Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cianjur - Gempa susulan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat masih terjadi. Warga terdampak gempa bumi takut kembali ke rumah dan memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian.
"Memilih tinggal di tenda lebih aman daripada kembali ke rumah. Karena masih ada gempa susulan. Khawatir kena reruntuhan," kata ketua Ujang Rahmat, Ketua RT 01 RW 01, Kampung Selaeurih, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Rabu, 24 November 2022.
Pantauan Tempo di Kampung Selaeurih, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, banyak rumah dan bangunan warga porak poranda. Sekira pukul 18.30 WIB, Selasa malam, 22 November 2022, terjadi gempa susulan yang cukup mengagetkan pengungsi.
"Kemarin, gempa susulan terjadi delapan kali," ujar Ujang.
Kampung Selaeurih terletak di dataran tinggi. Lokasinya cukup jauh dan cukup sulit dijangkau. Sejumlah posko di desa tersebut menampung banyak pengungsi. Mereka berlindung di tenda darurat yang dibangun seadanya.
Menggunakan terpal yang ditopang bambu, tenda darurat tersebut dihuni wanita dan anak-anak. Lantunan Tahlil dan doa terdengar dari dalam tenda.
"Mendoakan jenazah wanita hamil yang masih tertinggal di reruntuhan rumahnya," ujar Aceng, Ketua Posko 1, Selaeurih, Cigenang.
"Di Selaeurih, evakuasi memang belum sepenuhnya selesai," Aceng menambahkan.
Berdasarkan pendataan posko bencana Selaeurih, korban gempa bumi tercatat mencapai 750 orang. Sebanyak 350 orang luka-luka dan 20 orang luka berat. Adapun korban jiwa mencapai 26 orang. Salahsatunya adalah seorang bayi perempuan berumur 5 bulan.
HISYAM LUTHFIANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini