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor mengaku melaporkan keputusan partai kepada Presiden Joko Widodo dua hari seusai deklarasi. Selepas rapat kabinet di Istana Negara, Selasa, 1 Agustus lalu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan itu meminta waktu 5 menit berbincang dengan Jokowi di ruang kerja Presiden. Kepada Jokowi, Afriansyah mengutarakan bahwa deklarasi itu dihadiri Prabowo.
Prabowo Subianto menerima surat dukungan Calon Presiden dari Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, 30 Juli 2023. Tempo/M Taufan Rengganis
“Pak Jokowi mengucapkan selamat dan mendoakan agar PBB tepat memilih capres serta kelak bisa menjadi partai besar,” kata Afriansyah saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 Agustus lalu. Jokowi sebenarnya turut diundang dalam acara hari ulang tahun PBB dan deklarasi calon presiden. Namun, menurut Afriansyah, Presiden absen lantaran baru kembali dari lawatan ke Cina.
Selain membahas deklarasi, Afriansyah menyampaikan bahwa koalisi pendukung Prabowo terbuka untuk mendiskusikan calon wakil presiden dengan PBB. Pembicaraan dengan Jokowi yang semula dijadwalkan hanya 5 menit pun membengkar hingga seperempat jam. “Pak Jokowi sampai dikasih kode oleh Paspampres,” ujar Afriansyah.
Sebelum memutuskan mendukung Prabowo, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dua kali berjumpa dengan menantu bekas presiden Soeharto itu. Pertemuan pertama berlangsung pada April lalu. Sedangkan pertemuan kedua berjalan sebulan setelahnya di Kertanegara, nama jalan tempat rumah pribadi Prabowo berada di Jakarta.
Perjumpaan kedua kawan lama itu dijembatani oleh Afriansyah dan Andre Rosiade—Wakil Ketua Umum Gerindra—sejak akhir 2022. Andre tak membantah kabar ihwal komunikasinya dengan PBB. Sejumlah pentolan Gerindra, seperti Sufmi Dasco Ahmad dan Ahmad Muzani, disebut-sebut turut mengatur pertemuan Yusril dengan Prabowo.
Dalam perjumpaan di Kertanegara, Prabowo dan Yusril membahas peluang berkoalisi. Pembicaraan keduanya juga sudah mengarah pada portofolio kabinet apabila Prabowo menang. “Kami tak meminta, tapi Gerindra yang menawarkan,” kata Afriansyah.
Koordinator Sekretariat Bersama Prabowo Presiden, Ahmad Riza Patria, menyebutkan Prabowo membuka diskusi dengan partai yang akan berminat berkoalisi. “Semua partai kami hormati,” ucap Riza.
Sikap PBB dalam pemilihan presiden 2024 berbeda dengan pemilihan 2019. Pada 2019, PBB mendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Jokowi-Ma’ruf adalah penantang Prabowo yang kala itu bersanding dengan Sandiaga Uno. Sejak 2019 itulah PBB disebut-sebut dekat dengan Jokowi. Partai ini pernah ikut menyuarakan perpanjangan masa jabatan presiden dan presiden tiga periode.
Afriansyah Noor mengakui bahwa PBB kerap berkomunikasi dengan Jokowi soal arah dukungan pemilihan presiden mendatang. Partai tersebut akhirnya bulat mendukung Prabowo setelah melihat arah dukungan Jokowi. “Pak Prabowo sering diajak dinas bareng oleh Pak Jokowi, padahal tak ada kaitannya dengan Kementerian Pertahanan,” tuturnya.
PBB berharap bakal mendapat efek ekor jas dengan mendukung Prabowo. Partai yang mayoritas konstituennya kelompok Islam modern ini hanya memperoleh 0,79 persen atau 1,9 juta suara saat Pemilu 2019. Afriansyah meyakini partainya bisa memenuhi ambang batas parlemen 4 persen suara nasional dalam Pemilu 2024.
Gerindra kini juga berupaya menggaet dukungan partai yang baru mengikuti pemilu, yaitu Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora). Partai yang didirikan mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah dan Anis Matta, itu sudah beberapa kali bertemu dengan Prabowo Subianto.
Sekretaris Jenderal Gelora Mahfuz Sidik mengaku bahwa pertemuan dengan Prabowo berlangsung dalam sebulan terakhir. Seusai komunikasi itu, Gelora langsung berkoordinasi dengan pengurus di daerah. “Hasilnya, 38 pemimpin provinsi Gelora mendukung Prabowo. Kami akan deklarasi dalam waktu dekat,” ucap Mahfuz.
Sedangkan Partai Amanat Nasional, yang lebih awal mendekati koalisi Prabowo, kini mengulur deklarasinya. Sejumlah politikus PAN menyatakan partai mereka menunggu instruksi dari Jokowi untuk melabuhkan jangkarnya. Narasumber yang sama menyatakan Jokowi meminta Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tak buru-buru membuat deklarasi.
Menanggapi kabar itu, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menyebutkan partainya akan berkoalisi dengan siapa pun yang mau menerima Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara, sebagai calon wakil presiden. “Dari awal kami konsisten mengusung Erick,” katanya. Walau begitu, PAN masih mengkaji berbagai kemungkinan, termasuk mendukung Prabowo Subianto.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Septhia Ryantie dari Solo berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kawan Kecil Bos Hambalang"