Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Sosiolog UGM Sebut Tren Permainan Koin Jagat Akibat Tingginya Angka Pengangguran

Permainan koin jagat yang mirip dengan Pokemon Go sedang viral di media sosial, Ini pandangan Sosiolog UGM.

26 Januari 2025 | 07.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Giska memainkan aplikasi berburu harta karun Koin Jagat di Jakarta, 15 Januari 2025. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jagat maya dan ruang publik di Indonesia tengah diramaikan oleh fenomena Koin Jagat, sebuah permainan berbasis aplikasi yang mengajak penggunanya untuk berburu koin virtual di berbagai lokasi, khususnya di area publik. Iming-iming hadiah berupa uang tunai bagi para "pemburu koin" yang berhasil mengumpulkan koin-koin virtual tersebut telah memicu antusiasme yang luar biasa di masyarakat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fenomena Koin Jagat bukanlah hal yang sepenuhnya baru. Sebelumnya, demam Pokemon Go juga sempat melanda dunia, termasuk Indonesia, dengan mekanisme permainan yang serupa, yaitu memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) dan GPS untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Keberhasilan permainan semacam ini dalam menarik perhatian publik menunjukkan adanya kebutuhan dan ketertarikan masyarakat terhadap bentuk hiburan interaktif yang melibatkan aktivitas fisik dan iming-iming hadiah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Nurul Aini, memberikan pandangan sosiologisnya terkait fenomena Koin Jagat. Menurutnya, popularitas permainan ini tidak terlepas dari konteks sosial ekonomi masyarakat.

Tingginya angka pengangguran dan terbatasnya lapangan pekerjaan telah mendorong sebagian masyarakat untuk mencari alternatif penghasilan, meskipun melalui cara yang instan dan berisiko. Ketersediaan waktu luang dan akses internet yang semakin mudah juga menjadi faktor pendukung maraknya permainan ini.

"Literasi digital yang rendah menjadi salah satu faktor utama maraknya fenomena ini," kata  Aini. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap implikasi dan potensi negatif dari permainan daring, termasuk Koin Jagat, membuat mereka rentan terhadap adiksi dan eksploitasi. Selain itu, iming-iming hadiah uang tunai juga menjadi daya tarik yang sulit ditolak, terutama bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Aini juga menyoroti dampak negatif dari overstimulasi terhadap hiperrealitas yang ditawarkan oleh permainan semacam ini. Terlalu fokus pada dunia virtual dapat mengganggu interaksi sosial di dunia nyata. Individu cenderung mengabaikan lingkungan sekitarnya dan lebih memilih untuk berinteraksi dengan dunia digital. Hal ini dapat berdampak pada kualitas hubungan sosial dan kemampuan individu untuk beradaptasi di lingkungan sosial yang sebenarnya.

Aspek adiksi atau kecanduan juga menjadi perhatian serius. Kecanduan dalam konteks sosiologi merupakan sebuah problem sosial yang dapat memicu berbagai masalah lain, seperti kriminalitas, konflik sosial, dan masalah kesehatan mental.

Aini menjelaskan bahwa mekanisme permainan yang memberikan reward secara berkala dapat memicu pelepasan dopamin di otak, yang menimbulkan rasa senang dan adiktif. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berujung pada perilaku kompulsif dan merugikan individu secara material dan emosional. Ia mencontohkan beberapa problem sosial lain yang menyebabkan kecanduan seperti alkohol, judi, dan pinjaman online yang memiliki efek adiksi serupa.

Lebih lanjut, Aini menekankan pentingnya peran berbagai pihak dalam menanggulangi dampak negatif fenomena Koin Jagat. Pertama, pengembang permainan memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk menciptakan permainan yang aman dan tidak merugikan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan batasan usia, memberikan informasi yang jelas tentang risiko permainan, dan memastikan keamanan data pribadi pengguna.

Kedua, pemerintah sebagai regulator memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengendalikan peredaran permainan daring di Indonesia. Pemerintah perlu menyusun regulasi yang komprehensif untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif permainan daring, termasuk Koin Jagat. Regulasi ini harus mencakup aspek keamanan, privasi, dan perlindungan konsumen.

Ketiga, peningkatan literasi digital masyarakat merupakan hal yang krusial. Masyarakat perlu diedukasi tentang cara menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Literasi digital juga mencakup pemahaman tentang risiko dan potensi negatif dari permainan daring, serta cara mencegah dan mengatasi adiksi.

Keempat, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam mengawasi dan memberikan dukungan kepada individu yang rentan terhadap adiksi. Keluarga dan masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang suportif dan memberikan alternatif kegiatan positif yang dapat mengalihkan perhatian dari permainan daring.

"Apabila dirasa membahayakan, lebih baik untuk menghindari saja karena ini bukanlah sebuah prestasi kerja sehingga tidak selayaknya kita mengejar itu," kata Aini. 

Ia berharap dengan sinergi dari berbagai pihak, dampak negatif fenomena Koin Jagat dapat diminimalisir dan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara lebih bijak dan produktif. Fenomena ini harus dilihat sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi digital dan tanggung jawab bersama dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan bermanfaat bagi semua.

Putri Safira Pitaloka berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus