Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Perlawanan Kotak Kosong di Pilkada Wonosobo

Pasangan Afif-Akbar berfokus mempersiapkan hal yang harus dikerjakan jika memenangi pilkada.

12 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga memasang baliho ajakan memilih kotak kosong pada masa kampanye Pilkada serentak di pinggir jalan Wonosobo-Magelang Desa Candimulyo, Kretek, Wonosobo, Jawa Tengah, 7 Oktober 2020. ANTARA/Anis Efizudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Menjadi calon tunggal bukan berarti langkah Afif-Akbar mulus.

  • Calon tunggal Afif Nurhidayat-Muhammad Akbar diusung PDI Perjuangan, PKB, Golkar, NasDem, Demokrat, PAN, dan Hanura.

  • Dia khawatir transparansi di Wonosobo terganggu jika calon tunggal memenangi pilkada. Sebab, koalisi yang didukung banyak partai tersebut bakal berujung pada praktik politik transaksional, seperti membagi-bagikan proyek.

Fraksi Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, dan Perindo pada akhirnya tak mengusung calon untuk melawan Afif-Akbar. Dengan batas minimal sembilan kursi untuk mengajukan calon bupati dan wakil bupati, mulanya Gerindra dan PPP berniat membuat koalisi tandingan. Namun rencana koalisi tersebut kandas karena mereka tak sepakat memilih nama calon bupati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjadi calon tunggal bukan berarti langkah Afif-Akbar mulus. Sejumlah kelompok pendukung kotak kosong muncul di kabupaten yang berada di sekitar Gunung Sindoro tersebut. Contohnya, Barisan Pejuang Kotak Kosong atau Baju Koko, Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi, Relawan Kiai Walik Reborn, dan Relawan Perindo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua tim relawan Baju Koko, Khoirullah Al Mujtaba, mengatakan penetapan calon tunggal membuat pesta demokrasi di Wonosobo tak berlangsung sehat. "Demokrasi terkebiri karena ada monopoli satu pasangan calon," kata Khoirullah saat dihubungi Tempo, kemarin.

Dia khawatir transparansi di Wonosobo terganggu jika calon tunggal memenangi pilkada. Sebab, koalisi yang didukung banyak partai tersebut bakal berujung pada praktik politik transaksional, seperti membagi-bagikan proyek. Khoirullah berharap gerakan mendukung kotak kosong ini bisa menjadi sarana edukasi politik dan demokrasi bagi masyarakat Wonosobo. Khoirullah ingin masyarakat benar-benar paham akan hak dan kewajiban mereka dalam sebuah pesta demokrasi.

Menurut dia, jika masyarakat Wonosobo merasa tak sesuai dengan visi dan misi pasangan calon bupati Afif-Akbar, mereka bisa menyalurkan pilihan pada kotak kosong. "Memilih kotak kosong itu dijamin undang-undang. Kami muak dengan intrik politik. Kotak kosong lebih jujur," ujar dia. Khoirullah optimistis gerakan mendukung kotak kosong bakal diterima masyarakat Wonosobo. Ia pun mematok target kotak kosong meraih suara hingga 80 persen suara pemilih.

Adapun calon tunggal Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, juga optimistis mampu menang melawan kotak kosong. Ia menyebutkan visi, misi, dan program-programnya bisa diterima pemilih. "Kami ingin mewujudkan Wonosobo yang maju dan sejahtera," kata Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo periode 2019-2024 itu.

Afif tak khawatir dengan gerakan mendukung kotak kosong itu. Menurut dia, kondisi tak lazim ini butuh pendekatan khusus. Caranya, Afif mengedepankan politik lokal untuk mendekati masyarakat. Alih-alih memikirkan gerakan kotak kosong, Afif berfokus mempersiapkan hal yang harus dia kerjakan jika memenangi pilkada nanti.

Sejumlah pekerjaan rumah sudah menanti bupati dan wakil bupati baru Wonosobo, seperti memberantas kemiskinan, meningkatkan akses pendidikan, hingga membenahi infrastruktur. "Ada pasar tradisional yang terbakar, lalu ada beberapa pasar di tingkat kecamatan yang mangkrak," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Afif yakin pembangunan infrastruktur dan perbaikan pasar bisa meningkatkan nilai ekonomi di Kabupaten Wonosobo. Sebab, jika pasar tersedia dengan layak, roda perekonomian bisa melaju. Fokus lainnya, Afif berencana mempertahankan peraturan daerah tentang hak asasi manusia di Wonosobo. Perda ini mengatur toleransi antar-umat beragama dan penghayat kepercayaan. Di Wonosobo masih ada kelompok penghayat kepercayaan, di antaranya kalangan Aboge. Kabupaten ini ramah dan memberikan ruang untuk kalangan Syiah dan Ahmadiyah dalam menjalankan kepercayaannya.

Afif akan lebih mengoptimalkan kerja-kerja forum kerukunan umat beragama hingga tingkat kecamatan. Dia juga berencana mengoperasikan pura di Dataran Tinggi Dieng agar bisa digunakan untuk beribadah bagi wisatawan yang datang ke sana.

SHINTA MAHARANI | INDRA WIJAYA


Perlawanan Kotak Kosong di Pilkada Wonosobo

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus